Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) akan segera melakukan program pembangunan 3 juta rumah pada Januari 2025 mendatang. Begini kesiapan lahannya. [685] url asal
Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) akan segera melakukan program pembangunan 3 juta rumah pada Januari 2025 mendatang. Apakah lahannya sudah siap?
Sekretaris Jenderal Kementerian ATR/BPN sekaligus Sekretaris Komite Badan Bank Tanah, Suyus Windayana mengatakan dalam penyediaan tanah, Badan Bank Tanah memiliki tugas diharapkan dapat menyediakan dalam jumlah yang lebih banyak lagi. Hal itu dilakukan salah satunya untuk menunjang program 3 juta rumah per tahun yaitu 2 juta di perdesaan, 1 juta di perkotaan.
"Tugas Badan Bank Tanah diharapkan banyak sekali, kita harus lebih aktif bagaimana Bank Tanah mendapatkan tanah bukan hanya dari pelepasan atau tanah-tanah yang tidak dimanfaatkan, terlantar, tetapi aktif juga mendapatkan tanah dengan kehutanan, kemudian juga dengan transmigrasi," katanya dalam acara FGD Pengembangan Reforma Agraria, di Hotel Mandarin Oriental, Kamis (24/10/2024).
Ditemui seusai acara, Suyus menuturkan pihaknya sedang melakukan inventarisasi lahan-lahan yang ada. Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Satgas Perumahan terkait pembangunan 1 juta rumah di perkotaan.
"Kita sedang inventarisasi semua tata ruang, di mana saja kawasan-kawasan yang bisa akan dibangun perumahan. Nanti kita cek status tanahnya apabila itu tanah-tanah yang memang dimiliki oleh negara itu bisa kita lakukan pembangunan segera," katanya kepada wartawan.
Lahan-lahan yang sedang diperiksa oleh pihaknya termasuk tanah-tanah sitaan, lahan milik BUMN, dan lainnya. Suyus mengatakan, semua aset milik pemerintah sedang diinventarisasi untuk keperluan program 3 juta rumah.
"(Luas lahannya) sedang kita inventarisasi. (Lokasinya?) Ya nanti pokoknya kita akan mulai di perkotaan, di Jakarta nanti kita akan lihat beberapa aset-aset yang sedang inventarisasi ya, jadi kita akan cek dulu," tuturnya.
Ketika ditanya soal kapan lahan yang sedang diinventarisasi itu selesai, kata Suyus, masih akan didiskusikan terlebih dahulu.
"(Januari 2025 bisa dipakai?) Nanti kita diskusikan dengan Pak Menteri Perumahan ya. Tapi kita juga akan inventarisasi karena kita juga harus hati-hati memberikan tanahnya," pungkasnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Perumahan (PKP) Fahri Hamzah mengatakan pelaksanaan program 3 juta rumah Prabowo-Gibran akan dimulai pada Januari 2025 mendatang. Sementara dalam waktu 100 hari kerja pertama akan mengejar sisa target penyediaan rumah tahun ini.
Fahri mengatakan pihaknya akan berusaha mencapai sisa pekerjaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di bulan Oktober hingga Desember 2024.
"Mudah-mudahan dalam sisa tahun bulan ini, dari Oktober, November, Desember, kita coba push sekuat-kuatnya berapa yang bisa kita capai dari sisa pekerjaan Kementerian sebelumnya," katanya kepada wartawan seusai rapat di Gedung Tata Ruang, Raden Patah No. 1, Jakarta Selatan, Selasa (22/10/2024) malam.
Untuk mengejar sisa target penyediaan rumah, pihaknya sedang mengusulkan mekanisme digital untuk memantau pertumbuhan kepemilikan rumah di masyarakat. Selain itu, masih ada proses pemecahan kementerian, sebab Kementerian PKP baru saja dipisah dari Kementerian PUPR.
"Tentu kalau yang full menjadi pekerjaan dari Kementerian baru, jangan lupa ini Kementerian dipecah dulu, ini memerlukan kerja administrasi juga, karena misalnya sekjennya cuma satu kan harus jadi dua, dirjennya nanti akan dipecah sesuai kebutuhan masing-masing," katanya.
Ia pun menyebutkan pembangunan akan mengejar pembangunan rumah untuk target 3 juta rumah di awal tahun 2025.
"Ini harus sejalan dan paralel dengan kepentingan kita untuk menjelang akhir tahun kita selesaikan sisa dari pembangunan rumah yang ada, nanti di bulan Januari tahun 2025, kita mulai dengan mengejar target 3 juta per tahun," sambung Fahri.
Presiden Prabowo mempunyai program membangun 3 juta rumah, di mana 2 juta rumah di pedesaan dan 1 juta rumah di perkotaan. Untuk mendukung hal tersebut, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) membidik aset-aset pemerintah yang tak digunakan lagi.
Sekretaris Jenderal Kementerian ATR/BPN, Suyus Windayana mengatakan pihaknya berencana memanfaatkan aset-aset pemerintah yang tak digunakan maupun disita untuk program pembangunan rumah.
"Iya, semua aset-aset pemerintah yang idle, mungkin nanti kita manfaatkan untuk pembangunan rumah. Tapi kalau di perkotaan lebih cenderung untuk high-rise building, apartemen," kata Suyus saat ditemui di Mandarin Oriental Jakarta, Kamis (24/10/2024).
Dia menjelaskan pihaknya masih berdiskusi dan mendata wilayah-wilayah yang dapat membangun perumahan. Dia menyebut saat ini pihaknya sedang menginterisasi tata ruang lahannya.
"Kita sedang melakukan evaluasi terhadap semua, kita udah koordinasi awal dengan Satgas Perumahan terkait 1 juta rumah yang ada di perkotaan. Kita sedang inventarisasi semua tata ruang, di mana saja kawasan-kawasan yang bisa dibangun perumahan," jelasnya.
Dia enggan membeberkan terkait luasan lahan yang disediakan untuk program tersebut. Dia menekankan pihaknya masih menginventarisasi.
Kemudian pihaknya juga akan mengecek terkait status lahannya. Apabila lahan tersebut milik negara, Suyus bilang dapat dilakukan pembangunan dengan segera.
"Nanti kita cek status tanahnya, bila itu tanah-tanah yang memang dimiliki oleh negara itu bisa kita lakukan pembangunan segera gitu ya," imbuhnya.
Simak: Video Nusron Wahid Jadi Menteri ATR, Ini Tugas dari Prabowo