Dari PAUD hingga SMA, 121 Siswa di PALI Sumsel Diduga Keracunan Makan Bergizi Gratis

Dari PAUD hingga SMA, 121 Siswa di PALI Sumsel Diduga Keracunan Makan Bergizi Gratis

Kasus dugaan keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali terjadi, kali ini di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan. Halaman all

(Kompas.com) 06/05/25 06:29 50468

KOMPAS.com - Kasus dugaan keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali terjadi, kali ini di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan.

Awalnya, sebanyak 64 siswa sekolah dasar dari lima kecamatan dilaporkan mengalami gejala keracunan, seperti pusing, mual, dan muntah setelah menyantap menu MBG yang telah diluncurkan sejak Februari 2025.

Namun, jumlah korban terus bertambah. Berdasarkan data terbaru dari Dinas Kesehatan Sumatera Selatan, total siswa yang terdampak telah mencapai 121 orang.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Sumsel, Dedi Irawan, menyatakan bahwa korban berasal dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari PAUD hingga SMA.

"Benar dugaan keracunan pangan MBG di Kabupaten PALI, laporan Dinkes ada 121 yang terdampak. Siswa itu mulai dari PAUD sampai SMA semua terdampak. Itu data berdasarkan laporan pada malam ini," ujar Dedi, Senin (5/5/2025).

Sebagian besar siswa mengalami gejala pada pukul 11.00 hingga 12.00 siang, sesaat setelah makanan dibagikan.

Hingga saat ini, 50 siswa telah diperbolehkan pulang, sementara sisanya masih dirawat di RSUD Talang Ubi, PALI.

Apa Tindakan Pemerintah dan Dinkes?

Menanggapi kejadian ini, Dinkes Sumatera Selatan telah mengambil langkah awal berupa pengambilan sampel makanan dan air dari dapur penyedia MBG untuk diperiksa di laboratorium.

“Sampel semuanya sudah diambil untuk dicek di lab,” kata Dedi.

Program MBG sendiri menyasar 3.000 siswa di wilayah tersebut dan merupakan bagian dari satuan pelaksana program pemerintah.

Dugaan keracunan ini menjadi sorotan, mengingat skala program yang besar dan menyentuh langsung anak-anak usia sekolah.

Wakil Bupati PALI, Iwan Tuaji, mengatakan kondisi siswa mulai membaik.

“Alhamdulillah, sekarang sudah landai dan sudah banyak pasien yang diperbolehkan pulang ke rumah,” ujarnya kepada wartawan.

Hingga saat ini, penyebab pasti dari dugaan keracunan masih belum bisa dipastikan. Pemerintah daerah masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.

“Kami lagi menunggu hasil pemeriksaan di laboratorium," kata Iwan.

Sementara itu, Bupati PALI Asgianto bersama Kapolres setempat tengah mengadakan rapat tertutup untuk mengevaluasi dan membahas langkah-langkah lanjutan.

Kapolres PALI AKBP Yunar Hotma Parulian Sirait juga menyampaikan bahwa pihak kepolisian masih mendalami kasus ini.

"Sementara untuk penyebabnya masih kami dalami terlebih dahulu," jelas Yunar.

Peristiwa ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan orangtua siswa. Sebagian siswa bahkan dilaporkan trauma dan enggan mengonsumsi makanan MBG kembali.

Beberapa laporan menyebutkan adanya temuan ulat pada makanan, meski belum dapat dipastikan apakah itu berkaitan dengan kasus keracunan.

Di sisi lain, pemerintah pusat menyatakan bahwa program MBG secara nasional memiliki tingkat keberhasilan 99,99 persen, dan kasus keracunan seperti ini hanya 0,005 persen.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bertambah Lagi, Siswa Diduga Keracunan MBG di Sumsel Capai 121 Orang".

#penukal-abab-lematang-ilir #mbg #makan-bergizi-gratis #program-mbg #kasus-keracunan-mbg

https://www.kompas.com/sumatera-utara/read/2025/05/06/062925688/dari-paud-hingga-sma-121-siswa-di-pali-sumsel-diduga-keracunan