Keributan di Perumahan Rayyan Residence Magelang viral. Dalam kejadian itu, tiga orang termasuk dua anggota TNI dilaporkan menjadi korban. [819] url asal
Video yang menunjukkan keributan di Perumahan Rayyan Residence Magelang viral di media sosial. Seorang sekuriti dan dua tentara dilaporkan menjadi korban.
Peristiwa itu terjadi di dekat pos penjagaan Perumahan Rayyan Residence, Minggu (23/3/2025) pukul 15.30 WIB. Dalam video yang juga diunggah akun Instagram @berita.magelang terlihat keributan melibatkan sejumlah orang terjadi di perumahan tersebut.
Salah satu orang nampak membawa golok dan menyerang beberapa orang di lokasi. Pembawa golok juga sempat mengejar salah satu orang di sana.
"telah terjadi peristiwa penganiayaan/pembac0k4n di Perumahan Rayyan Residence Desa Bondowoso Kec.Mertoyudan yang dilakukan oleh pelaku "BW" terhadap warga Perum Rayyan Residence," tulis akun tersebut seperti dilihat detikJateng, Senin (24/3). Ditulis juga jika kedua korban merupakan anggota TNI.
Ketua RT Rayyan Residence, Jarwoko, saat dimintai konfirmasi membenarkan kejadian itu. Dia menyebut dua korban berdinas di Akademi Militer (Akmil).
"Kalau kronologi kejadian, kami pun tidak tahu persis. Jadi kami hanya ditelepon pada saat kejadian ada salah warga yang menghubungi kami," kata Jarwoko kepada wartawan, Senin (24/3).
"Pelaku katanya namanya BW. Kami juga kurang paham hilang kapan (kunci), kejadiannya di mana kami tidak tahu persis," sambung dia.
Dia mengatakan dua warganya yang menjadi korban ialah Khoiri dan Ramadan. Dia menyebut keduanya tengah melerai keributan tersebut.
"Kebetulan warga kami, dua orang itu bertempat tinggal di Rayyan di dinasnya di Akademi Militer. Kedua korban itu sebenarnya ingin melerai apa sih permasalahannya dan menanyakan ada apa sebenarnya," katanya.
Terkait kejadian tersebut, Kapolresta Magelang, Kombes Herbin Garbawiyata Jaya Sianipar, mengatakan pelaku saat ini sudah diamankan dan akan diproses sesuai prosedur yang berlaku.
"Untuk detailnya Pak Kasat Reskrim yang akan rilis. (Ada berapa diamankan) Nanti kita rilis, yang jelas untuk pelaku itu lebih dari satu orang dan sudah kita amankan," kata Herbin.
Pelaku diamankan subuh tadi. Saat ini, pihaknya masih melakukan pemeriksaan intensif kepada yang bersangkutan.
"Ini sedang pemeriksaan intensif seperti motifnya sedang didalami, kita sampaikan," ujarnya.
"(Korban) Korban sejauh ini tiga orang. (Korban 1 sipil dan 2 TNI) Betul (dari Akmil) Iya warga kompleks yang memang dimintai bantuan oleh pengamanan swakarsa (penjaga)," pungkasnya.
Cerita Korban
Petugas keamanan perumahan yang juga jadi korban, Budiono (54), mengaku awalnya dirinya sempat dicegat oleh suami istri yang membawa parang dan menanyakan kunci motornya.
Saat itu, dia juga melihat bendera perumahan jatuh berhamburan yang dia duga sengaja dijatuhkan.
Salah satu korban penganiayaan Budiyono (54) yang terluka di kepalanya saat ditemui di rumahnya Ngledok, Bondowoso, Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Senin (24/3/2025). Foto: Eko Susanto/detikJateng
"Tidak ada angin, tidak ada hujan kok bendera sana jatuh bertaburan (di jalan). Terus di bawah ada suami istri nyegat saya (bawa) parang. Tanya sama saya, apakah lihat yang nyopot kontak (kunci motor). Saya bilang nggak tahu," kata Budiyono saat ditemui di rumahnya Ngledok, Bondowoso, Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
Menurutnya, orang tersebut tidak terima. Keduanya disebut mencari orang yang mencopot kunci motornya.
