TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Banjir yang merendam Perumahan Maharta, Pondok Kacang, Tangerang Selatan (Tangsel), telah surut pada Senin (7/4/2025).
Pada Minggu (6/4/2024), air sempat mennggenang setinggi 130 centimeter (cm). Kini, tersisa endapan lumpur dan tumpukan sampah di ruas jalan perumahan tersebut.
Pengamatan Kompas.com di lokasi Senin siang, warga terlihat sibuk membersihkan lumpur dan sampah yang masuk ke rumah mereka.
Warga bergotong-royong membersihkan sisa-sisa banjir menggunakan alat-alat kebersihan, seperti serokan air, serokan sampah, kain pel, bahkan selang untuk menyemprot endapan lumpur.
Ada juga yang mengumpulkan sampah seperti botol plastik dan styrofoam pembungkus makanan.
Selain itu, terlihat sampah kayu menumpuk di pinggir kali Perumahan Maharta. Sampah-sampah itu lantas dimasukkan dalam kantong plastik dan dikumpulkan di satu titik tidak jauh dari kali.
Bambang (50), penjual pecel lele di area Perumahan Maharta mengaku kesal dengan banjir yang berulang kali terjadi di wilayah tersebut.
Dalam satu bulan saja, terhitung sejak Maret 2025 hingga saat ini, sudah tiga kali banjir merendam Perumahan Maharta.
"Kemarin selama puasa sudah dua kali banjir dan sama ini jadi tiga kali," ujar Bambang.
Terbaru, banjir terjadi pada Minggu (6/4/2024) selama pukul 17.30 WIB dan baru surut pada Senin (7/4/2025) pukul 03.00 WIB.
Beruntung, Bambang sudah lebih dulu mengevakuasi seluruh perabotan di rumahnya sehingga tidak ada yang terkena banjir, termasuk barang elektronik.
"Enggak ada yang terendam karena kita sudah antisipasi. Tinggal dibersihin. Mudah-mudahan membawa berkah. Amin," jelas dia.
Berbeda dengan Bambang, warga Perumahan Maharta lainnya, Samratuti (60) tak mampu menyelamatkan perabotannya di lantai satu rumah.
Sebagian perabotan seperti kulkas, sofa, spekaer, meja, pajangan, hingga beras milik Samartuti terendam banjir.
"Beras dan minuman jadinya dibuang sama kita," jelas dia.
Samratuti pun merasa kesal dengan banjir yang terus menggenang setiap kali hujan turun.
"Tempat kulkas itu sudah sengaja saya tinggikan, terus saya juga sengaja membuat tanggul sendiri di rumah tapi tetap kena banjir," jelas dia.
Oleh sebab itu, ia berharap, pemerintah bisa memperhatikan warga Perumahan Maharta yang kerap kali jadi korban banjir.
"Harapannya, jangka panjangnya tolong dipikirkan kepada pemerintah kalau bisa dikeruk kalinya. Untuk jangka pendeknya, tolong kami dibagi untuk pompa dulu, pompa yang bisa mengatasi emergency. Bila ada pompa emergency, secepatnya kami bisa kerja," ucap dia.
Sebelumnya, Komandan Peleton (Danton) Satgas BPBD Kota Tangerang Selatan, Dian Wiryawan, menyebut, ada 23 titik di Tangsel yang tergenang banjir.
"Sebagian besar genangan disebabkan oleh curah hujan yang cukup deras dan meluapnya aliran kali. Beberapa lokasi juga terdampak karena saluran drainase tidak mampu menampung debit air," ujar Dian saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (7/4/2025).
Salah satu titik banjir terparah terjadi di Perumahan Pondok Maharta, Kelurahan Pondok Kacang Timur.
Di titik tersebut, tinggi muka air (TMA) mencapai 130 sentimeter dan berdampak pada 350 kepala keluarga (KK).
Sementara itu, Perumahan Taman Mangu di Jurang Mangu Barat juga terdampak dengan TMA antara 20 hingga 45 sentimeter. Sebanyak 200 KK terdampak di lokasi ini.
Dian menyebutkan, sebagian besar genangan saat ini sudah mulai surut, meski masih ada beberapa titik yang tergenang.