
Pantau Efek Makan Bergizi Gratis pada Siswa, Dispendik Banyuwangi Gandeng Puskesmas
Dispendik Banyuwangi, Jawa Timur, bakal menggandeng puskesmas untuk memantau hasil pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis setelah tahun ajaran baru. Halaman all
(Kompas.com) 17/02/25 19:40 30576
BANYUWANGI, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi, Jawa Timur, bakal menggandeng puskesmas untuk memantau hasil pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan pada Senin (3/2/2025).
Kepala Dispendik Banyuwangi, Suratno mengatakan, bidang terkait di Dispendik Banyuwangi bakal bekerja dengan puskesmas terdekat dengan tempat tinggal para penerima manfaat terkait hal tersebut.
Kemungkinan akan mulai diberlakukan setelah tahun ajaran baru. “Kita usul, bisa menugaskan tenaga kesehatan untuk memantau anak yang dapat MBG,” kata Suratno, di Banyuwangi, Senin (17/2/2025).
Para tenaga kesehatan akan memantau hasil dari pelaksanaan MBG yang berpengaruh pada siswa.
Indikatornya antara lain, penambahan tinggi badan, berat badan, peningkatan kecerdasan, hingga memantau kualitas makan para anak sehari-hari.
Pemantauan akan dilakukan selama satu tahun dengan evaluasi secara berkala untuk memastikan manfaat program MBG diterima para pelajar secara optimal.
“Kami akan mengawal bagaimana nantinya program ini berpengaruh pada kualitas belajar. Bisa jadi bagian riset,” tutur Suratno.
Sementara itu, pada minggu kedua pelaksanaannya, diurai Suratno, MBG di Banyuwangi telah mencakup 17 sekolah, mulai dari TK, SD, SMP, SMA, SLB, hingga pondok pesantren dengan total sajian 2.913 porsi.
Sebagai pengawas para penerima program MBG, Suratno mengatakan, pihaknya juga memberikan edukasi kepada para pelajar terkait pengenalan budaya makan sehat dan hidup bersih.
“Misalnya anak-anak bawa sendok tidak bersih dari rumah. Kita edukasi, setelah makan ada sesi cuci sendok bersama. Kita dampingi yang seperti itu,” ujar dia.
Sementara itu, dua minggu berjalan, pelaksanaan MBG yang awalnya terkendala jalur pendistribusian kini disebutnya mulai konsisten.
Namun, dia juga menggarisbawahi bahwa Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) perlu memantau terus hal tersebut agar pendistribusian makanan tidak sampai terlambat.
Dia meminta kesigapan SPPG agar makanan sudah sampai di sekolah, paling tepat sebelum jam istirahat atau saat jam istirahat berlangsung agar tidak mengganggu pelajaran.
Suratno juga meminta SPPG memastikan kesegaran sajian makanan saat tiba di tangan para pelajar penerima program yang mayoritas adalah anak-anak.
“Mudah-mudahan makanan selalu fresh. Kalau di mata anak tidak fresh, mereka tidak mau, terutama sayur-sayuran yang rentan. Karena program ini bisa berdampak positif untuk peningkatan gizi anak-anak,” tandas dia.
#dinas-pendidikan #banyuwangi #suratno #makan-bergizi-gratis