Seorang pria di Bogor ditusuk gara-gara bikin 'polisi tidur' dalam kompleks perumahan. Kejadian ini terekam video amatir dan viral di media sosial. [301] url asal
Seorang pria berinisial D di Klapanunggal, Kabupaten Bogor terluka usai ditikam. Korban dibacok karena persoalan pembuatan 'polisi tidur' dalam kompleks perumahan.
Aksi penusukan ini terekam video amatir dan viral di media sosial. Dalam video viral terlihat aksi penusukan terjadi pada malam hari di komplek perumahan.
Dalam video viral, terlihat diduga pelaku, pria berbaju putih beberapa kali menghunuskan pisau ke arah korban. Warga yang berada di lokasi tampak berusaha menghentikan pelaku, namun pelaku terus menyerang korban.
Korban tampak tersungkur karena diduga terkena tusukan senjata pelaku. Kejadian itu berhasil dilerai warga.
Dalam video viral itu juga memperlihatkan momen sejumlah pria terlibat cekcok mulut. Pria-pria dalam video itu tampak sedang berkumpul membicarakan suatu masalah.
"Tenang aja, kita pengurus semua di sini," kata seseorang dalam video seperti dilihat detikcom, Senin (17/2/2025).
Penjelasan Sekdes
Sekertaris Desa Cikahuripan Encin menjelaskan, peristiwa penusukan dalam video viral terjadi di dalam kawasan perumahan di Desa Cikahuripan, Kecamatan Klapanunggal. Ia menyebut, penusukan dipicu masalah pembangunan 'polisi tidur'.
"Masalahnya itu tadi, miskomunikasi lah dengan warga. Gara-garanya itu tadi, ada yang bikin polisi tidur, tapi tidak ada konfirmasi ke Pak RT, koordinasi lah," kata Encin dihubungi detikcom, Senin (17/2/2025).
"Itu kan di jalan perumahan, itu warga di situ. Di dalam perumahan, jadi bukan di kampungnya, di perumahan. RT juga di perumahan," imbuhnya.
Sementara itu, Kapolsek Klapanunggal AKP Silfi Adi Putri, mengatakan pihaknya telah mendapatkan laporan terkait kejadian itu. Saat ini polisi masih menyelidiki kejadian itu.
"Laporan penusukannya ada, untuk penyebab masih dalam proses penyelidikan, untuk pelaku juga masih dalam penyelidikan. Sementara ini (pelapor) dari pihak keluarga. (Korban) inisial D," kata Silfi.
Silfi menyebut pihaknya sudah mendatangi lokasi penusukan dan memeriksa saksi-saksi. Saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait penusukan, termasuk mencari identitas pelaku.
Warga Desa Cikahuripan, Bogor, ditusuk terkait pembangunan 'polisi tidur'. Kapolsek menyelidiki kasus ini, sementara korban masih dirawat di rumah sakit. [268] url asal
Warga salah satu perumahan di Desa Cikahuripan, Klapanunggal, Kabupaten Bogor dinarasikan ditusuk gegara membuat 'polisi tidur'. Kabar ini viral di media sosial.
Kapolsek Klapanunggal AKP Silfi Adi Putri membenarkan terkait laporan penusukan, namun terkait penyebab pihaknya masih menyelidiki kebenarannya.
"Untuk pelaku juga masih dalam penyelidikan. Sementara ini (pelapor) dari pihak keluarga. (Korban) inisial D," kata Adi ketika dimintai konfirmasi, Senin (17/2/2025).
Ia menyebut pihaknya sudah mendatangi lokasi penusukan dan memeriksa saksi-saksi. Saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait penusukan, termasuk mencari identitas pelaku.
"Cek TKP sudah (dilakukan) tadi malam, saat ini masih proses memeriksa saksi-saksi, mencari identitas pelaku. Selanjutnya langkah kami melakukan penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut atas kasus yang sudah dilaporkan ini," kata Silfi.
Silfi mengatakan korban mengalami luka di bagian belakang akibat penusukan tersebut. Korban saat ini masih dirawat di rumah sakit.
"(Terluka) bagian belakang badan. Lengkapnya nanti menunggu hasil visum dokter. Untuk penyebabnya masih dalam penyelidikan, karena korbannya belum dimintai keterangan, masih di RS," imbuhnya.
Gara-gara 'Polisi Tidur'?
Dihubungi terpisah, Sekertaris Desa Cikahuripan Encin mengatakan penusukan terjadi di dalam kawasan perumahan. Penusukan diduga akibat pembangunan 'polisi tidur'.
"Bener terjadi di Desa Cikahuripan, tapi (pelaku) bukan Pak RT, bukan. (Pemicu penusukan) masalahnya itu tadi, miskomunikasi lah dengan warga. Gara-garanya itu tadi, ada yang bikin polisi tidur, tapi tidak ada konfirmasi ke Pak RT koordinasi lah," kata Encin dihubungi terpisah.
