Program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan diluncurkan pekan depan. BPS NTB memperingatkan potensi inflasi, namun inflasi saat ini masih di bawah target. [478] url asal
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan mulai dijalankan pekan depan. Program ini diperkirakan akan menyerap banyak komoditas pangan, yang berpotensi memicu inflasi.
Kepala BPS NTB, Wahyudin, menilai program MBG berpotensi memengaruhi harga dan pasokan pangan. Namun, ia mencatat inflasi daerah saat ini masih berada di bawah target.
"Pasti ada pengaruh (inflasi). Sekarang kami lihat posisi inflasi, masih di bawah target 1 plus minus 2,5 persen," katanya di Mataram, Kamis (2/1/2025).
Wahyudin juga mengungkapkan bahwa selain beras, belum semua komoditas pangan dapat diproduksi maksimal di NTB. Contohnya, kebutuhan telur sebagian masih dipasok dari Bali.
"Hal ini tentu menjadi PR bersama bagi stakeholder terkait untuk memastikan kebutuhan bisa terpenuhi," ujarnya.
Mengantisipasi hal tersebut, Dinas Perdagangan (Disdag) NTB akan memperkuat pasokan komoditas pangan di pasar, memastikan kebutuhan program ini tidak mengganggu ketersediaan bahan pokok di masyarakat.
"MBG ini masih akan ditangani dulu atau dipegang dulu oleh teman-teman TNI. Dari data itulah baru kami tahu kebutuhan per bulan, misalkan seperti beras dan lainnya," kata Kepala Disdag NTB Baiq Nelly Yuniarti.
Nelly menjelaskan, pihaknya telah menerima estimasi kebutuhan bahan pangan dari TNI. Untuk satu bulan, kebutuhan mencakup 3.100 kilogram beras, 2.160 kilogram daging ayam ras, 735 kilogram telur ayam ras, 800 kilogram ikan nila, 307 kilogram daging sapi, dan 800 kilogram ikan tuna.
"Artinya, komoditas ini harus tersedia. Selama ini, mungkin karena belum ada proyek ini, kami menganggap pasokan cukup dan inflasi terjaga," jelasnya.
Untuk memenuhi kebutuhan program MBG, Nelly menekankan pentingnya kolaborasi antar-stakeholder, seperti Dinas Peternakan dan Dinas Pertanian.
"Kalau kami kan menjaga pasarnya," tambahnya.
Nelly juga menyatakan akan memperketat pengawasan pasar, terutama menjelang bulan Ramadan, untuk memastikan pasokan tetap stabil.
"Seperti yang saya bilang Nataru ini kami belajar siaga dulu, belajar mengawasi, memonitor kondisi pasar. Di Januari kami ketatkan lagi pengawasan terkait kondisi pasar, sejauh mana produk ini bisa diserap, mungkin di bulan pertama lancar, bulan kedua dan ketiga bagaimana? Karena kita sudah masuk bulan Ramadhan," tandasnya.
Harga bahan pokok di Pasar Sei Kambing Medan naik jelang Nataru 2025. Cabai rawit mencapai Rp 44.000/kg, sementara cabai merah dan tomat turun. [426] url asal
Sejumlah bahan kebutuhan pokok di Pasar Sei Kambing Medan mengalami kenaikan harga jelang natal dan tahun baru 2025 (Nataru). Salah satunya yakni cabai rawit dari harga Rp 28 ribu/kg menjadi Rp 44 ribu/kg.
Berdasarkan pantauan detikSumut di Pasar Sei Kambing, Kamis (12/12/2024), selain cabai rawit, harga bawang merah dan bawang putih juga ikut naik. Sementara untuk cabai merah dan tomat mengalami penurunan.
Untuk cabai merah, kini dibanderol dengan harga RP 20 ribu/kg dari sebelumnya Rp 24 ribu/kg.
Salah seorang pedagang, Hermina mengatakan harga beberapa bahan pokok mengalami kenaikan jelang natal dan tahun baru 2025. Namun, ada juga yang mengalami penurunan.
"Harga cabai rawit sudah naik sejak beberapa bulan lalu, untuk cabai merah mengalami penurunan harga, harga tomat turun, untuk harga bawang merah dan bawang putih juga naik," kata Herimina kepada detikSumut, Kamis (12/12/2024).
Sementara pedagang lainnya bernama Anto juga mengatakan hal yang sama. Dia menyebut bahwa jelang Nataru beberapa bahan pokok mengalami kenaikan.
"Harga bawang merah naik hingga seharga Rp 32.000/kg, sama cabai rawit juga naik jadi Rp 44.000/kg," ujarnya.
Kemudian, harga daging ayam juga mengalami kenaikan beberapa minggu terakhir. Harga daging ayam sebelumnya Rp 34.000/kg naik menjadi Rp 36.000/kg.
Berikut daftar harga bahan pokok di Pasar Sei Kambing Medan: