Video TNI AD: Lokasi Pemusnahan Amunisi di Garut Jauh dari Permukiman Warga
TNI AD tengah menyelidiki penyebab ledakan saat pemusnahan amunisi di Garut. TNI AD memastikan, lokasi pemusnahan amunisi tersebut jauh dari permukiman warga. [123] url asal
#garut #tni-ad #ledakan-di-garut #ledakan-amunisi #pemusnahan-amunisi-di-garut #cibalong #bksda-kabupaten-garut #wahyu-yudhayana #kecamatan-cibalong #korban #ledakan #tni #tni-ad #amunisi #kepala #brigjen-tni #angkata
(detikFinance) 12/05/25 19:11
v/52386/
Jakarta - TNI Angkatan Darat (AD) tengah menyelidiki penyebab ledakan saat pemusnahan amunisi di Kecamatan Cibalong, Garut. TNI AD memastikan, lokasi pemusnahan amunisi tersebut jauh dari permukiman warga.
"Lahan yang digunakan untuk penghancuran munisi afkir tersebut adalah lahan milik BKSDA Kabupaten Garut yang sudah rutin digunakan untuk memusnahkan munisi afkir dan lokasinya jauh dari permukiman warga," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat, Brigjen TNI Wahyu Yudhayana dalam keterangannya, Senin (12/5/2025).
Wahyu mengatakan, tim TNI AD tengah mencari tahu penyebab amunisi tersebut meledak. TNI juga ingin mengetahui kenapa ada warga sipil di lokasi peledakan.
"Penyebab dari kejadian tersebut masih dalam tahap penyelidikan oleh tim TNI AD. Termasuk terkait dengan korban sipil," tambah Wahyu.
(/)
30 Menit Menegangkan Evakuasi Buaya Masuk Permukiman Warga di Pangkep
Seekor buaya 4 meter masuk permukiman di Pangkep, Sulsel. Evakuasi oleh Damkar berlangsung 30 menit. Warga diimbau hindari area sungai. [452] url asal
#pangkep #buaya #dinas-pemadam-kebakaran #buaya-muara #buaya-4-meter #sulawesi-selatan #sungai-desa-manakku #serangan #petugas #kolong #sungai #kabupaten-pangkep #bksda-sulsel #pemadam #damkar-pangkep #dinas-pemadam
(detikFinance) 29/04/25 08:15
v/48317/
Pangkep - Seekor buaya berukuran 4 meter masuk ke permukiman warga di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel). Proses evakuasi buaya muara oleh Petugas Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Pangkep berlangsung menegangkan selama kurang lebih 30 menit.
Peristiwa itu terjadi di Kampung Kokoa, Desa Manakku, Kecamatan Labakkang, Senin (28/4) sekitar pukul 06.00 Wita. Buaya itu awalnya masuk ke kolong rumah warga kemudian lari ke areal persawahan.
"Awalnya di rumah warga, di kolong rumah tapi karena kaget dia lari ke sawah. Buaya tersebut ditangkap di sawah," ujar Koordinator Lapangan (Korlap) Damkar Pangkep, Hizbul Wathan kepada wartawan, Senin (28/4/2025).
Hizbul mengatakan sebanyak 9 personel Damkar dikerahkan ke lokasi. Petugas Damkar menggunakan alat seadanya dan buaya tersebut melakukan perlawanan.
"Ada 9 orang yang menangkap buaya. Kita pakai alat seadanya, pakai tali," katanya.
Dia mengungkapkan buaya tersebut berhasil ditangkap setelah kurang lebih 30 menit. Hizbul memastikan tidak ada petugas Damkar yang terluka akibat serangan buaya tersebut.
"Cukup agresif, buayanya melawan," kata Hizbul.
Proses evakuasi buaya tersebut menjadi tontonan warga. Sejumlah warga nekat mendekati lokasi dan buaya yang membuat petugas Damkar terganggu.
"Banyak sekali warga. Kendalanya di situ ada juga yang nekat mau dekati buaya," imbuhnya.
Pihak Damkar rencananya menyerahkan buaya tersebut ke BKSDA Sulsel untuk disimpan di penangkaran. Pihaknya tengah berkoordinasi dengan BKSDA.
"Akan diserahkan ke BKSDA. Ini sementara kita tunggu," kata Hizbul.
Warga Diimbau Hindari Area Sungai
Hizbul mengatakan dari laporan warga buaya memang kerap muncul di Sungai Desa Manakku. Warga menyebut ada 8 ekor buaya di sungai tersebut.
"Menurut laporan warga ada sekitar 8 ekor buaya di sana," katanya.
