Anggaran Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) mengalami efisiensi hingga tersisa Rp 1,6 triliun. Kendati demikian, Kadin Indonesia ingin berkolaborasi dengan Kementerian PKP untuk membantu wujudkan Program 3 Juta Rumah.
Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya N Bakrie meyakini target 3 juta rumah dapat tercapai dengan adanya kolaborasi. Ia menyebut akan ada program unggulan Kadin dengan pengusaha pemula dan menengah untuk mendukung program tersebut.
"Tentu tidak mudah angkanya sangat besar 3 juta, tapi di sinilah Kadin sebagai kamar dagang dan industri mesti memikirkan untuk kepentingan masyarakat luas. Tentu dengan memikirkan negara tetapi juga membuat industrialisasi supaya para pengusaha bisa menjadi besar juga," ujar Anin usai forum diskusi di Menara Kadin Indonesia, Kamis (7/2/2025).
Menurutnya, menyediakan akses perumahan untuk masyarakat adalah yang terpenting dari segi korporasi. Hal itu juga akan sangat baik bila dapat dibarengi dengan memperhatikan dari segi environmental, social and governance (ESG).
Anin menambahkan yang paling penting dalam mewujudkan program ini adalah berinovasi dari sisi pendanaan dari sisi pembiayaan dan lahan. Begitu juga dengan mengurangi proses birokrasi.
"Kadin ingin bekerja sama dengan Kementerian PKP Pak Ara supaya kita bisa memberikan masukan, tapi yang paling penting masukan yang bisa diimplementasi," ucapnya.
Sementara itu, Menteri PKP Maruarar Sirait (Ara) mengungkapkan pembangunan Program 3 Juta rumah memiliki tantangan dari segi lahan dan pembiayaan. Ia mengungkapkan terdapat banyak lahan tersedia dari lembaga-lembaga pemerintah.
Ara menyebutkan terdapat lahan milik Kementerian Sekretariat Negara di Kemayoran, sekitar Senayan, dan Kalimantan. Kemudian, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) memiliki 77 hektare lahan yang bisa digunakan. Lalu, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan mempresentasikan potensi tanah.
"Ada dari BUMN, saya akan undang teman-teman dari Kadin, karena menurut saya BUMN juga harus mendorong teman-teman pengusaha dari Kadin untuk berperan serta. Jadi presentasi untuk acara, mempresentasikan potensi-potensi tanah BUMN supaya bisa bekerja dengan swasta," katanya.
Sebelumnya, Kementerian PKP mengalami efisiensi anggaran untuk tahun 2025 dari yang sebelumnya Rp 5.274.391.058 menjadi Rp Rp 1.613.296.058. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Komisi V DPR RI Lasarus.
"Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman, APBN tahun 2025 pagu semula sebesar Rp 5.274.391.058.000 mengalami efisiensi sebesar Rp 3.661.095.000.000. Maka APBN tahun 2025 Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman setelah mengalami efisiensi menjadi Rp 1.613.296.058.000," katanya dalam rapat kerja dengan pemerintah dan rapat dengar pendapat dengan Kepala BMKG dan BNPP/Basarnas, Gedung DPR, Jakarta.
Lasarus mengatakan, pembahasan terkait program kementerian yang akan dilaksanakan setelah adanya efisiensi anggaran akan dilakukan dalam rapat mendatang.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mengungkapkan, rencana anggaran perumahan pada 2025 sebesar Rp5,07 triliun. "Bayangkan ... [352] url asal
Bayangkan ini anggaran kami Rp5,07 triliun pada 2025. Diminta membangun, berapa banyak rumah? Tiga juta rumah. Kalau 2024, anggarannya berapa? Rp14,68 triliun,
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mengungkapkan, rencana anggaran perumahan pada 2025 sebesar Rp5,07 triliun.
"Bayangkan ini anggaran kami Rp5,07 triliun pada 2025. Diminta membangun, berapa banyak rumah? Tiga juta rumah. Kalau 2024, anggarannya berapa? Rp14,68 triliun," ujar Maruarar Sirait dalam acara Diskusi 3 Juta Rumah bersama pemangku kepentingan di Jakarta, Senin.
Dia menambahkan bahwa total anggaran 2025 sebesar Rp5,07 triliun tersebut sudah termasuk alokasi untuk Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk 2025 sekitar Rp1,2 triliun.
Dalam menjalankan Kementerian PKP, Maruarar mengusulkan empat direktur jenderal (dirjen). Pertama, dirjen yang mengurus perumahan di perdesaan, kemudian dirjen perumahan perkotaan, dirjen terkait kawasan permukiman, dan dirjen lainnya.
"Tadi sudah saya revisi, ada empat dirjen yang membantu saya, saya tidak mau ribet, Pak Presiden Prabowo tugaskan saya, kurang lebih jutaan rumah, jadi nanti ada dirjen mengurus (perumahan) desa, ada dirjen mengurus (perumahan) kota. Di bawahnya itu segala sesuatu, perencanaannya, apanya, semua ada di bawah. Jadi dia satu dirjen, selesai urusannya di situ. Jangan terlalu banyak lagi lintas-lintas ke sana-ke situ. Kita birokrasi membuat mudah, membuat jelas dan jangan membuat sulit. Jadi ada dirjen nanti urusan desa kemudian kota, satu dirjen itu urusannya dari atas sampai bawah," kata Maruarar.
Ia meyakini bahwa usulan Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Kementerian PKP tersebut lebih bersih, simpel dan bisa diakses publik.
"Saya juga akan membuat, mengusulkan, terus terang saja, SOTK-nya sudah sampai di istana, saya sudah minta kepada Pak Presiden Prabowo, kasih kesempatan saya lima hari ini, mengusulkan SOTK yang kami yakini lebih bersih, lebih simpel, dan lebih bisa diakses publik," katanya.
Sebagai informasi, Menteri PKP Maruarar Sirait terus mengkampanyekan semangat gotong royong membangun rumah untuk rakyat dalam program pembangunan 3 juta unit rumah.
Menurut dia, anggaran pemerintah untuk membangun rumah itu sangat minim. Dirinya ingin mendorong semangat dari semua pihak baik pemerintah pusat, pemerintah daerah dan sektor swasta untuk mensukseskan program 3 juta rumah.