
Perumahan di Antang Makassar Banjir hingga Atap Imbas Cuaca Ekstrem 5 Hari
Banjir parah melanda Makassar akibat cuaca ekstrem, dengan ketinggian air mencapai 2 meter. Ribuan warga mengungsi, dan evakuasi terus dilakukan.
(detikFinance) 23/12/24 07:30 11088
Makassar -Banjir menerjang permukiman warga di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), imbas cuaca ekstrem selama 5 hari terakhir. Banjir terparah melanda wilayah Antang di Kecamatan Manggala dengan ketinggian air mencapai atap rumah.
Diketahui, banjir di Makassar turut dipicu hujan deras yang terjadi sejak 18-22 Desember 2024 sesuai peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG. Laporan terakhir dari BPBD Makassar, ketinggian banjir mencapai 2 meter di Kecamatan Manggala pada Minggu (23/12) pagi.
"Sampai saat ini (ketinggian air) sudah mencapai 2 meter, sampai di atap (rumah). Bahkan, sudah lebih 2 meter," ujar Koordinator Wilayah Manggala BPBD Makassar Akbar kepada detikSulsel pada Minggu (23/12/2024).
Di wilayah tersebut banjir membuat mobilitas warga terputus. Akses jalan terendam air hingga hanya bisa dilalui menggunakan perahu karet yang melakukan evakuasi.
"(Ada warga) terjebak di rumahnya. Setiap yang kita jemput itu sudah kita kontak memang, baik dari RT/RW, bahwa segera kita evakuasi," tuturnya.
![]() |
Tim BPBD Makassar secara berkala menyusuri wilayah terdampak banjir. Perahu karet berkeliling untuk memantau korban banjir yang membutuhkan evakuasi ke lokasi pengungsian.
"Sementara berjalan lagi anak-anak ini untuk menjemput. Kondisi air masih naik. Banyak rumah terendam di dalam itu," imbuh Akbar.
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan \'Danny\' Pomanto pun turun melakukan peninjauan ke lokasi banjir di Kecamatan Manggala pada Minggu (22/12) sore. Danny naik perahu karet menyusuri rumah yang terendam banjir yang ketinggian air mencapai atap di Blok 8 dan Blok 10 Perumnas Antang.
"Ini termasuk banjir yang cukup parah, cukup tinggi. Ini (banjir) yang kedua kali di awal musim penghujan ini, dan kita harus bersiap kalau ini bisa berlangsung berkali-kali," ungkap Danny kepada wartawan usai meninjau banjir.
Danny mengimbau warga untuk tetap mengantisipasi kemungkinan terburuk saat Makassar masih dilanda hujan. Dia mengaku kondisi ini turut terjadi di sejumlah kota di dunia.
"Sekarang di dunia tidak bertanya lagi kenapa banjir, karena orang sudah tahu banjir itu karena cuaca ekstrem. Sekarang bagaimana menangani banjir secara maksimal," tuturnya.
Danny mengaku sudah menerima laporan sejumlah warga korban banjir mulai terserang penyakit. Namun dia memastikan Pemkot Makassar sudah turun melakukan penanganan.
"Tadi saya melihat kondisi masyarakat alhamdulillah rata-rata dalam keadaan sehat, sistem kesehatannya ter-cover dengan baik. Rata-rata (korban banjir mengalami) ada gatal ada sedikit demam," ucap Danny.
Dia juga berharap agar warga terdampak banjir beralih ke lokasi pengungsian. Hal ini karena masih ada warga yang memilih bertahan di rumahnya masing-masing meski sudah seharusnya dievakuasi.
"Ini yang mesti hati-hati karena banyak orang tidak mengungsi, padahal protap kita membantu itu di pengungsian. Walaupun seperti itu, saya suruh kirim dokter ke beberapa rumah yang mereka tidak mau mengungsi," paparnya.
Kebutuhan logistik warga, baik makanan hingga obat-obatan di lokasi pengungsian pun dipastikan terpenuhi. Tim medis juga disiagakan di tiap lokasi untuk mengontrol kondisi kesehatan warga.
1.969 Warga Mengungsi di 4 Kecamatan
BPBD Makassar mencatat sebanyak 1.969 warga terpaksa mengungsi akibat banjir di empat kecamatan. Korban banjir yang mengungsi didominasi dari Kecamatan Manggala.
Berdasarkan data Tim Kaji Cepat BPBD Makassar hingga pukul 19.30 Wita pada Minggu (23/12), total 1.969 warga atau 515 kepala keluarga (KK) dievakuasi ke 28 titik pengungsian. Lokasi pengungsian tersebar di Kecamatan Manggala, Biringkanaya, Panakkukang, dan Tamalanrea.
Di Kecamatan Manggala, 893 warga mengungsi di 12 titik pengungsian baik masjid hingga sekolah. Di Biringkanaya tercatat 904 warga dievakuasi ke 12 titik pengungsian.
Sementara di Panakkukang, pengungsi mencapai 80 orang yang tersebar di 3 titik pengungsian. Di Tamalanrea, BPBD Makassar mencatat ada 92 orang mengungsi yang terpusat di 1 titik pengungsian.
Danny mengimbau masyarakat mengantisipasi potensi banjir susulan. Dia mengakui cuaca ekstrem masih mengancam warga di Makassar.
"(Imbauan) Pertama jagai anak ta\'. Anak mesti dijaga, sudah 3 anak-anak meninggal sekarang karena tidak dijaga, anak-anak masuk selokan, anak kena setrum, yang kedua jaga listrik di rumah," ucap Danny.
"Yang ketiga dokumen-dokumennya kita, yang keempat banyak di rumah. Kalau cuaca memburuk anak-anak tidak perlu sekolah, nanti diputuskan belajar di rumah saja," sambungnya.
Cuaca Ekstrem hingga 24 Desember
BMKG sempat mengumumkan peringatan dini cuaca ekstrem yang berlangsung sejak 18-22 Desember. Sejumlah wilayah di Sulsel termasuk Makassar dalam periode waktu itu terdampak hujan deras dan angin kencang.
Terbaru, BMKG Wilayah IV Makassar kembali merilis peringatan cuaca ekstrem hingga 24 Desember. Makassar dan wilayah sekitarnya berpotensi mengalami hujan lebat disertai petir/kilat.
Adapun wilayah terdampak, yakni Makassar, Sidrap, Soppeng, Parepare, Bone, Luwu Timur, Barru, Pangkep, Maros, Gowa, Takalar, Toraja Utara, Tana Toraja, Palopo, Luwu, Enrekang, Pinrang, Bantaeng, Bulukumba, dan Selayar.
"Peringatan dini cuaca potensi hujan lebat, angin kencang, dan potensi banjir/tanah longsor 3 harian di wilayah Sulawesi Selatan tanggal 22 Desember sampai dengan 24 Desember 2024 (berlaku 24 jam)," tulis BMKG dalam Instagram resminya, Minggu (22/12).
(sar/ata)#banjir-makassar #cuaca-ekstrem #antang-makassar #makassar-banjir #banjir-makassar-hari-ini #wali-kota-makassar #danny-pomanto #kota-makassar #berita-sulsel #pinrang #lokasi-banjir #antang-makassar-banjir #biringk