Ia pun mengimbau warga untuk menghindari beraktivitas di sekitar sungai karena buaya yang kerap berpindah-pindah. Dia juga berharap agar warga segera melaporkan ke Damkar jika melihat kemunculan buaya.
"Kami imbau hindari beraktivitas di sekitar sungai dan kalau melihat buaya segera laporkan ke kami," pungkasnya.
(hsr/ata)
Damkar Parepare Evakuasi Ular Berbisa Black Boiga Masuk Rumah Warga
Damkar Parepare evakuasi ular Black Boiga berbisa berukuran 1,5 meter dari permukiman warga. Warga diimbau melapor jika menemukan hewan berbahaya. [449] url asal
#damkar-parepare #ular-berbisa #black-boiga #ular-berbisa-di-parepare #parepare #sulawesi-selatan #isolasi #ular-jenis-black-boiga #bksda #korban #rescue #jenis-black-boiga-sulawesi #ular #kelurahan-galung-maloang
(detikFinance) 28/04/25 17:30
v/49329/
Parepare - Damkar Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel), mengevakuasi ular jenis Black Boiga saat masuk permukiman warga. Ular hitam berbisa tersebut diamankan setelah sempat masuk ke dalam rumah warga.
Ular berukuran 1,5 meter itu muncul di Kompleks Perumnas, Kelurahan Galung Maloang, Kecamatan Bacukiki, Parepare pada Minggu (27/4) sekitar pukul 21.00 Wita. Damkar Parepare yang menerima laporan pun turun ke lokasi.
"Tim damkar mengevakuasi ular hitam berbisa dekat permukiman warga. Panjangnya sekitar 1,5 meter," ungkap Komandan Peleton Rescue Damkar Parepare, Pato kepada detikSulsel, Senin (28/4/2025).
Pato mengatakan ular hitam itu termasuk binatang yang membahayakan. Tim Damkar melakukan evakuasi karena ular itu meresahkan warga.
"Kan itu ular hitam. Dia jenis Black Boiga Sulawesi. Berbisa itu. Membahayakan karena sudah ganti kulit. Warga sudah resah dengan adanya ular itu," katanya.
Ular itu tidak hanya berkeliaran di pohon tapi sempat memasuki rumah warga. Warga pernah menemukan kulit ular di dalam rumahnya.
"Sebelum dia naik di pohon itu sebenarnya sudah masuk di rumahnya warga. Bahkan ada ditemukan kulit itu ada di dalam rumahnya warga. Dia ganti kulit di dalam rumah," ujarnya.
Pato melanjutkan Damkar melakukan evakuasi dengan menggunakan stik penangkap ular. Saat tiba di lokasi, tim Damkar dengan mudah menangkap ular karena terlihat bergelantung di pohon.
"Kita pakai stik ular namanya. Karena kan begitu kita tiba, hewannya kelihatan di atas pohon," ucap dia.
Tim damkar kemudian membawa ular itu ke penangkaran milik Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Parepare. Ular itu diamankan dalam botol dengan mulut terikat isolasi.
"Kita bawa ke penangkarannya di BKSDA," imbuh dia.
Dia mengimbau warga agar segera melaporkan jika ada hewan berbahaya yang berkeliaran di sekitar pemukiman. Pato mengatakan tim Damkar selalu siaga untuk melakukan penyelamatan.
"Kita imbau agar warga melapor cepat kalau ada ditemukan hewan berbahaya. Jangan sampai nanti ada korban," pungkasnya.
(sar/hsr)
Kronologi Buaya 4 Meter Masuk Permukiman Warga di Pangkep Dievakuasi
Petugas Damkar Pangkep evakuasi buaya 4 meter yang masuk permukiman. Penangkapan berlangsung sulit, namun berhasil tanpa ada petugas yang terluka. [364] url asal
#evakuasi-buaya #damkar-pangkep #buaya-di-pangkep #bksda-sulsel #pangkep #sulsel #buaya #kebakaran #sulawesi-selatan #kronologi-buaya-4-meter #petugas-damkar-pangkep #kecamatan-labakkang #bksda #hizbul-wathan #imbuh
(detikFinance) 28/04/25 14:30
v/49328/
Pangkep - Petugas Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel), mengevakuasi buaya berukuran 4 meter yang masuh permukiman warga. Petugas kesulitan saat melakukan penangkapan karena buaya itu melakukan perlawanan.
Peristiwa itu terjadi di Kampung Kokoa, Desa Manakku, Kecamatan Labakkang, Senin (28/4) sekitar pukul 06.00 Wita. Buaya itu awalnya masuk ke kolong rumah warga hingga kabur ke areal persawahan.
