Banjir di Perumahan Maharta Tangsel, Warga: Kalau Boleh Nangis, Saya Nangis Batin

Banjir di Perumahan Maharta Tangsel, Warga: Kalau Boleh Nangis, Saya Nangis Batin

Warga Perumahan Maharta, Bambang (50) mengeluhkan banjir yang terjadi sebanyak tiga kali dalam satu bulan di Pondok Kacang, Tangerang Selatan. Halaman all

(Kompas.com) 07/04/25 14:56 43035

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Warga Perumahan Maharta, Bambang (50) mengeluhkan banjir yang terjadi sebanyak tiga kali dalam satu bulan di Pondok Kacang, Tangerang Selatan (Tangsel).

"Kemarin selama puasa sudah dua kali banjir dan sama ini jadi tiga kali," ujar Bambang saat ditemui di lokasi, Senin (7/4/2025).

Dia yang sudah tinggal di Perumahan Maharta sejak 1991 menyebut banjir bukan lagi hal yang bisa dihitung jari.

Pasalnya setiap hujan turun, warga di perumahan tersebut selalu dilanda banjir dengan ketinggian yang bervariasi.

Terakhir kali Minggu (6/4/2025), Perumahan Maharta terendam banjir dengan ketinggian 130 sentimeter.

Meski dia dan keluarganya berhasil menyelamatkan perabotannya dari banjir, namun tetap kondisi tersebut membuatnya khawatir akan terjadinya banjir susulan.

Terlebih air kali yang lebih rendah dibanding jalan, membuat aliran tak lancar.

Keberadaan tanggul justru memperparah situasi. Dulu, air bisa dialirkan manual dengan menjebol bagian saluran, kini tidak bisa lagi.

“Kalau boleh nangis, saya udah nangis batin. Setiap hujan, kami panik. Untungnya kemarin kami sudah antisipasi, barang-barang bisa diselamatkan,” kata dia.

Namun, kondisi berbeda dialami Samratuti (60), warga Maharta lainnya. Ia baru tiba di rumah usai mengunjungi mertuanya ketika banjir mulai masuk.

“Saya nyampe rumah air sudah semata kaki di jalan. Lama-lama naik drastis. Saya cuma sempat selamatkan bantal, sepatu. Kulkas, sofa, beras semua kerendam. Tipi untungnya nyantol di dinding,” ucapnya lirih.

Samratuti mengaku lelah. Ia merasa selama 30 tahun tinggal di Maharta, masalah banjir justru semakin parah dalam lima tahun terakhir, sejak jembatan baru dibangun.

“Dulu air ngalir, sekarang kayak wajan, airnya muter di sini. Pompa kecil, tandon enggak ada, normalisasi enggak jalan. Pemerintah mikirin perumahan elite, kita dibiarin," kata dia.

Warga Maharta bahkan sudah sempat mengusulkan solusi mandiri, seperti pengadaan pompa portable hasil patungan warga, karena merasa tidak bisa terus mengandalkan pemerintah.

“Sudah capek nerima janji. Kalau perlu kita bikin sendiri, kita cari solusi bareng warga,” jelas dia.

Dampak banjir bukan hanya pada kerusakan barang, tetapi juga berdampak dari segi waktu yang tersita karena harus terus-menerus membersihkan rumahnya sehingga tidak bisa kerja.

“Anak-anak nggak bisa kerja, rumah rusak, tiap hari was-was. Saya ke Tanah Abang aja takut, mikir rumah kebanjiran lagi atau enggak. Hidup jadi enggak tenang,” ungkap dia.

Dia berharap pemerintah bisa memperhatikan warga Maharta yang kerap kali terkena banjir setiap hujan.

Bahkan, ia meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel untuk memberikan mesin sedot untuk mengantisipasi terjadinya banjir.

"Harapannya, jangka panjangnya tolong dipikirkan kepada pemerintah kalau bisa dikeruk kalinya. Untuk jangka pendeknya, tolong kami dibagi untuk pompa dulu. Pompa yang bisa mengatasi emergensi. Bila ada pompa emergensi, secepatnya kami bisa kerja," ucap dia.

Sebelumnya, Komandan Peleton (Danton) Satgas BPBD Kota Tangerang Selatan, Dian Wiryawan, menyebut, ada 23 titik di Tangsel yang tergenang banjir.

"Sebagian besar genangan disebabkan oleh curah hujan yang cukup deras dan meluapnya aliran kali. Beberapa lokasi juga terdampak karena saluran drainase tidak mampu menampung debit air," ujar Dian saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin.

Salah satu titik banjir terparah terjadi di Perumahan Pondok Maharta, Kelurahan Pondok Kacang Timur.

Di sana, tinggi muka air (TMA) di lokasi tersebut mencapai sekitar 130 sentimeter dan berdampak pada 350 kepala keluarga (KK).

Sementara itu, Perumahan Taman Mangu di Jurang Mangu Barat juga terdampak dengan TMA antara 20 hingga 45 sentimeter. Sebanyak 200 KK terdampak di lokasi ini.

Dian menyebutkan, kondisi sebagian besar genangan saat ini sudah mulai surut, meski masih ada beberapa titik yang tergenang.

#banjir #keluhan-warga #tangerang-selatan #banjir-maharta

https://megapolitan.kompas.com/read/2025/04/07/14562101/banjir-di-perumahan-maharta-tangsel-warga-kalau-boleh-nangis-saya-nangis