JAKARTA, KOMPAS.com - Hujan deras yang melanda Jakarta pada Rabu (7/5/2025) sore mengakibatkan jebolnya tanggul di sekitar Kali Sodetan, Kelurahan Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan.

Peristiwa ini menyebabkan air meluap dan merendam permukiman warga dengan ketinggian mencapai 60 cm.

Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan membenarkan adanya kejadian tersebut saat dikonfirmasi oleh Kompas.com.

"Benar, terjadi jebolnya tanggul akibat hujan dengan intensitas lebat sehingga mengakibatkan genangan di wilayah Kalibata," ujar Yohan, Rabu.

Banjir dilaporkan mulai terjadi sekitar pukul 19.00 WIB di Jalan Kalibata Timur Raya, RT 007 RW 008, Kelurahan Kalibata.

Meskipun ketinggian air tercatat mencapai 60 cm, hingga pukul 20.00 WIB, kondisi air sudah mulai surut.

BPBD Jakarta menyebutkan bahwa wilayah yang terdampak langsung berada di RT 008 RW 008.

Meski demikian, hingga saat ini belum ada laporan mengenai warga yang mengungsi akibat kejadian tersebut.

Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD DKI Jakarta telah diterjunkan ke lokasi sejak sore hari untuk memantau kondisi dan berkoordinasi dengan pihak kelurahan, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), serta unsur RW dan RT setempat.

Selain BPBD, personel dari Satpol PP dan PPSU Kelurahan Kalibata juga dikerahkan untuk menangani situasi.

“Kami terus melakukan pemantauan dan koordinasi agar kondisi bisa segera terkendali,” kata Yohan.

Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi genangan susulan dan diminta segera menghubungi layanan darurat Jakarta Siaga 112 jika membutuhkan bantuan.

Hingga berita ini diterbitkan, air sudah mulai surut dan tanggul yang jebol masih dalam tahap penanganan oleh BPBD.

Hujan lebat melanda wilayah Kota Pasuruan. Curah air hujan menyebabkan wilayah Kota Pasuruan kebanjiran.

Hujan mengguyur Kota Pasuruan sejak pukul 16.00 WIB, lebat dan merata. Kondisi itu menyebabkan sungai-sungai kecil dalam penuh dan meluap. Luapan sungai-sungai membanjiri pemukiman dan jalan-jalan.

Banjir terpantau di Jalan Soekarno-Hatta, Jalan KH Abdul Hamid, dan Jalan Sumatera. Jalan Pahlawan dan sejumlah ruas jalan lain juga tergenang banjir.

Banjir di Kota Pasuruan (Foto: Muhajir Arifin)

"Jalan Raden Patah, Jalan Kiai Sepuh juga banjir. Mobil nggak bisa lewat. Motor banyak yang mogok," kata salah satu warga, Wijayanto, Kamis (12/5/2024).

Permukiman warga juga terendam banjir dengan ketinggian 30-40 sentimeter. Seperti di Kelurahan Kebonsari, Kelurahan Karanganyar dan Kelurahan Mandaran.

"Kawasan Pondok Salafiyah juga banjir," ujar Supriyadi, warga lainnya.

Berdasarkan data BPBD Kota Pasuruan, banjir terjadi hampir merata di Kota Pasuruan dengan ketinggian 30-40 centimeter. Banjir karena hujan lebat tidak mampu ditampung sungai-sungai kecil dan drainase yang ada.

Hanif bin Fachir, Garda Cagar Budaya Pasuruan

Hanif bin Fachir, Garda Cagar Budaya Pasuruan

Hujan deras sekitar 4 jam menyebabkan jalur provinsi Mojosari-Ngoro di Mojokerto terendam banjir. Arus lalu lintas pun macet sekitar 1 Km. Selain itu, banjir juga merendam permukiman penduduk.

Jalan provinsi yang terendam banjir tepatnya di Desa/Kecamatan Pungging, Mojokerto. Ketinggian air di jalan raya mulai semata kaki sampai sebetis orang dewasa.

Akibatnya, kendaraan dari kedua arah mengular sekitar 1 Km. Karena truk-truk besar, mobil penumpang, maupun sepeda motor harus melaju pelan menerjang banjir. Sejumlah sepeda motor pun mogok.

Banjir ganggu pengguna jalan di Mojokerto (Foto: Enggran Eko Budianto)

"Macet hampir 1 Km, ini akses jalan Mojosari-Ngoro. Banjir juga masuk ke rumah-rumah warga," terang Suhartono (40), warga setempat kepada wartawan di lokasi, Kamis (5/12/2024).

Banjir juga merendam rumah-rumah penduduk di Desa Pungging. Menurut Suhartono, ketinggian air di jalan kampung sekitar 60 cm. Sedangkan banjir di dalam rumah warga sekitar 40 cm.

"Yang terdampak Dusun Pungging, Pungging Krisik, Manukan dan Balongmasin," jelasnya.

Suhartono menambahkan banjir kali ini terjadi karena hujan deras sejak sekitar pukul 14.00 WIB. Tingginya curah hujan menyebabkan sungai-sungai maupun saluran drainase tak mampu menampungnya. Sehingga meluap ke jalan dan permukiman penduduk.

"Hujan mulai jam 2 tadi. Kalau banjirnya mulai jam 16.30 WIB," tandasnya.

Momen Warga 'Jarah' Minyak Goreng dari Truk Tangki yang Terguling di Mojokerto

Momen Warga 'Jarah' Minyak Goreng dari Truk Tangki yang Terguling di Mojokerto