"Awalnya di rumah warga, di kolong rumah tapi karena kaget dia lari ke sawah. Buaya tersebut ditangkap di sawah," ujar Koordinator Lapangan (Korlap) Damkar Pangkep, Hizbul Wathan kepada wartawan, Senin (28/4/2025).
Damkar Pangkep yang mendapat laporan kemudian mengerahkan 9 petugas ke lokasi. Buaya itu memberontak ketika petugas melakukan penangkapan bermodalkan seutas tali.
"Ada 9 orang yang menangkap buaya. Kita pakai alat seadanya, pakai tali," ujarnya.
Selama 30 menit, buaya itu akhirnya dikendalikan. Beruntung tidak ada petugas Damkar Pangkep yang terkena serangan buaya agresif tersebut.
"Cukup agresif, buayanya melawan," kata Hizbul.
Aksi Damkar Pangkep mengevakuasi buaya turut menjadi tontonan warga. Sejumlah warga nekat mendekati buaya tersebut.
"Banyak sekali warga. Kendalanya di situ ada juga yang nekat mau dekati buaya," ujarnya.
Hizbul mengatakan Damkar Pangkep rencananya akan menyerahkan buaya tersebut ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulsel. Pihaknya sementara berkoordinasi terkait hal ini.
"Akan diserahkan ke BKSDA. Ini sementara kita tunggu," imbuh Hizbul.
(sar/asm)
BKSDA Evakuasi Macan Kumbang Masuk Permukiman-Terkam Ternak Warga di Serang
Salah satu spesies kucing besar itu dilaporkan masuk ke wilayah permukiman, pada (12/3/25) lalu. Macan kumbang itu juga dilaporkan menerkam ternak warga. [341] url asal
#macan-kumbang #serang #hewan-ternak #bksda-evakuasi #bksda-evakuasi-macan-kumbang #bksda-iii #kerusakan #kelamin #tukung #perangkap #kampung-sepang #kesehatan #tuwuh-rahardianto-laban #tsi #balai-konversi-sumber-da
(detikFinance) 01/04/25 14:00
v/42458/
Jakarta - Seekor macan kumbang dilaporkan masuk ke dalam pemukiman warga di Kampung Sepang, Desa Ciwarna, Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang, Banten. Berdasarkan laporan itu, Tim balai konversi sumber daya alam (BKSDA) Wilayah III, Jabar-Banten melakukan evakuasi.
Kepala Report BKSDA III, Tuwuh Rahardianto Laban mengatakan salah satu spesies kucing besar itu dilaporkan masuk ke wilayah permukiman, pada (12/3/25) lalu. Ia mengatakan macan tersebut juga dilaporkan menerkam ternak warga.
"Kami mendapat laporan dari warga bahwa ada macan kumbang yang masuk ke perkampungan yaitu Kampung Sepang, Desa Ciwarna, Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang, yang telah memakan hewan ternak warga yaitu anak kambing," kata Tuwuh saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (1/4/2025).
Tuwuh mengatakan Tim BKSDA kemudian memasang kandang jebak yang berisi unggas. Namun, macan kumbang tidak berhasil ditangkap.
"Kami memasang kandang jebak selama dua minggu, namun belum membuahkan hasil, meskipun kandang jebak dengan umpan ayam yang kami pasang menutup. Dan ayam yang kami pasang juga dimangsa, tapi macan belum bisa terperangkap dikarenakan kandang jebak kami kurang tinggi," ucapnya.
Tuwuh melanjutkan pada (26/3/25), Tim BKSDA bersama dengan Taman Safari Indonesia Bogor kembali memasang kandang jebak. Pada saat itu, menurutnya, macan kumbang jenis kelamin betina berumur sekitar 2 tahun, berhasil masuk perangkap.
"Kemudian malam itu juga, pukul 22.00 WIB, macan kumbang masuk kandang jebak dan terperangkap," lanjutnya.
Tuwuh menyatakan Cagar Alam Gunung Tukung Gede yang merupakan habitatnya itu tidak mengalami kerusakan. Ia menduga macan tersebut turun gunung karena untuk mencari wilayah teritori baru.
"Kalau kerusakan hutan atau habitat di sekitar lokasi atau kampung tidak ada kerusakan hutan. Ada kemungkinan macan keluar hutan untuk mencari wilayah teritori baru, apalagi macan kumbang yang kami evakuasi masih remaja dan masih dalam tahap belajar untuk berburu mencari mangsa," katanya.
Saat ini, kata Tuwuh macan sedang direhabilitasi di taman safari Indonesia (TSI). Dia mengatakan butuhkan waktu lama untuk kembali melepas liarkan.
"Masih direhabilitasi, perawatan dan cek kesehatan di laboratorium. Prosesnya masih panjang untuk dilepasliarkan, karena kalau dilepaskan langsung pasti akan menimbulkan masalah baru lagi," pungkasnya.
(dek/dek)
Buaya Masuk Permukiman saat Banjir Makassar Dibawa ke Wisata Cimory Gowa
BKSDA Sulsel titipkan buaya 3,8 meter di Cimory, Gowa, setelah ditangkap saat banjir. Warga diimbau berhati-hati di lokasi kemunculan buaya. [430] url asal
#banjir-makassar #buaya #bksda-sulsel #wisata-cimory #habitat-buaya #sungai-antang #gowa #makassar #buaya-di-tamangapa-makassar #sampah #perangkap #buaya-masuk #cimory-gowa #detiksulsel #damkarmat-makassar #situ #ituk
(detikFinance) 13/02/25 23:00
v/29319/
Makassar - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Selatan (Sulsel) membawa buaya berukuran 3,8 meter yang ditangkap saat banjir di Kota Makassar ke tempat wisata Cimory di Kabupaten Gowa. Buaya tersebut dititipkan untuk sementara.
"Dititip di Cimory, di Gowa," ujar Kepala Seksi Wilayah 4 BKSDA Sulsel Tamsil kepada detikSulsel, Kamis (13/2/2025).
Tamsil mengatakan tempat wisata Cimory merupakan mitra BKSDA Sulsel. Dia menegaskan bahwa buaya itu hanya dititipkan untuk sementara waktu.
"(Cimory) itu salah satu mitra BKSDA, lembaga konservasi yang ada di Kabupaten Gowa. Kita titip sementara di sana," katanya.
Di sisi lain, Tamsil mengatakan beberapa titik di Kecamatan Manggala memang rawan kemunculan buaya. Hal ini karena ada sungai di wilayah tersebut yang menjadi habitat alami buaya.
"Ya, untuk sementara ini yang ada laporannya itu di Antang, sungai Antang," bebernya.
Buaya juga dilaporkan muncul di rawa belakang Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang dan di sungai wilayah Tamangapa. Pihaknya telah mencoba mengevakuasi buaya tersebut namun belum berhasil.
"Jadi itukan kita sudah melakukan upaya evakuasi kemarin dengan memasang kandang perangkap namun belum berhasil (buaya) masuk di dalam kandang," sebutnya.
Dia mengimbau agar warga berhati-hati dengan kemunculan buaya. Tamsil pun meminta warga tidak beraktivitas di lokasi yang menjadi tempat kemunculan buaya.
"Yah untuk warga yang di sekitar kelurahan Tamangapa yang dekat dengan pembuangan sampah TPA Antang harap berhati-hati beraktivitas di sungai, karena di situ masih ada buaya di situ," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, buaya berukuran 3,8 meter ditangkap warga usai muncul saat banjir merendam permukiman warga di Kampung Kajang, Lorong 1, Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala, Rabu (12/2) sekitar pukul 23.00 Wita. Buaya itu kemudian diamankan Damkarmat Makassar sebelum akhirnya diserahkan ke BKSDA Sulsel.
(hsr/hsr)
Penampakan Buaya Masuk Permukiman di Tamangapa Makassar Saat Banjir
Buaya 3,8 meter ditangkap di permukiman Tamangapa, Makassar, saat banjir. Kini, buaya diserahkan ke BKSDA Sulsel untuk perlindungan dan penangkaran. [463] url asal
#buaya-di-makassar #banjir-makassar #bksda-sulsel #evakuasi-hewan #makassar #sulawesi-selatan #kantor-bksda-sulsel #ojol #banjir #seksi-konservasi-wilayah-iv-gowa-bksda-sulsel #hewan #motornya #kampung-kajang #kepa
(detikFinance) 13/02/25 15:00
v/29161/
Makassar - Buaya berukuran 3,8 meter ditangkap saat masuk permukiman warga di Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Buaya tersebut kini diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulsel.
Pantauan detikSulsel di kantor BKSDA Sulsel, Kamis (13/2/2025) pukul 12.37 Wita, buaya berada dalam bak mobil. Buaya itu baru saja tiba setelah proses penyerahan dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Makassar.
Tubuh hewan reptil itu diikat dan talinya dikaitkan ke teralis besi pada kendaraan tersebut. Kondisi itu membuat buaya sulit bergerak.
Terlihat kepala buaya tersebut ditutup dengan sepotong kain. Buaya itu tampak diam di dalam mobil.
