Pemerintahan Prabowo dan Gibran luncurkan program makan bergizi gratis di sekolah. Namun, pengelolaan sampah sisa makanan jadi perhatian penting. [570] url asal
Pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto dan wakilnya, Gibran Rakabuming Raka, sudah merealisasikan program makan bergizi gratis (MBG) untuk satuan pendidikan mulai dari PAUD sampai SMA.
Salah satu yang sudah melaksanakan program tersebut, salah satunya Kota Cimahi. Sejak Senin (6/1/2025), sejumlah sekolah mulai dari PAUD sampai SMA sudah menerima makan bergizi gratis namun belum seluruh satuan pendidikan.
Di balik positifnya program tersebut, namun ada satu hal yang perlu jadi perhatian, yakni pengelolaan sampah sisa makan bergizi gratis yang dikonsumsi anak-anak sekolah serta sampah pengolahan menu makanan.
PIC dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Arara Visi Hijau Adam Darmawan mengatakan, dalam sehari sampah yang dihasilkan sekitar 50 sampai 60 kilogram.
"Rata-rata untuk satu hari itu 50-60 kilogram. Itu sampah dari sisa makanan anak-anak digabung dengan sampah produksi di kitchen kita," kata Adam saat dikonfirmasi, Jumat (10/1/2025).
Sampah yang dihasilkan itu campuran dari jenis sampah organik dan anorganik. Namun sampah tersebut didominasi sampah organik sehingga tak bisa dibuang sembarangan.
"Pastinya organik, karena kan anak-anak enggak selalu habis makanannya, karena karakternya kan kebanyakan enggak suka sayur. Ada juga sampah anorganik yang kita hasilkan," ujar Adam.
Pengelolaan sampah organik dan anorganik itu dibedakan sesuai arahan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi. Untuk sampah organik, pihaknya melibatkan pegiat maggot.
"Untuk organik, sejauh ini kita berdayakan maggotisasi dulu. Kemarin ada arahan juga untuk komposting, cuma belum. Kemudian untuk sampah kertas dan plastik, itu kita kerjasama dengan bank sampah. Jadi sampahnya sudah kita pilah," tutur Adam.
DLH Kota Cimahi Lakukan Pembinaan
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi, Chanifah Listyarini mengatakan pengelolaan sampah sisa makan anak-anak di sekolah sepenuhnya dilakukan oleh SPPG.
"Jadi persiapan sejak November, ini sudah dibahas waktu kami diundang ke Kodim 0609/Cimahi. Memang disepakati bahwa sampah dikelola oleh pihak katering," ujar Chanifah.
Pelaksana program makan bergizi gratis itu sebelumnya belum mengetahui bagaimana teknis pelaksanaan pengelolaan sampah sisa program tersebut.
"Tapi masih awam sebelumnya, maka saya memberikan arahan intinya mereka harus mengelola sampah dengan baik. Misalnya sekarang, kami arahkan untuk dikelola melibatkan pegiat maggot. Untuk kedepannya bisa melibatkan pihak swasta," kata Chanifah.
Pihaknya bakal membersamai pelaksana program tersebut lantaran masih tahap awal. Terlebih program makan bergizi gratis itu dilaksanakan setiap hari selama setahun penuh.
"Bukan tanggungjawab DLH, tapi kami berperan dalam pembinaan. Karena sejak awal pihak katering sudah mengajukan izin lingkungan di dalamnya ada deklarasi pengelolaan sampah. Di situ kami ingatkan sampah organiknya bisa selesai seketika jangan ditunda besok. Jangan sampai DLH yang seolah-olah yang bertanggungjawab," kata Chanifah.