KOMPAS.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah bertujuan untuk mendukung tumbuh kembang anak dengan menyediakan makanan yang bergizi.
Namun, keamanan makanan juga menjadi perhatian penting, agar anak-anak tidak mengalami gangguan kesehatan akibat makanan yang kurang layak.
Dokter dan Ahli Gizi Masyarakat, Dr. dr. Tan Shot Yen, M.hum, mengingatkan enam hal utama yang harus diperhatikan dalam proses penyediaan makanan. Simak selengkapnya.
1. Memilih Bahan yang Berkualitas
Memilih bahan makanan yang segar dan layak konsumsi adalah langkah pertama untuk memastikan keamanan makanan.
Pastikan bahan-bahan yang dipakai berkualitas, dalam keadaan segar, dan tidak berjamur.
Langkah ini jadi awalan untuk mengurangi risiko kontaminasi jamur yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan pada anak.
“Bahan mentah tidak boleh yang sudah busuk atau jamuran. Misalnya, ikan harus memiliki mata yang bening, daging segar berwarna merah cerah, dan sayuran tidak layu,” jelas dr. Tan kepada Kompas.com, Sabtu (11/1/2025).
2. Cara Menyimpan Bahan Makanan yang Tepat
Sebagai negara dengan tingkat kelembapan yang tinggi, maka penyimpanan bahan makanan harus dilakukan dengan benar.
Hal ini bertujuan agar sayuran ataupun daging yang akan diolah tetap segar dan aman untuk dimasak.
Jika tidak disimpan dengan baik, bahan makanan bisa terkontaminasi bakteri yang berisiko menyebabkan keracunan makanan.
“Indonesia negara lembab, jadi bahan masakan rentan bulukan atau membusuk. Beras, daging, hingga bumbu dapur harus disimpan dengan suhu yang sesuai,” ujar dia.
3. Proses Memasak yang Higienis
Dalam proses memasak juga harus dipastikan makanan matang sempurna. Selain itu, pastikan lingkungan dapur tempat memasak menu masakan dijaga kebersihannya.
Jangan sampai tempat memasak dalam kondisi yang kotor dan bebas dilewati hewan-hewan
Kedua hal tersebut jika tidak dilakukan bisa berpotensi menyebabkan penyakit seperti diare atau keracunan makanan.
“Lingkungan dapur harus bersih, peralatan masak higienis, dan tidak boleh ada hewan seperti kucing atau tikus yang berkeliaran,” kata dr. Tan.
4. Hindari Penggunaan Bahan Imbuhan
Penggunaan bahan tambahan seperti micin, saus, atau bumbu instan yang berlebihan bisa mempengaruhi kesehatan anak.
Untuk itu, dr. Tan mengimbau, sebisa mungkin untuk menghindari penggunaan bahan-bahan imbuhan.
Kalaupun ingin memakainya, pastikan penggunaan garam, gula, maupun saus-sausan tidak berlebihan.
5. Gunakan Kemasan yang Aman
Pengemasan makanan harus dipastikan bebas dari bahan berbahaya, seperti BPA atau plastik yang tidak tahan panas.
Pengemasan yang salah bisa menyebabkan kontaminasi bahan kimia berbahaya ke dalam makanan, yang berisiko merusak kesehatan anak dalam jangka panjang.
“Haram hukumnya memakai kantong plastik gula atau es, karena berpotensi mencemari makanan dengan mikroplastik. Styrofoam atau kertas nasi berlapis plastik juga tidak boleh digunakan,” tegasnya.
6. Pendistribusian Tepat Waktu
Makanan yang sudah matang harus segera dikonsumsi dalam waktu maksimal dua jam untuk mencegah pembusukan.
Makanan yang dibiarkan terlalu lama dalam suhu kritis, dapat menyebabkan makanan menjadi basi dan tidak layak dimakan.
Sebab, jika anak mengonsumsi makanan basi, dikhawatirkan bisa memicu diare dan masalah pencernaan lainnya.
“Setelah dua jam, suhu makanan bisa berada di antara 5–60 derajat Celsius, suhu kritis di mana bakteri dan jamur bisa tumbuh,” tandasnya.