"Ini 3,8 meter panjangnya, panjang badannya 130 cm," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah IV Gowa BKSDA Sulsel, Tamsil kepada detikSulsel.
Tamsil mengatakan buaya tersebut akan dibawa ke Gowa. BKSDA mengaku punya tempat penangkaran khusus di wilayah tersebut.
"Di Gowa itu salah satu mitra BKSDA, lembaga konservasi yang ada di Kabupaten Gowa kita titip sementara di sana," tuturnya.
Dia mengaku buaya yang dievakuasi tidak serta merta dilepasliarkan. Hal ini termasuk upaya memberikan perlindungan kepada buaya yang termasuk hewan dilindungi.
"Jadi semua buaya yang namanya evakuasi kita menyelamatkan buaya ini dan tidak dilepas di alam," tambah Tamsil.
Sebelumnya diberitakan, buaya itu muncul saat banjir merendam permukiman warga di Kampung Kajang, Lorong 1, Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala Rabu (12/2) sekitar pukul 23.00 Wita. Buaya itu awalnya terlihat oleh pengemudi ojek online (ojol) yang hendak mengantar paket di lokasi.
"Itu buaya awalnya dilihat oleh ojol yang mau masuk antar paket di lorong, dia kaget teriak ada buaya. Jadi tidak jadi masuk, dia putar motornya," ujar warga setempat, Muhammad Arfah.
Buaya itu pun ramai-ramai ditangkap oleh warga. Setelah itu diserahkan ke Damkarmat Makassar sebelum akhirnya diamankan BKSDA Sulsel.
"Baru kali ini ada masuk buaya sampai di sini, kayaknya dari sungai di belakang lewat sawah baru sampai di sini," imbuhnya.
(sar/ata)
Kerap Masuk Permukiman Masyarakat, Harimau Sumatera Ditangkap di Solok
Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) dilaporkan terjebak dalam kandang besi milik BKSDA Sumbar di Kabupaten Solok. [413] url asal
#lubuk #nagari-batang-barus #permungkiman #penghalauan #kapolsek #gunung-talang #defrianto #perangkat-milik-bksda-sumbar #resah #betina #gunung #masyarakat #detiksumut #bksda-sumbar #panthera-tigris-sumatrae #kapolse
(detikFinance) 14/11/24 18:15
v/564/
Solok - Seekor harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) dilaporkan terjebak dalam kandang besi milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar) di Kabupaten Solok. BKSDA Sumbar sedang mengevakuasi harimau itu.
"Iyah (harimau diamankan). Kita sedang proses evakuasi. Semoga semua lancar," kata Kepala BKSDA Sumbar, Lugi Hartanto kepada detikSumut, Kamis (14/11/2024).
Lugi mengatakan, harimau Sumatera itu tertangkap di Jorong Lubuk Selasih, Nagari Batang Barus, Kabupaten Solok. Setelah harimau yang belum diketahui jenis kelaminnya itu keluar dari kawasan beberapa waktu ke belakang ini.
"Memang kita jebak, karena sering keluar kawasan. Dan dia kita amankan barusan. Tapi kita belum bisa pastikan harimau ini jantan atau betina. Nanti kita informasikan lebih lanjut," ungkapnya.
Terpisah, Kapolsek Gunung Talang, AKP Defrianto menyebut harimau tersebut diamankan tadi pagi sekira pukul 08.00 WIB. Sementara harimau tersebut masuk perangkap yang sudah dipasang BKSDA Sumbar sejak 30 Oktober 2024 lalu.
"Harimau itu kita amankan tadi pagi sekira pukul 08.00 WIB. Dia masuk ke perangkat milik BKSDA Sumbar," kata AKP Defrianto kepada detikSumut.
Defrianto mengatakan, saat ini pihak BKSDA Sumbar bersama pihak terkait sedang menunggu kedatangan dokter hewan untuk membantu proses evakuasi harimau tersebut.
"Kita sedang menunggu dokter hewan untuk membius harimau tersebut. Agar selanjutnya harimau itu bisa dibawa ke pusat rehabilitasi harimau di Dharmasraya. Untuk proses ini saat ini sedang berlangsung," ujarnya.
Defrianto juga mengaku harimau tersebut sudah hampir 2 bulan belakangan ini masuk ke permukiman masyarakat. Sehingga aktivitasnya membuat resah masyarakat sekitar.
"Harimau ini sudah 2 bulan ke belakang masuk permungkiman. Sehingga pihak terkait juga sudah melakukan penghalauan sebelum harimau ini masuk perangkap BKSDA tadi," tutup Kapolsek.
(afb/afb)