Setelah membuang sampah, pihaknya kemudian menelepon Ketua RT Rayyan Residence. Pihaknya memberikan informasi jika bendera-bendera perumahan berhamburan dan ada suami istri yang mencari jamur menanyakan kuncinya hilang.
Saat itu, ada empat warga Rayyan yang turut datang ke lokasi. Namun, orang yang kehilangan kunci motornya itu justru memanggil teman-temannya.
"Saya menunggu di Rayyan (pos), sama Pak RT di-share grup (WA) ternyata warga Rayyan datang empat orang. Yang kehilangan kunci memanggil teman-temannya dan berdamai 4 orang," ujarnya.
Setelah teman-temannya datang kurang lebih 15 orang. Hingga akhirnya terjadinya penganiayaan yang diduga dilakukan BW dengan sajam jenis parang. Akibatnya ada tiga orang yang terluka.
"Saya (kena) bacokan kepala sama pundak. Terus Pak Khoiri (luka) telinga, Pak Ramadan. Saya dibacok terus lari, saya nggak tahan sama darahnya (mengucur di kepala)," katanya.
"Saya melompat beteng (tembok perumahan) 2,5 meter. Saya lari ke warga sebelah (dilarikan ke RSUD Merah Putih)," ujar dia.
Akibat bacokan tersebut, pihaknya mendapatkan jahitan di kepala. Selain itu, tangan kanan dan pundaknya terluka.
"Ini dijahit dalam sama luar. Karena ini sangat dalam. Saya dibius nggak tahu sama sekali, yang penting merasakan sakit-sakit tetap saya rasakan," katanya seraya menyebutkan pulang dari RS sekitar pukul 20.00 WIB.
Badan Gizi Nasional (BGN) menyatakan tengah melakukan uji coba ketahanan makanan untuk persiapan program makan bergizi gratis (MBG) selama bulan puasa. [204] url asal
Badan Gizi Nasional (BGN) menyatakan tengah melakukan uji coba ketahanan makanan untuk persiapan program makan bergizi gratis (MBG) selama bulan puasa.
Kepala BGN, Dadan Hindayana, menuturkan skema pemberian MBG akan dimodifikasi selama bulan ramadan.
Biasanya, pemberian MBG selama ini terdiri dari makanan segar yang dikirim ke sekolah. Sementara itu, sepanjang bulan puasa MBG bakal menyiapkan makanan tahan lama untuk disantap kala berbuka.
"Contohnya telur, susu, kemudian buah. Ringan modifikasi dan kami sedang mencoba agar ada sayur yang bisa dimakan mereka di sore hari," kata Dadan di Kompleks Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah, Kamis (27/2).
"Dan kami sedang melakukan uji coba ketahanannya. Apakah bisa tahan selama 8 jam. Nanti kalau sudah tahan dan sudah sukses kami sampaikan," sambungnya.
Dadan mengatakan anak-anak akan dibekali kantong untuk membawa makanan ke rumah. Kantong itu harus dibawa keesokan harinya untuk diisi makanan kembali. Menurutnya, metode ini melatih anak-anak agar disiplin dan taat.
"Satu anak akan mendapatkan dua kantong, besoknya yang kosong dibawa dan yang isi dibawa pulang. Sehingga program ini tidak menimbulkan permasalahan sampah baru," ungkapnya.
Sementara bagi murid yang tak berpuasa selama Bulan Ramadan tetap bisa menikmati program MBG. Mereka bisa secara sembunyi-sembunyi makan di sekolah atau dibawa pulang ke rumah masing-masing.