
Skema Pembagian Makan Bergizi Gratis Selama Bulan Ramadhan
Kepala BGN Dadan Hindayana ungkap program makan bergizi gratis untuk siswa selama Ramadhan, termasuk mekanisme distribusi dan menu. Halaman all
(Kompas.com) 04/03/25 07:42 36815
JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyatakan bahwa pelaksanaan makan bergizi gratis (MBG) selama bulan Ramadhan akan disesuaikan dengan jumlah penduduk yang berpuasa di sebuah daerah.
MBG akan dibagikan pada saat pulang sekolah dan dibawa pulang untuk dinikmati saat berbuka puasa.
Hal ini tidak hanya berlaku bagi siswa Muslim saja, tetapi juga non-Muslim.
Dadan mengatakan, bahwa menu MBG yang akan dibagikan kepada siswa adalah makanan yang tahan hingga waktu berbuka.
“Contoh, telur, kurma, buah, susu, sayuran, kue kering fortifikasi, dan lain-lain,” kata Dadan, kepada Kompas.com, Minggu (2/3/2025).
Dadan juga memastikan bahwa pihaknya telah siap untuk pembagian MBG di bulan Ramadhan dan memastikan makanan tetap segar ketika dimakan saat berbuka.
Pihaknya telah menyesuaikan jenis makanan yang dibagikan agar tetap layak konsumsi saat waktu berbuka puasa.
“Kami usahakan semua makanan yang tahan lama, misalnya susu, telur, buah, kurma, dan kue kering. Hari ini kami juga sedang menguji sayuran yang bisa bertahan hingga 12 jam,” kata Dadan.
Evaluasi makanan
BGN juga melakukan evaluasi harian untuk mengantisipasi kemungkinan makanan basi.
Dadan bilang evaluasi ini mencakup pengawasan terhadap Satuan Pengelola Pengelolaan Gizi (SPPG), serta klarifikasi terhadap berbagai laporan yang beredar di media.
“Setelah makanan diberikan di pagi hingga siang hari, sorenya kami langsung evaluasi. Kami cek semua laporan, baik dari media maupun dari masyarakat, lalu kami kroscek dan klarifikasi,” ujar Dadan.
Menanggapi laporan terkait dugaan keracunan makanan yang basi di beberapa daerah, Dadan mengakui insiden tersebut sebagian besar terjadi karena mitra Satuan Pengelola Pengelolaan Gizi (SPPG) masih baru dan belum terbiasa menangani produksi makanan dalam jumlah besar.
“Rata-rata itu karena masih belum terbiasa. Jadi kami sekarang menyarankan, menginstruksikan kepada mitra yang baru-baru agar memulai program dari jumlah kecil,” ujar Dadan.
Dia menambahkan bahwa BGN telah melakukan evaluasi harian terhadap setiap SPPG yang terlibat dalam program MBG.
Menurutnya, penyebab utama makanan basi yang ditemukan di beberapa daerah adalah kurangnya pengalaman mitra dalam memasak dalam skala besar.
“Kami sudah melakukan kualifikasi dan evaluasi setiap hari. Masalah ini muncul karena SPPG baru belum terbiasa,” ujar dia.
“Ibu-ibu mungkin terbiasa memasak untuk 5-10 orang, tetapi memasak untuk lebih dari 1.000 orang itu butuh pembiasaan,” tambah Dadan.
MBG untuk siswa yang tak berpuasa
Dadan mengatakan, MBG akan dilaksanakan seperti biasa di daerah-daerah yang penduduknya banyak yang tidak berpuasa, tetapi menu MBG akan dibawa pulang di daerah yang penduduknya banyak berpuasa.
"Untuk tahap awal ini mekanismenya di daerah yang mayoritas puasa, makanannya (MBG) dibawa untuk buka," kata Dadan, di Jakarta, Senin (3/3/2025).
"Kemudian, untuk daerah-daerah yang nanti teridentifikasi lebih banyak yang tidak puasanya, pelayanannya akan normal seperti biasa," ujar dia.
Dadan mengatakan bahwa untuk mengakomodasi kebutuhan penerima manfaat yang berpuasa, mekanisme distribusi juga telah disesuaikan.
#program-mbg #makan-bergizi-gratis #ramadhan-2025 #dadan-hindayana #pembagian-makan-bergizi-gratis #pembagian-mbg-selama-ramadhan #makan-bergizi-gratis-di-ramadhan