
Nusron Bakal Spill Lokasi Tanah Telantar ke Pengembang Rumah MBR
Nusron Wahid akan segera mempresentasikan data lokasi tanah terlantar yang bisa dimanfaatkan pengembang untuk membangun rumah bagi MBR. Halaman all
(Kompas.com) 17/12/24 15:00 9565
JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) mencatatkan luas tanah terindikasi terlantar di Indonesia mencapai 854.662 hektar.
Dari luas tanah tersebut, 79.925 hektar akan dimanfaatkan untuk membangun pemukiman bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Menteri ATR/Kepala BPN Nusron Wahid berjanji segera mempresentasikan data lokasinya kepada asosiasi pengembang perumahan seperti Real Estate Indonesia (REI), Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) dan Himpunan Pengembangan Permukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra).
“Saya sudah janji pada teman-teman di REI, Apersi dan Himperra, kita ketemu bulan Februari atau awal maret saya akan presentasikan letak 79.925 hektar itu dan peta topografinya seperti apa,” ujar Nusron seperti dalam Dialog Solusi Pendanaan Program 3 Juta Rumah, Senin (16/12/2024).
Data tersebut bisa dimanfaatkan untuk menilai apakah lokasi tanah terlantar yang ada layak digunakan untuk membangun rumah bagi MBR.
“Jadi apakah sesuai atau tidak digunakan untuk (membangun-red) rumah MBR semuanya terserah kepada teman-teman pengembang dan Kementerian PKP,” jelasnya.
Dikatakan, tugas Kementerian ATR/BPN hanyalah menyajikan informasi untuk kepentingan pemukiman termasuk untuk Program pembangunan 3 juta rumah.
Selain untuk kepentingan permukiman, tanah terindikasi terlantar di Indonesia juga digunakan untuk Program Nasional seperti tanaman pangan seluas 209.780 hektar.
Peruntukan lainnya yakni bagi pelaksanaan program transmigrasi dan redistribusi tanah seluas 564.957 hektar.