PALANGKA RAYA, KOMPAS.com - Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) Kalimantan Tengah (Kalteng) berkomitmen untuk melibatkan pelaku usaha lokal dalam produksi Makan Bergizi Gratis (MBG) di provinsi tersebut.
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap permintaan banyak pelaku usaha yang ingin berpartisipasi dalam program ini.
Koordinator SPPG Kalteng, Elisa Agustino, menjelaskan bahwa pelaku usaha seperti peternak, pekebun sayur, dan petambak ikan dapat menyalurkan hasil produksi mereka kepada SPPG.
"Setiap SPPG terbuka dengan hasil produksi dari masyarakat," ungkap Elisa saat diwawancarai Kompas.com, Kamis (23/1/2025).
Elisa menambahkan bahwa untuk bergabung sebagai penyedia bahan baku MBG, usaha penyedia bahan makanan harus berbadan hukum, seperti CV, UD, atau memiliki status hukum badan usaha lainnya.
"Jadi ketika barang itu kami beli, mereka juga punya kuitansi yang resmi dari badan usahanya," jelasnya.
Namun, bagi peternak, pekebun sayur, dan petambak ikan yang belum berbadan hukum, tetap ada kesempatan untuk menjual hasil usaha mereka.
"Mereka bisa menitipkan produk ke pelaku usaha yang memiliki legalitas, seperti kelompok UMKM, kelompok koperasi, atau Badan Usaha Milik Desa," ujar Elisa.
Elisa juga mengundang masyarakat pemilik usaha untuk membuat badan hukum sendiri agar dapat terlibat dalam produksi MBG.
"Kami terbuka selama apa yang ditawarkan sesuai dengan yang kami butuhkan, selain punya legalitas, barang yang dijual oleh mereka itu bergaransi (memiliki jaminan kualitas), dan kuantitasnya mencukupi kebutuhan SPPG," tuturnya.
Saat ini, SPPG masih membeli bahan baku dari toko-toko resmi yang didata oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Palangka Raya, seperti di Pasar Besar dan Pasar Kahayan.
"Jadi sejauh ini untuk memenuhi bahan baku MBG kami membeli dari pelaku usaha dalam kota, sesuai arahan dari Disperindag Kota," kata Elisa.
Elisa menegaskan bahwa pihaknya telah mendapatkan arahan dari Badan Gizi Nasional (BGN) agar program tersebut dapat menggerakkan berbagai sektor, termasuk pelaku usaha lokal.
"Program ini diharapkan bisa menggerakkan seluruh sektor, baik itu UMKM, Bumdes, dan lain-lain," pungkasnya.