Heboh kemunculan buaya masuk permukiman warga yang terdampak banjir di Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara (Lutra), Sulawesi Selatan (Sulsel). Buaya itu disebut kerap memangsa hewan ternak warga.
"Iye anu tinggal mi memang di situ, (buaya) tinggal terus mi di situ semenjak banjir, na habisi mi ternaknya orang kasihan," kata Kepala Desa (Kades) Pattimang, Andi Sumarni kepada detikSulsel, Minggu (13/4/2025).
Penampakan buaya tersebut terjadi di Dusun Belawa Baru, Desa Pattimang, Kecamatan Malangke, Sabtu (12/4). Sumarni mengatakan, ternak yang kerap kali menjadi korban keganasan buaya yakni bebek.
"Ternak-ternak kaya bebek ji apa namakan. Cuma biasa juga warga jaga-jaga saja di dekat kandang sapinya," ucapnya.
Sumarni menilai buaya yang kerap berkeliaran tidak hanya satu ekor. Dia menganggap sejumlah buaya kerap muncul di berbagai tempat.
"Kalau itu yang viral di jalan itu dekatnya Tugu Pattimang. Biasa apa dilihat di belakang rumahnya pak Dusun Pattimang. Na banyak sekali itu buaya berkeliaran di kebun-kebun, banyak sekali," ungkapnya.
"Ada dulu bekas empang selalu na tempati, cuma tidak nakal ji kasihan (buaya) palingan ternak-ternak ji yang na ganggu-ganggu," sambung Sumarni.
Diberitakan sebelumnya, Kepala BPBD Lutra Muslim Muhtar melaporkan sebanyak 787 rumah dilaporkan terendam banjir di Malangke, Lutra. Mirisnya banjir itu sudah terjadi setahun alias dimulai sejak April 2024 lalu.
"(Banjir) di Kecamatan Malangke terjadi sejak awal tahun 2024. Per hari ini jumlah Desa yang masih terendam ada 5 desa, yaitu Desa Putemata, Desa Girikusumah, Desa Petta Landung, Desa Pattimang dan Desa Malangke," kata Muslim.
Banjir terjadi imbas tanggul yang jebol. Malangke terdampak parah hingga air tidak kunjung surut karena wilayahnya termasuk daerah aliran sungai (DAS).
"Penyebab banjir adalah intensitas dan curah hujan yang tinggi yang diperparah jebolnya tanggul daerah aliran sungai (DAS) Baliase yang kemudian menyatu dengan DAS Masamba yang meluap hingga berdampak pada desa-desa yang ada di bantaran sungai Masamba," terang Muslim.
BKSDA Sulsel menduga buaya 3,8 meter muncul di Makassar akibat banjir dan habitat terganggu. Warga diimbau berhati-hati di lokasi kemunculan buaya. [394] url asal
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Selatan (Sulsel) menduga buaya berukuran 3,8 meter yang muncul saat banjir merendam permukiman warga di Makassar diduga karena habitatnya terganggu. Kondisi ini juga dipicu karena tingginya debit air di sungai.
"Ini faktor banjir, kemudian habitatnya yang terganggu," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah IV Gowa BKSDA Sulsel, Tamsil kepada detikSulsel, Kamis (13/2/2025).
Tamsil mengatakan sejumlah titik di Kecamatan Manggala, termasuk di Kelurahan Antang, memang rawan kemunculan buaya. Sungai yang berada di lokasi menjadi habitat buaya.
"Ya, untuk sementara ini yang ada laporannya itu di Antang, sungai Antang," ucapnya.
Buaya juga sempat dilaporkan muncul di rawa belakang Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang termasuk di sungai wilayah Tamangapa. Pihaknya sempat berupaya melakukan evakuasi beberapa hari lalu namun gagal.
"Jadi itukan kita sudah melakukan upaya evakuasi kemarin dengan memasang kandang perangkap namun belum berhasil (buaya) masuk di dalam kandang," sebutnya.
Pihaknya mengimbau warga Makassar untuk berhati-hati. Tamsil meminta warga tidak beraktivitas di lokasi yang menjadi tempat kemunculan buaya.
"Yah untuk warga yang di sekitar kelurahan Tamangapa yang dekat dengan pembuangan sampah TPA Antang harap berhati-hati beraktivitas di sungai, karena di situ masih ada buaya di situ," imbuh Tamsil.
Sebelumnya diberitakan, buaya berukuran 3,8 meter ditangkap warga usai muncul saat banjir merendam permukiman warga di Kampung Kajang, Lorong 1, Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala Rabu (12/2) sekitar pukul 23.00 Wita. Buaya itu kemudian diamankan Damkarmat Makassar sebelum akhirnya diserahkan ke BKSDA Sulsel.