Masyarakat Indonesia terdiri dari beragam etnis, salah satunya China. Nah, ternyata ada permukiman masyarakat etnis China yang terletak di tengah-tengah kota yang identik berbagai elemen berwarna merah, lho. Permukiman itu disebut Pecinan.
Dilansir dari detikNews, Rabu (29/1/2025), Pecinan sering menjadi lokasi perayaan Imlek, seperti ibadah sembahyang di Klenteng, acara Cap Go Meh, festival lampion, hingga pertunjukan barongsai.
Lantas, tempat seperti apa pecinan itu? Yuk, simak ulasannya berikut ini.
Apa Itu Pecinan?
Dikutip dari situs Balai Arkeologi Jawa Barat, pecinan adalah permukiman masyarakat etnis China di Indonesia yang sudah ada jauh sebelum bangsa Eropa datang. Biasanya, pecinan berada di bandar-bandar perdagangan sepanjang pesisir pantai utara Pulau Jawa.
Bukan cuma hunian masyarakat China, pecinan juga merupakan pusat perekonomian kota. Hal ini lantaran banyak pedagang di kawasan pecinan.
Asal Usul Pecinan
Setelah kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia, permukiman etnis China tersebut tumbuh pesat. Perkembangan pecinan sangat dipengaruhi oleh strategi kebijakan politik dan ekonomi pemerintahan kolonial Belanda.
Meski sudah memasuki era modern, masih ada bangunan-bangunan lama dengan plafon tinggi dan jendela besar, serta cungkup atap melengkung yang merupakan khas rumah warga China era lama. Unsur-unsur filosofi budaya, tradisi, dan warna religius etnis China tetap terlihat.
Ciri Khas Pecinan
Permukiman di pecinan terbagi menjadi blok-blok yang setiap bloknya dipisahkan oleh jalan kecil. Rumah-rumah di pecinan umumnya tidak memiliki pekarangan, sehingga terlihat terintegrasi dengan jalan raya.
Tata ruang pada bangunan di pecinan disebabkan oleh lokasi tersebut yang memiliki fungsi permukiman dan daerah perdagangan. Penataan ruang rumah tinggal di pecinan dengan arsitektur khas China cenderung simetris dengan ruang terbuka.
Sebuah rumah biasanya terdiri dari tiga pelataran yang jika dilihat dari susunan massa yang terbentuk, akan nampak susunan atap yang makin tinggi ke belakang. Semakin tinggi bangunan, maka semakin penting makna dan fungsi sebagai bangunan utama.
Selain itu, bagian atap bangunan sangat menunjukkan gaya khas arsitektur etnis China. Ujung atap berbentuk melengkung dengan cara ditonjolkan agar tampak memiliki bidang besar pada bagian ujung bubungan berbentuk kipas.
Filosofi Klenteng di Kawasan Pecinan
Klenteng Foto: Pius Erlangga/Detikcom
Selain sebagai tempat ibadah, Klenteng di pecinan juga digunakan untuk keperluan masyarakat. Klenteng adalah sarana untuk menanamkan dan melestarikan nilai-nilai luhur budaya pada antar generasi etnis China.
Arsitektur khas bangunan terletak pada atapnya. Bentuk atap pada setiap bangunan klenteng tidak selalu sama. Atap klenteng umumnya berbentuk landai, bergenteng, dan dihias dengan indah.
Sudut-sudut atap melengkung ke atas dengan ujung-ujungnya dihiasi dengan naga dan gambar-gambar yang terbuat dari porselin. Ornamen klenteng itu sebagai bentuk pemuasan kebutuhan religi serta sarana penyampaian konsep ajaran dan falsafah. Kawasan pecinan di Indonesia memiliki empat jenis klenteng, yaitu Klenteng Buddhis, Klenteng Taois, Klenteng Kejuruan, dan Klenteng Peringatan.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini