Maruarar Ungkap Prabowo Tak Ingin Ada Perumahan Eksklusif

Maruarar Ungkap Prabowo Tak Ingin Ada Perumahan Eksklusif

Menteri PKP Maruarar Sirait akan bangun perumahan non-eksklusif sesuai arahan Presiden Prabowo. Perumahan akan mencakup beragam latar belakang penghuni.

(detikFinance) 29/10/24 14:00 368

Jakarta -

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait akan membuat perumahan dengan berbagai macam latar belakang penghuni agar tidak bersifat eksklusif. Hal ini sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto yang tidak memperbolehkan adanya perumahan eksklusif.

"Saya dapat pesan tidak boleh lagi ada perumahan yang eksklusif dari Pak Prabowo. Jadi perumahan itu juga harus dari berbagai macam latar belakang," ujar pria yang akrab disapa Ara itu dalam Diskusi Tiga Juta Rumah di Auditorium PUPR, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (28/10/2024).

Ara mencontohkan perumahan yang tidak eksklusif, yakni bisa dari komposisi penghuni perumahan yang terdiri dari berbagai profesi. Ia pun akan menerapkannya pada perumahan yang bakal dibangun di atas tanah sumbangan miliknya di Tangerang.

Ara menyebutkan perumahan tersebut dapat diisi oleh Aparatur Sipil Negara (ASN), guru, dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

"Saya mulai dari diri sendiri sebagai menteri. (Tanggal) 10 November saya akan undang pengusaha. Saya berikan 2,5 hektare tanah saya di Tangerang. Dan yang membangun pengusaha yang lain, bangunannya dan juga isinya," ungkapnya.

"Mudah-mudahan 8 bulan lagi kita sudah bisa serahkan ke berapa ratus masyarakat di situ dan saya minta menjadi model. Nanti mungkin 10 persennya TNI berpenghasilan rendah, ASN berpenghasilan rendah, guru berpenghasilan rendah," tambah Ara.

Menurutnya, langkah tersebut merupakan awalan yang baik dalam membangun perumahan bagi masyarakat. Ia juga akan mengajar ahli komunitas dan pemberdaya komunitas untuk mewujudkan hal itu.

"Jadi ada ekosistem yang baik, ada berbagai macam suku agama yang ada di situ jadi tidak eksklusif. Jadi kita mau bikin (perumahan tidak eksklusif), ahli-ahli komunitas saya mau undang," imbuhnya.

"Jadi kita jangan hanya membangun fisiknya, tapi membangun ekosistemnya," sambungnya.

Untuk cara mencegah adanya perumahan eksklusif, Ara menjelaskan perlunya edukasi mengenai tujuan tidak dibolehkan hal tersebut. Ia mengatakan Indonesia merupakan negara dengan beragam latar belakang, sehingga perlu ditampakkan melalui perumahan.

"Kita mesti jelasin edukasi tujuannya apa. Orang-orang pintar bisa diedukasi, kan punya hati ya. Kenapa kalau nanti namanya eksklusif di Indonesia itu taman sari Indonesia itu berbeda agama, suku, etnis, itulah Indonesia kan begitu. Jadi kita justru harus punya filosofis itu yang kuat. Dan itu juga harus tampak dari perumahan-perumahan kita," katanya kepada awak media.

Selain menentukan komposisi profesi, ia juga mencontohkan cara agar ada keberagaman agama dalam suatu perumahan. Ia ingin perumahan membangun tempat ibadah untuk semua agama.

"Misalnya, saya akan coba minta tempat ibadah bagi semua umat beragama, saya mulai dari situ ya. Perumahan-perumahan itu ya kalau bisa ada masjidnya, ada gereja, ada pura, ada vihara. Jadi itu cara untuk suatu hal yang baik jadi nggak eksklusif," pungkasnya.

Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.

Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini




(dhw/zlf)

#tni #detikproperti #diskusi-tiga-juta-rumah #awalan #hektare #komunitas #presiden-prabowo #tangerang #kebayoran-baru #taman-sari-indonesia #edukasi #pkp #tiga-juta-rumah #perumahan #prabowo #gereja #subianto #prabowo

https://www.detik.com/properti/berita/d-7611628/maruarar-ungkap-prabowo-tak-ingin-ada-perumahan-eksklusif