Uji coba Makan Bergizi Gratis di Surabaya mulai 13 Januari, namun limbah plastik dan sisa makanan jadi tantangan. Pemkot siapkan solusi pengelolaan sampah. [492] url asal
Pelaksanaan uji coba makan bergizi gratis (MBG) di Surabaya dimulai 13 Januari memiliki catatan pada limbah. Seperti tepak makan dari platik food grade, susu kemasan sekali pakai buang, dan sisa makanan menjadi beban Kota Pahlawan.
"Karena kan uji coba ya, karena nanti bukan plastik tempat makannya jadi stainless yang kemarin saya bawa. Jadi nanti semua seperti itu, jadi tidak ada lagi tempat makan plastik, semua stainless," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat ditemui detikJatim di Balai Kota, Kamis (16/1/2025).
Ketika pelaksanaan MBG ada sisa makanan maka pemkot sepakat menyediakan tempat sampah organik dan non organik. Maka, sisa makanan bisa dipisahkan di satu tempat.
"Nanti kami kembangbiakkan untuk maggot, karena maggot butuh untuk sisa makanan," ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya Dedik Irianto mengatakan limbah MBG menjadi beban kota itu sudah bisa dipastikan iya. Namun pihaknya sudah menyiapkan solusinya.
"Iya pasti ada penambahan sisa sampah seluruh kota yang melaksanakan MBG. Untuk Surabaya akan ada treatment. Sementara pakai plastik, setelah makan disiapkan tempat sampah sendiri-sendiri. Sisa makanan ditaruh tempat A, tetra pack kotak susu sendiri, tempat sisa makan ada sendiri," ujar Dedik.
DLH juga sudah berkomunikasi dengan bank sampah induk dan siap menerima sampah plastik untuk dijual lagi. Lalu sampah organik bisa dikompos, sedangkan tetra pack diarahkan ke sampah induk TPS 3R.
"Ada 12 TPS 3R tempat pemilahan. Ada 600 bank sampah bisa memfasilitasi sampah itu. Sudah terkoordinir. Sisa makanan bisa untuk maggot, kami ada 60-an rumah maggot," ujarnya.
Dedik mengatakan di TPS3R terdapat pengelolaan maggot, dan ada pula yang dikelola warga. Bila warga langsung berkoordinasi dengan sekolah untuk sisa makanan sebagai pakan maggot juga bisa dilakukan mengakses sisa makanan program MBG.
"Itu malah lebih baik. Cuma volume sisa makanan nggak selalu sama. Adik-adik seleranya hampir sama. Kalau satu menu kesukaan adik-adik hampir semua habis, karena seleranya hampir sama semua. Cuma ada yang nggak doyan bagian apa, misal sayur apa. Sementara kalau dijadikan ke maggot, maggot harus stabil berapa sampah organik, kalau ambil di TPS3R lebih bagus," pungkasnya.