Kala Bos BGN Singgung Timnas yang Sulit Menang Gara-gara Masalah Gizi

Kala Bos BGN Singgung Timnas yang Sulit Menang Gara-gara Masalah Gizi

Kepala BGN Dadan Hindayana punya pandangan kalau kualitas timnas sepakbola Indonesia punya korelasi dengan asupan gizi. Halaman all

(Kompas.com) 23/03/25 10:23 41196

KOMPAS.com - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana punya pandangan soal performa tim nasional (timnas) sepakbola Indonesia yang sulit menang dalam sejumlah laga.

Alasannya, kata Dadan, karena banyak masalah gizi di Indonesia dari usia anak-anak, remaja, hingga dewasa yang bisa dibilang kurang memenuhi kecukupan gizi yang layak.

Selama bertahun-tahun, performa timnas Indonesia yang berada di bawah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) sangat dipengaruhi kualitas asupan makanan.

“Jangan heran kalau PSSI sulit menang karena main 90 menit berat. Kenapa? Karena gizinya tidak bagus dan banyak pemain bola lahir dari kampung,” ujarnya, di Pendopo Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, dikutip dari Antara, Minggu (23/3/2025).

Namun kini, kualitas pemain Indonesia dianggap sudah agak baik, karena sekitar 17 orang merupakan produk naturalisasi yang telah memperoleh gizi baik di negara awal asal mereka seperti Belanda.

Dadan menilai, olahraga bukan hanya soal latihan semata, tetapi juga perihal kecerdasan dalam bermain dan membaca permainan lawan.

MBG jadi solusi

Menurut Dadan yang juga pakar serangga ini, melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG), pemerintah berharap ada perbaikan asupan gizi anak-anak di Indonesia.

Pihaknya mengharapkan bayi yang masih di dalam kandungan, balita, serta anak SD hingga SMA dapat diintervensi pemerintah agar mereka memiliki gizi baik dan dapat menjadi tenaga kerja produktif berkualitas dalam 20 tahun mendatang.

Saat ini, Indonesia disebut menghadapi situasi pertambahan penduduk yang sangat tinggi dengan rata-rata kelahiran 6 orang per menit atau 3 juta per tahun hingga total jumlah warga tanah air mencapai 280 juta jiwa.

Pada tahun 2045, ketika 100 tahun Indonesia merdeka, diperkirakan total penduduk hingga 324 juta.

Salah satu faktor sumber pertumbuhan penduduk berasal dari angka rumah tangga keluarga miskin dan rentan miskin.

Berdasarkan data, apabila ada 100 keluarga miskin, maka 78 keluarga memiliki anak tiga dan 12 keluarga anak dua. Jika 100 keluarga miskin dan rentan miskin digabungkan, maka 50 keluarga mempunyai 3 anak dan 50 keluarga sisanya memiliki dua anak.

“Di situ sumber pertumbuhan penduduk Indonesia dari dulu, sampai sekarang, dan yang akan datang. Jadi Pak Presiden gelisah, kalau kita tidak intervensi (dengan program Makan Bergizi Gratis), ini kelompok ini 60 persen tidak pernah melihat menu dengan gizi seimbang," ungkap Dadan.

"Kalau makan itu ada nasi, ada bala-bala, ada mi atau bihun, kerupuk, kecap ada semua karbohidrat. Itu sudah cukup bagi mereka bahagia, yang penting asal bisa hidup, dan 60 persen dari anak kelompok ini tidak pernah minum susu bukan karena tidak mau, tapi tak mampu minum susu,” ujarnya lagi.

Adapun pertumbuhan penduduk angka rumah tangga kalangan atas dan menengah dinilai tak memberikan pengaruh signifikan pertambahan penduduk.

“Jadi, kalau ada 100 orang keluarga kelas atas, itu 84 keluarga anaknya satu, 16 keluarga tidak punya anak, (lalu) kalau ada 100 orang kelas menengah, 12 keluarga anaknya dua, 88 anaknya satu,” kata Kepala BGN itu lagi.

Mimpi Prabowo

Untuk diketahui, sejak masa kampanye Pilpres 2024, Prabowo selalu menekankan bahwa program Makan Bergizi Gratis merupakan salah satu langkah strategis menuju Indonesia Emas 2045.

Prabowo menilai bahwa intervensi pemerintah terhadap 70 persen penduduk yang selama ini tidak mampu mengakses makanan dengan gizi seimbang bisa membantu menciptakan generasi emas.

Tercatat rumah tangga Indonesia terbagi menjadi lima kelompok yakni kelompok miskin, rentan miskin, menuju kelas menengah, kelas menengah, dan kelas atas, di mana tiga kelompok pertama merupakan rumah tangga yang masih rentan dalam pemenuhan kebutuhan gizi yang mencukupi.

Nah menurut prediksi Prabowo, populasi penduduk miskin ini akan terus bertambah karena gizi yang tidak mencukupi pada anak-anak dari keluarga miskin, kondisi inilah yang kemudian mendorong pemerintah perlu melakukan intervensi sehingga bisa memutus rantai kemiskinan.

Mantan Menteri Pertahanan ini menekankan bahwa semua anak pasti mendapatkan MBG hingga akhir 2025, meskipun tidak seketika. Karena, pemerintah akan menambah jumlah penerima manfaat secara bertahap.

"Saya yakin bahwa tahun 2025, akhir 2025, semua anak indonesia akan dapat makan bergizi. Tapi bahwa tidak bisa seketika ini secara fisik tidak mungkin," ungkap Prabowo saat kunjungan kerja ke Sumedang, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Pemberian MBG juga merupakan sarana edukasi membentuk kebiasaan anak untuk mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang sehingga dalam jangka panjang mereka menjadi generasi yang sehat dan melahirkan generasi yang sehat pula.

Di sisi lain, Prabowo juga mengakui, bahwa program MBG membutuhkan dana besar. Hal ini yang kemudian mendorong dirinya mengeluarkan instruksi efisiensi pada hampir seluruh kementerian/lembaga negara.

"Ini proyek sangat besar, tidak ringan, fisiknya tidak ringan. Tapi saya jamin dananya untuk semua anak-anak Indonesia yang makan,” terangnya.

#timnas #badan-gizi-nasional

https://money.kompas.com/read/2025/03/23/102348126/kala-bos-bgn-singgung-timnas-yang-sulit-menang-gara-gara-masalah-gizi