Dinas Pertanian Kaltara siap mendukung program Makan Bergizi Gratis dengan peningkatan produksi padi, bantuan bibit sayuran, dan ayam petelur untuk masyarakat. [471] url asal
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menegaskan kesiapannya mendukung program prioritas Presiden Prabowo Subianto, yakni Makan Bergizi Gratis (MBG). Sejumlah langkah strategis disiapkan, mulai dari peningkatan produksi padi hingga bantuan bibit sayuran dan ayam petelur untuk masyarakat.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kaltara Suhaeli mengungkapkan bahwa pihaknya telah merancang sejumlah program untuk mendukung MBG. Salah satunya adalah pemberian bantuan benih padi gratis kepada kelompok tani guna meningkatkan produksi beras.
"Tahun ini, kami mencoba memberikan semua bantuan benih padi kepada masyarakat," ujar Suhaeli kepada detikKalimantan, Selasa (8/4/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Dinas Pertanian Kaltara juga memiliki program Optimasi Lahan (OPLAH) yang fokus pada perbaikan irigasi dan peningkatan produksi padi sawah.
"Kami juga punya program Berigade Pangan yang diluncurkan Kementerian Pertanian untuk meningkatkan produksi padi sawah demi ketahanan pangan, khususnya komoditas tanaman pangan seperti padi," tambahnya.
Untuk mendukung kebutuhan gizi masyarakat, khususnya dalam program MBG, Suhaeli menjelaskan bahwa pihaknya bekerja sama dengan Polri untuk menyediakan bantuan bibit sayuran gratis kepada kelompok wanita tani.
"Bibit sayuran yang kami berikan disesuaikan dengan kebutuhan dapur. Harapannya, setelah ditanam dan berhasil, hasilnya bisa disalurkan ke dapur untuk memenuhi kebutuhan memasak," paparnya.
Pada 2025, Dinas Pertanian Kaltara berencana memberikan bantuan 10 ekor ayam petelur per rumah tangga. Pelaksanaan program ini, menurut Suhaeli, sudah berjalan sebagian.
"Ketika ayam dipelihara dengan baik dan menghasilkan telur, ini akan menjadi sumber protein untuk mendukung MBG," ungkap Suhaeli.
Khusus untuk produksi padi, beberapa daerah di Kaltara telah panen. Bahkan hasilnya sudah diserap oleh Bulog sebanyak hampir 20 ton.
"Kerja sama dengan Bulog ini merupakan bagian dari program nasional. Sementara untuk sayuran, itu reguler. Masyarakat tetap menanam sayur, baik ada MBG maupun tidak," jelasnya.
Beberapa waktu lalu, ramai soal permukiman warga di Dusun Cibatu, Desa Kutamakmur, Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat yang diserang oleh koloni tikus. Fenomena ini terjadi secara tiba-tiba pada Jumat (25/10) malam lalu.
Terlibhat dari video yang viral beredar di media sosial tikus yang jumlahnya ribuan itu tiba-tiba keluar bergerombol dan menyerbu permukiman warga. Pemandangan yang bikin bulu kuduk berdiri itu terekam jelas dalam video yang beredar.
Tikus-tikus itu berlarian ke segala penjuru.
Dilansir detikJabar, Kapolsek Tirtajaya AKP Hasanuddin mengatakan para warga setempat berusaha mengusir tikus tersebut ke persawahan dengan alat seadanya. Dia mengatakan, warga juga tidak tahu tikus itu berasal dari mana.
"Karena mayoritas rumah warga dekat sawah, warga hanya berusaha mengusir koloni tikus itu ke sawah, awal munculnya tidak tahu dari mana yang jelas tiba-tiba muncul ke jalanan dan pemukiman," kata Hasanuddin saat dihubungi, Sabtu (26/10/2024) malam.
Pihaknya juga telah melaporkan peristiwa itu ke Dinas Pertanian yang berwenang. Peristiwa kemunculan tikus tersebut hanya sekejap dan saat ini sudah tidak terjadi.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Industri Pest Management Indonesia (APJIPMI) Boyke Arie Pahlevi, fenomena tersebut bisa terjadi karena beberapa hal, salah satunya fenomena alam. Fenomena alam seperti banjir, gunung meletus, dan sebagainya bisa menyebabkan tikus keluar secara bersamaan.
"Akan tetapi, bisa juga terjadi tikus melakukan migrasi secara bersamaan dikarenakan sumber makanan yang sudah habis atau menipis, dan populasi yang tikus meningkat akibat musuh alami tikus yang semakin berkurang, seperti burung hantu, biawak, ataupun ular," katanya dalam keterangan yang diterima detikcom, Senin (28/10/2024).
Boyke menambahkan, saat musim hujan, baik itu dengan intensitas sedang maupun tinggi tidak mempengaruhi penyebab tikus keluar secara bersamaan. Namun, akan berbeda jika hujan membuat sarang tikus terendam banjir.
"Kecuali (hujan) menyebabkan banjir dan mengganggu sarang tikus pada spesies tikus got," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Karawang, Rochman mengatakan, pihaknya menduga fenomena kemunculan tikus menyerang permukiman ini disebabkan oleh faktor cuaca akibat hujan yang terjadi pasca kemarau panjang.
"Dugaan sementara akibat hujan yang turun selama dua hari terakhir sehingga menyebabkan lubang-lubang tikus terendam, dan mereka muncul ke permukaan hingga menyerang pemukiman," papar Rochman, Sabtu (26/10/2024).