Korban keracunan makanan di Tasikmalaya terus bertambah, mencapai 400 pelajar. Penyelidikan penyebab keracunan masih berlangsung, dengan sampel makanan diuji. [461] url asal
Korban keracunan makanan diduga usai mengkonsumsi menu makan bergizi gratis (MBG) di Tasikmalaya terus bertambah. Data sementara, ada 400 pelajar yang terdampak.
Jumlah tersebut berdasarkan data yang diperoleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Tasikmalaya hingga Jumat (2/5/2025). Pelajar yang terdampak merupakan siswa TK, SD, SMP bahkan Madrasah Ibtidaiyah (MI).
Meski demikian, mayoritas siswa tidak mengalami gejala berat hingga tidak mendapatkan penanganan medis. Bahkan, banyak siswa yang sudah aktivitas sekolah lagi.
"Sementara kami mendapat informasi sekitar 400 orang, itu memang kami sudah menurunkan tim ke lapangan dan mengkroscek tentunya bersama dengan kecamatan yang sebenarnya terjadi itu apa, jadi kami juga tengah memastikan angka pasti pelajar yang jadi korban ini," kata Kadisdikbud Kabupaten Tasikmalaya, Dadan Wardana kepada detikJabar.
Dadan menambahkan kepastian penyebab keracunan masih dalam pemeriksaan. Sampel makanan dibawa untuk uji laboratorium.
"Tentu kita menunggu hasil lab dan butuh waktu. Karena sample makanan sudah dibawa untuk di lakukan pengujian," tuturnya.
Sementara itu Kepala Bidang Pengawasan Fasilitas, layanan Kesehatan dan tempat usaha Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, Epi Edwar Lutpi mengaku terus melakukan penyelidikan berkaitan keracunan ini. Selain penyelidikan epidemiologi, pihaknya juga mendatangi dapur pengolahan Makan Bergizi Gratis.
"Sedang dilakukan penyelidikan epidemiologi terkait dengan distribusi orang tempat terdampak. Dilain pihak kita sedang inspeksi sarana produksinya dalam hal ini dapurnya terutama dalam pemilihan bahan, cara pengolahan dan cara distribusi. Kita lakukan bareng dengan balai pengawas obat makanan t Tasikmalaya," Kata Epi.
Kepala SMP Negeri 1 Rajapolah, Ucu Karni menyebut anak didiknya yang mengalami sakit tercatat 20 orang. Namun, angka ini belum dipastikan karena banyak siswa yang tidak masuk sekolah. Rata-rata tiga orang per kelas dari 33 kelas.
"Kami tidak sebut keracunan yah, tapi memang ada yang sakit siswa sampai kemarin itu 20. Hari ini harus divalidkan lagi jam dua siang nanti. Memang ada yang gak sekolah rata rata tiga orang sekelas, tapi bisa izin bisa sakit kan," kata Ucu.
Kondisi 79 siswa di Cianjur yang mengalami keracunan massal membaik. Mereka telah dipulangkan dari rumah sakit setelah perawatan intensif. [528] url asal
Kondisi puluhan siswa di Cianjur yang mengalami keracunan massal membaik. Bahkan total 79 siswa dari dua sekolahan di Cianjur itu sudah dipulangkan dari rumah sakit.
79 siswa itu berasal dari MAN 1 dan SMP PGRI 1 Cianjur. Mereka dilarikan ke rumah sakit usai keracunan menyantap makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Selama dua hari, mereka mendapatkan perawatan di RSUD Sayang dan RS Bhayangkara, Cianjur. Puluhan siswa ini sudah dinyatakan sehat dan diperbolehkan pulang ke rumahnya masing-masing.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur Frida Layla Yahya mengatakan, sebanyak 79 siswa sempat dirawat di rumah sakit.
"Siswa yang mengalami keracunan usai menyantap MBG terus bertambah, bahkan sampai kemarin (Selasa, 22/4) sore ada yang baru masuk dan dirawat di rumah sakit. Jadi total 79 siswa, siswa MAN 1 sebanyak 60 orang dan SMP PGRI 1 sebanyak 19 orang," kata Frida, Rabu (23/4).
Frida mengungkapkan, berdasarkan laporan dari pihak rumah sakit, seluruh korban keracunan sudah membaik dan sudah diizinkan pulang.
"Barusan dicek lagi ke rumah sakit, baik di RSUD Sayang dan RS Bhayangkara, semua siswa yang mengalami keracunan sudah dipulangkan. Kondisinya membaik setelah penanganan, tidak ada yang sampai dirawat inap," ungkapnya.
Menurut Frida, siswa yang sempat dirawat tersebut akan tetap dipantau kondisinya oleh tim dari Dinas Kesehatan dan puskesmas.
"Tetap akan kami pantau perkembangannya. Khawatir ada yang bergejala lagi setelah pulang. Setiap puskesmas sudah diberikan data korban, sehingga nanti memantau siswa yang domisilinya dekat dengan masing-masing puskesmas," paparnya.
Menunggu Hasil Uji Lab
Frida menyebut, Dinkes juga masih menunggu hasil uji laboratorium dari sampel makanan dan muntahan untuk memastikan penyebab keracunan.
"Kita dibantu oleh tim dari provinsi. Jadi kemungkinan bisa lebih cepat. Informasinya dari tiga hari ke depan sudah bisa keluar hasilnya. Kalau normalnya kan bisa sampai 10 hari, baru keluar hasil," terangnya.
Sementara itu, Kepsek MAN Cianjur Erma, mengatakan pascakejadian keracunan massal, aktivitas di sekolah tetap berjalan dan tetap dilakukan kegiatan belajar mengajar.
Untuk siswa yang sempat dirawat usai alami keracunan diizinkan untuk tidak bersekolah selama beberapa hari ke depan dan diminta untuk beristirahat di rumah hingga benar-benar sehat.
"Sekolah tidak diliburkan, tetap ada aktivitas belajar. Tapi khusus yang sempat dirawat atau mengalami gejala diizinkan untuk tidak masuk dulu. Kami minta siswanya untuk beristirahat saja sampai benar-benar pulih, baru bersekolah lagi," pungkasnya.