Manajemen perumahan di Manggala Makassar cari skema ganti rugi akibat banjir. Mereka juga rencanakan solusi jangka panjang untuk mencegah banjir terulang. [712] url asal
Manajemen perumahan di Manggala Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengaku akan menyiapkan skema untuk menggantikan kerugian akibat banjir yang dialami warga usai didemo. Pihak developer juga menyiapkan solusi jangka panjang mengatasi banjir agar tak terulang.
"Kami sudah sampaikan dan sudah sepakat karena hal ini harus kita koordinasikan dengan pihak manajemen sehingga untuk mekanisme dan besaran ganti rugi kepada warga insyaallah minggu ini akan kita susun yang nantinya akan kami sampaikan ke pertemuan warga berikutnya atau pertemuan ketiga hari Jumat 22 Februari," kata Chief Operating Operation (COO) perumahan, M Natsir Mardan kepada wartawan, Selasa (18/2/2025).
Dia berharap agar warga bersabar menunggu skema ganti rugi yang disiapkan oleh manajemen. Pasalnya, kejadian banjir ini tak hanya merugikan warga tetapi juga pengelola perumahan.
"Saya harap semua bersabar dengan kondisi yang ada saat ini karena sebenarnya dari pihak perumahan pun tidak menghendaki kejadian ini. Betul-betul kejadian ini bukan korbannya warga saja tetapi ke kami juga. Kami harus keluarkan biaya tambahan untuk mengantisipasi terjadinya hal serupa," jelasnya.
"Makanya kami atas nama manajemen menyampaikan beribu maaf atas kejadian ini dan mohon sabar untuk menunggu hasil pertemuan kita dengan manajemen nanti hari Jumat (21/8) kami akan sampaikan hasil pertemuan tersebut," sambungnya.
Setelah skema ganti rugi disepakati, pihaknya akan langsung melakukan inventarisasi kerugian warga. Dia juga menyebut penggantian kerugian akan dihitung secara detail.
"Setelah pihak perumahan menentukan bentuknya seperti apa (skemanya), besarannya seperti apa, nanti kita list. Saya belum bisa memutuskan untuk itu, itu harapan, makanya kalau ini ternyata ada akan ada inventarisasi karena tidak semua warga memiliki kerusakan yang sama," jelasnya.
Natsir mengungkapkan sebanyak tiga klaster di perumahan terdampak banjir yang terjadi 12 Februari lalu. Pihaknya berkomitmen agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.
"Kami akan melakukan tindakan teknis agar ada rasa aman bagi warga untuk ke depan tidak terjadi hal yang serupa yang terjadi seperti kemarin," ujarnya.
Untuk solusi jangka panjang, kata Natsir, pihaknya berencana akan membuat parimeter galian agar genangan tak terjadi jika sungai di sekitar meluap. Pihaknya juga akan membuat tanggul mengelilingi tiga klaster tersebut.
"Beberapa hal yang kami rencanakan pembuatan parimeter baru yang mengelilingi 3 klaster yang terdampak kemarin. Kemudian kedua membuat tanggul di sepanjang kanal yang berada di antara klaster yang elevasinya kurang lebih 80 sampai 90 cm di atas jalan yang ada," ujarnya.
"Dengan elevasi yang ada, ini akan memberi rasa aman agar tidak terjadi lagi dampak banjir yang dirasakan seperti sekarang," tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, warga perumahan di Manggala Makassar menuntut ganti rugi terhadap kerugian yang dialami imbas banjir. Jika tidak, warga mengancam akan menuntut hingga ke ranah hukum.
"Kami demo hari ini karena biar bagaimana pun kami butuh kenyamanan karena pertamanya kami dijanji bebas banjir nyaman, asri, harmoni segala macam tapi buktinya ini sudah ketiga kalinya banjir. Ini paling parah, pertama kedua itu cuma di jalan aja," ujar warga bernama Hijriani kepada wartawan di lokasi.
Dia menilai kerugian yang dialami warga kali ini akibat kelalaian pengelola perumahan. Pasalnya, dua kali banjir sebelumnya bisa diantisipasi sehingga tidak menimbulkan kerugian.
"Harusnya developer saat itu mengantisipasi banjir karena pertama saya pindah rumah pada 2022 memang sudah banjir," kata pemilik rumah.
Hijriani mengaku membeli rumahnya dibeli seharga Rp 1,2 miliar. Akibat banjir, satu unit mobil, 3 motor, furniture dan struktur rumahnya mengalami kerusakan.
"Semua, mobil saya rusak, motor terendam 3, semua furniture saya di bawah terendam. Rumah saya sekarang kosong. Mobil saya lagi dibongkar sekarang, tidak tahu berapa nanti ongkosnya," katanya.
Banjir merendam sejumlah wilayah di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) hari ini. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar mencatat sebanyak 179 warga mengungsi imbas banjir di Kelurahan Manggala Kecamatan Manggala dan Kelurahan Katimbang Kecamatan Biringkanaya.
Dilihat detikSulsel dalam Laporan Situasi Dampak Bencana Hidrometeorologi Kota Makassar, Selasa (11/2/2025), total ada 179 orang dari 56 kepala keluarga (KK) yang kini mengungsi per pukul 12.00 Wita. Mereka mengungsi di 5 titik pengungsian.
Di Kelurahan Manggala, Kecamatan Manggala, warga mengungsi di 3 titik pengungsian. Masing-masing 90 orang dari 27 KK di Masjid Jabal Nur, 30 orang dari 12 KK di Masjid Makkah Al Mukarramah, dan 29 orang dari 8 KK di Masjid Al Muttaqin.
Sementara di Kelurahan Katimbang, Kecamatan Biringkanaya, saat ini terdapat 2 titik pengungsian. Masing-masing 26 orang dari 8 KK di Masjid Ikhlas dan 4 orang dari 1 KK di Masjid Grand Rahmani.
BPBD juga mengingatkan warga untuk waspada potensi cuaca ekstrem dalam beberapa waktu ke depan. BPBD menyampaikan akan terjadi pasang maksimum yang disebabkan adanya fase Bulan Purnama pada Rabu (12/2) pukul 18.00-21.00 Wita.
"Didukung potensi hujan intens sedang-lebat di sepanjang pesisir barat Sulawesi Selatan dan berpotensi menimbulkan bencana Banjir Pesisir (ROB) di Pesisir Kota Makassar," tulis BPBD dalam laporannya.
Diberitakan sebelumnya, banjir merendam permukiman warga di Perumnas Antang Makassar dengan ketinggian air mencapai 1 meter pagi tadi. BPBD Makassar bersama potensi SAR lainnya kini mulai mengevakuasi warga.
Pantauan detikSulsel di Perumnas Antang Blok 8 dan Blok 10 sekitar pukul 10.50 Wita, ketinggian banjir mencapai 1 meter atau setinggi pinggang orang dewasa. Terlihat sejumlah warga mulai melakukan evakuasi mandiri.
Petugas dari BPBD Makassar bersama Polri juga telah bersiaga di lokasi. Mereka tampak membantu warga yang hendak mengevakuasi diri.
Di lokasi juga terlihat sejumlah kendaraan mobil polisi dengan perahu karet BPBD Makassar telah disiagakan.
"Air naik tadi subuh," kata Koordinator Wilayah Manggala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar Akbar kepada detikSulsel di lokasi.