
BGN Ungkap 2 Penyebab Utama Kasus Keracunan Makan Bergizi Gratis
Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkap ada dua penyebab utama keracunan pangan terkait makan bergizi gratis (MBG). Apa itu?
(detikFinance) 20/05/25 14:47 54529
Sleman -Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkap ada dua penyebab utama keracunan pangan terkait makan bergizi gratis (MBG). Kepala BGN Dadan Hindayana kemudian melakukan koreksi dan memperketat SOP.
"Jadi gini, kita sudah mendeteksi 2 penyebab utama gangguan pencernakan itu. Yang pertama bahan baku, yang kedua adalah processing. Nah itu penyebabnya," kata Dadan ditemui wartawan usai meresmikan SPPG Sambirejo, Prambanan, Sleman, Selasa (20/5/2025).
Dia mencontohkan beberapa kasus keracunan seperti yang pernah terjadi di Sukoharjo. Hal itu disebabkan karena gas untuk memasak habis sehingga ada jeda waktu yang membuat bahan makanan menjadi basi.
"Kemudian yang di Palembang itu tongkol ya, tidak semua orang mungkin bisa menerima itu. Kemudian pada saat prosesing, ada gangguan dalam prosesing. Jadi lebih banyak ke arah situ," katanya.
Dia kemudian melakukan pengetatan SOP. Pertama terkait bahan baku, Dadan menyarankan untuk bahan pangan yang rentan busuk agar dibeli per hari.
"Pertama adalah kita harus memastikan bahan baku itu dalam keadaan baik. Dan kalau bisa untuk bahan baku yang tidak tahan lama dibelinya per hari," ujarnya.
Kedua, waktu memasak mendekati jam distribusi MBG ke sekolah.
"Jadi beberapa SPPG itu masak dari mulai malam, bahkan jam 12 sudah masak sampai delivery. Nah itu kita pendekkan kalau bisa, waktunya kemudian hanya 2-3 jam sebelum delivery," katanya.
Kemudian yang ketiga, pada saat pengiriman waktunya harus disesuaikan antara pengiriman dengan waktu siswa menyantap MBG.
"Nah sesampainya di sekolah, ini ada kejadian juga makanya kita mengatakan sampai di sekolah harusnya langsung dikonsumsi. Ada acara di sekolah, sehingga tersimpan agak lama. Itu yang menimbulkan gangguan pencernaan juga. Jadi kita pun harus perketat itu," ujarnya.
Selain itu, sebelum dibagikan, dilakukan uji rasa, bau, penciuman, dan penglihatan.
"Kalau makanan yang dibawa itu sebelum dibagikan, di tes dan dalam keadaan kurang baik, batalkan pembagian. Karena seringkali dipaksakan," tegasnya.
Di sisi lain, BGN juga akan melakukan pelatihan ulang terhadap SPPG yang sudah lama beroperasi.
"Sehingga sekarang itu apa yang kita lakukan, setiap 2 bulan harus ada pelatihan ulang untuk penyegaran," ujarnya.
Pihaknya juga berupaya memastikan tidak ada lagi kasus keracunan pangan yang ditimbulkan usai menyantap MBG.
"Karena setiap kali ada orang yang mengalami gangguan pencernaan, kan ada yang tersakiti ya, ada yang merasa kesakitan, kemudian ada orang tua yang khawatir, dan ada juga kepercayaan publik yang tergerus. Jadi kita akan berusaha sebaik mungkin agar nol kejadian," pungkasnya.
(aku/apl)