Puluhan warga perumahan di Desa Sarirejo dan Wonorejo, Kabupaten Kendal, menggelar aksi protes di depan perumahan mereka pada Minggu pagi (19/01/2025) [428] url asal
KENDAL,iNewsPantura.id - Puluhan warga perumahan di Desa Sarirejo dan Wonorejo, Kabupaten Kendal, menggelar aksi protes di depan perumahan mereka pada Minggu pagi (19/01/2025).
Aksi ini sebagai bentuk kekesalan warga yang kerap kali diterjang banjir setiap kali hujan deras mengguyur daerah tersebut.
Menurut para peserta aksi, banjir yang melanda perumahan mereka tidak hanya terjadi sesaat, tetapi genangan air seringkali baru surut setelah lima hari atau lebih.
Hal ini disebabkan oleh saluran air yang tidak berfungsi dengan maksimal, sehingga air tidak bisa mengalir dengan lancar.
Para warga dan komunitas peduli lingkungan yang terlibat dalam aksi tersebut membentangkan poster dan spanduk sambil berorasi, menyampaikan tuntutan agar permasalahan banjir ini segera diselesaikan oleh pemerintah dan instansi terkait.
Kordinator aksi, Jawahir Muhammad, dalam orasinya mengungkapkan bahwa pembangunan Kawasan Industri Kendal (KIK) dan pembangunan SPBE di jalan lingkar Kaliwungu menjadi penyebab utama terhambatnya aliran air, yang akhirnya menggenangi pemukiman warga.
“Kondisi banjir di perumahan ini semakin sering terjadi dan surut dalam waktu lebih dari lima hari. Banjir ini disebabkan oleh limpasan sungai dan kondisi gorong-gorong jalan lingkar yang tersumbat oleh sedimentasi lumpur,” ujar Jawahir.
Dirinya juga menilai bahwa pemerintah tidak menunjukkan niatan serius untuk menangani permasalahan banjir yang rutin terjadi di kawasan tersebut.
“Bahkan banyak warga yang terpaksa menjual rumah mereka karena tidak tahan dengan banjir yang terus-menerus datang, dan rumah tersebut pun sulit terjual,” tambah Jawahir.
Dalam aksi tersebut, warga menyampaikan beberapa tuntutan kepada pemerintah, antara lain agar segera melakukan normalisasi sungai, memperbaiki dan memfungsikan pintu air yang rusak, serta membuat pintu penahan rob di kawasan tersebut.
Mereka juga meminta agar gorong-gorong yang tersumbat sedimentasi di jalan lingkar Kaliwungu segera dibersihkan, dan saluran air yang ada di SPBE jalan lingkar dikembalikan seperti semula.
Selain itu, pihak KIK juga diminta untuk lebih peduli terhadap lingkungan yang terdampak banjir akibat pembangunan mereka.
Aksi sempat mendapat pengawasan ketat dari petugas kepolisian yang meminta warga tidak melakukan long march ke Kawasan Industri Kendal atau ke SPBE di jalan lingkar Kaliwungu. Petugas hanya mengizinkan mereka untuk berorasi di depan pintu masuk perumahan Graha Raya Sarirejo.
Pj Sekda Kendal, Agus Dwi Lestari, yang hadir menemui warga, berjanji untuk menampung keluhan dan aspirasi mereka.
“Kami akan segera melakukan pendataan terkait keluhan dan aspirasi warga yang terdampak banjir. Tentunya kami tidak bisa langsung memenuhi tuntutan tersebut, tetapi kami akan cari solusi untuk memperbaikinya,” ujarnya.
Namun, warga yang sudah bosan dengan janji-janji sebelumnya mengancam akan melakukan aksi yang lebih besar jika dalam waktu tiga bulan ke depan tidak ada tindakan nyata dari pemerintah untuk mengatasi masalah banjir yang sudah lama mereka hadapi.