"(Kejadian penusukan) di dalam perumahan, jadi bukan di kampungnya, di perumahan. RT juga di perumahan. Itu kan di jalan perumahan, itu warga di situ (yang bangun polisi tidur)," imbuhnya.
Menteri Perumahan Maruarar Sirait meninjau rumah subsidi di Graha Arraya Dramaga, Bogor. Ia memastikan program FLPP siap dilaksanakan tahun depan. [676] url asal
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait (Ara) mengunjungi Graha Arraya Dramaga di di Jalan Raya Leuwiliang, Girimulya, Kabupaten Bogor. Ia meninjau rumah subsidi yang siap huni untuk program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tahun depan.
Pantauan detikProperti di lokasi, Ara tiba pukul 14.51 WIB. Ia tampak mengenakan pakaian kemeja batu bernuansa cokelat dan celana hitam.
Tidak sendiri, Ara datang ditemani oleh Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu, Komisaris BP Tapera Heru Pudyo, dan Ketua Umum The HUD Institute Zulfi Syarif Koto.
"Saya kan dapat surat dari Dirut BTN, dari REI, dari Himppera, dari Apersi bahwa dikatakan misalnya di tempatnya Pak Endang dari Himperra mengatakan sudah ada sekitar 42 ribu yang ready stock untuk FLPP dengan harapan programnya bisa segera dijalankan," ujar Ara di Graha Arraya Dramaga, Kabupaten Bogor, Jumat (27/12/2024).
Ara mengatakan dirinya beserta jajarannya mengecek langsung beberapa perumahan sebagai sampel. Untuk kawasan Bogor, ia mengunjungi Graha Arraya Dramaga, Perumahan Ambar Telaga Residence, Perumahan Pesona Kahuripan 10.
Selanjutnya, ia akan melaporkan kepada Menteri Keuangan, tembusan ke Dirjen Anggaran, Dirjen Kekayaan, Dirjen Perbendaharaan akan hasil temuanya. Ia ingin melihat langsung lingkungan, jalanan, dan konsumen perumahan subsidi.
"Pak Prabowo arahkan kita mesti turun lapangan. Ketemu langsung di lapangan bagaimana. Bener nggak sesuai dengan yang dilaporkan, yang disampaikan," ucapnya.
Ia pun mengunjungi empat rumah subsidi di Graha Arraya Dramaga. Ara melihat-lihat isi tiga rumah kosong dan menanyakan seputar spesifikasi fisik bangunan, aturan yang berlaku, dan pembaharuan yang dapat dilakukan di pembangunan ke depannya.
Kemudian, Ara mendatangi salah satu rumah warga. Ia berbincang dengan warga untuk menanyakan pengalaman tinggal di perumahan tersebut.
Salah satu warga, Uus mengaku nyaman dan aman tinggal di rumah subsidi Graha Arraya Dramaga. Ia hanya mengeluhkan kawasan perumahannya yang panas atau gersang.
"Alhamdulillah sudah PDAM dan airnya bagus, kenceng jadi menurut saya sih oke banget apalagi untuk angsurannya untuk karyawan seperti saya sangat cocok," kata Uus.
Sementara warga lain, Deno, juga mengaku nyaman, aman, dan tentram dengan lingkungan perumahan. Harga rumahnya juga menurutnya terjangkau.
"Keluhannya ya ada bocor-bocor dikit aja. Hal wajar itu Pak (Ara). Kayak perbatasan (atap dan dinding)," ucapnya.
Di sisi lain, CEO Delta Group dan Ketua KehormatanHimperra, EndangKawidjaja mengungkapkan ada 150 unit rumah subsidi yang siap dipasarkan untuk Januari 2025. Saat ini luas lahan di Graha Arraya Dramaga mencapai 38 hektare.
"Ada dua cluster yang pertama Lily namanya 98, yang ini (Sakura) ada 49 belum termasuk 2 yang contoh, 51 semua. Total 147 (unit ready stock)," jelasnya.
Adapun tipe rumah yang ditawarkan adalah 27/60 di Cluster Lily dan 30/60 di Cluster Sakura. Rumah Cluster Lily seharga Rp 185 juta, sedangkan Cluster Sakura Rp 195 juta.
Kedua tipe rumah memiliki 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi. Perbedaan utamanya, rumah Cluster Lily tidak dilengkapi dengan dapur.
Sebagai informasi, Graha Arraya Dramaga merupakan perumahanawalnya bernama Pesona Alam Dramaga dan dibangun oleh PT Randu Alas. Dalam perkembangannya, proyek yang dirilis tahun 2018 itu mangkrak karena pemegang sahamnya meninggal dunia.
Selanjutnya Delta Group, Kharisma Group, dan Imanan Holding mengakuisisi proyek tersebut dan membentuk perusahaan konsorsium bernama PT Bahana Imanan Suksestama (BAIMS) dengan Komposisi pemegang saham yang sama. Sementara itu, Endang sebagai Direktur Utama BAIMS.