Jakarta -
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menekankan agar PT Perum Perumnas membangun perumahan bertingkat alih-alih rumah tapak. Menurutnya, pemetaan bangunan harus akurat lantaran ketersediaan tanah terbatas di Indonesia.
Tanah yang terbatas itu terdapat lahan produktif seperti pertanian dan kawasan hutan yang dilindungan. Apalagi, ada kawasan industri yang meningkat selaras dengan dorongan investasi.
"Selalu saya tekankan ke Perumnas kita jangan terjebak landed house lagi karena ingat 70 persen wilayah Indonesia itu laut, kita hanya 30 persen darat," dalam konferensi pers di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Selasa (21/1/2025).
Tak terbatas di perkotaan, ia juga mengatakan sudah ada business model di Perumnas, sehingga membangun perumahan di kawasan lainnya berupa bangunan bertingkat.
"Jangan terpikir gara-gara ini titiknya di sebuah tempat yang mungkin tidak diperkotakan kita tidak bangun yang namanya tentu perumahan yang bertingkat," katanya.
Selain itu, Erick juga menekankan agar perumahan bertingkat harus memiliki infrastruktur dan utilitas yang memadai. Mulai dari jalan, listrik, hingga air harus tersambung ke perumahan tingkat tersebut. Hal itu dipastikan bekerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah.
Erick mengaku beberapa kali melihat di daerah, perumahan yang dibangun oleh Perumnas tidak dibukakan akses jalan. Ia tak ingin hal itu terulang kembali.
"Semua penugasan harus transparan, dan komitmen dari masing-masing yang menugaskan juga harus tertera black and white kapan jalannya ditembuskan kapan tentu kita support listrik dan lain-lain. Jadi benar-benar good corporate governance-nya kita jaga, bukan hanya bangun-bangun hanya visual hanya penampakan, nggak mau, itu yang kita tentu perbaiki dari Perumnas," tutur Erick.
Kemudian, Erick juga mendorong Program 3 Juta Rumah dengan pengadaan perumahan berbasis transit oriented development (TOD). Salah satunya dengan membangun perumahan dekat bandara untuk mengakomodasi pekerja di tempat tersebut.
Menurutnya, hal tersebut dapat meningkatkan percaya diri masyarakat untuk memiliki rumah dengan akses mumpuni ke transportasi publik. Ia mencontohkan pembangunan perumahan bisa di kawasan Batuceper ataupun hunian di antara pusat kota dengan bandara lainnya.
"Kita juga tadi bisa bangunkan fasilitas perumahan yang lebih dekat dari airport, juga mengurangi beban transportasi mereka. Ini ekosistem yang kita harus dukung, antar perumahan dan transportasi ini menjadi sebuah kesatuan solusi," imbuhnya.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(dhw/das)