Badan Bank Tanah bersama enam lembaga lainnya membangun perumahan MBR yang ramah lingkungan di Kendal. Luasnya perumahan ini mencapai 4,2 hektare. [679] url asal
Badan Bank Tanah bersama enam badan lainnya bekerja sama membangun perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di daerah Kendal. Perumahan yang dinamakan Bumi Svarga Asri (BSA) berdiri di atas tanah yang sebelumnya dikelola oleh Badan Bank Tanah.
Direktur PT Asatu Realty Asri, Yudi Irawan mengatakan mereka mengikuti lelang tanah dari Badan Bank Tanah. Kemudian, mereka bekerja sama dengan enam lembaga lainnya, yakni Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Pemerintah Kabupaten Kendal, Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera), Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Bank Tanah, dan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) membangun pilot rumah yang sustainable.
"Ini adalah inisiasi dari beberapa badan, ada Bank Tanah. Kemudian kita dengan tujuh lembaga, Dirjen Infrastruktur dari PU. Mereka akan mengawal bangunan ini akan jadi bangunan green building yang ramah lingkungan. Alhamdulillah kita sudah memenuhi," kata Yudi kepada awak media, Jumat (17/1/2025).
Luas lahan yang dipakai untuk perumahan Bumi Svarga Asri (BSA) yakni 4,2 hektare. Di lahan seluas itu, ditargetkan bisa terbangun sekitar 386 unit rumah. Perumahan ini disebut sebagai program pertama dengan tujuan sebagai percontohan nasional.
Tim detikProperti berkesempatan hadir di perumahan yang berada di Desa Margosari, Kecamatan Limbangan, Kendal, Jawa Tengah itu. Apabila diukur dari pusat kota Semarang, Tugu Muda Semarang jaraknya sekitar 25 km atau 48 menit perjalanan. Jika diukur dari Uptown Mall BSB City sekitar 12 km atau 26 menit perjalanan dan dari Gerbang Tol Kaliwungu sekitar 24 km.
Jalanan menuju ke lokasi tidak berada di jalan utama. Namun, kondisi jalannya baik dan bisa dilewati dua mobil dari dua arah. Transportasi umum juga tersedia dan melewati depan gerbang perumahan yakni angkot berwarna kuning dan mobil bak belakang terbuka yang disebut warga sekitar sebagai angkot tradisional.
Saat ini rumah yang tengah dibangun hampir 100 unit dengan 50 unit yang siap huni. Yudi mengatakan mereka telah melakukan serah terima kepada 20 penerima.
Rumah-rumah di Griya Bumi Svarga Asri memiliki luas 36 m2 dengan lahan 60 m2.
Salah seorang warga, Afif mengatakan telah tinggal di Bumi Svarga Asri (BSA) selama sebulan. Sehari-hari ia bekerja di pelabuhan. Ia menuturkan lokasi kerja dengan rumahnya memang tidak dekat, tetapi ia memilih tinggal di sana karena nyaman dan suka rumah tenang seperti di pedesaan.
"Nyaman, enak, tempatnya asri. Nggak terlalu rame. Saya kan kerja di Semarang. (Kenapa pilih tinggal di BSA?) Saya rasa sangat berbeda. Kami sangat diuntungkan," ungkap pria asal Ciawi, Jawa Barat.
Ia tinggal bersama kedua anaknya yang juga bekerja di Semarang. Rumah tersebut dibeli menggunakan kredit pemilikan rumah (KPR) dengan cicilan Rp 1,2 juta per bulan dan tenor 15 tahun.
Adapun pembangunan dan groundbreaking Griya Bumi Svarga Asri (BSA) telah dimulai sejak satu tahun lalu yakni pada Selasa (23/1/2024). Saat ini pembangunan beberapa unit rumah masih berlangsung. Yudi menargetkan tahun ini seluruh rumah bisa terjual habis.
"Target marketing habis semua. Ada stok 50 unit nanti akan ditambahin lagi. Tentunya kita progres sembari lihat perkembangan market," ujarnya.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini