Badan Gizi Nasional (BGN) melatih sebanyak 3.300 pekerja dapur sehat atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terkait dengan penyediaan menu Program Makan ... [344] url asal
Palembang (ANTARA) - Badan Gizi Nasional (BGN) melatih sebanyak 3.300 pekerja dapur sehat atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terkait dengan penyediaan menu Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Direktur Deputi Dialur Wilayah II Badan Gizi Nasional (BGN) Brigjen Pol Sony Sanjaya di Palembang, Minggu, mengatakan dalam kegiatan itu mereka mendapat arahan terkait kesehatan, keamanan, dan higienitas makanan ketika proses pengolahan menu MBG di SPPG.
"Bimtek ini sangat penting dilakukan untuk menyampaikan SOP yang harus dilakukan SPPG, baik dalam penyiapan bahan makanan, penyimpanan, pengolahan maupun diantar ke sekolah. Bimtek di Sumsel kita lakukan untuk 67 SPPG atau untuk 3.300 orang yang bertugas di dapur untuk tahap awal ini," katanya.
Ia menjelaskan dalam kegiatan itu para narasumber yang dihadirkan berasal dari Dinas Pendidikan, Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), akademisi, BPOM, Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI), dan Dinas Ketenagakerjaan. Kegiatan untuk 67 SPPG itu digelar di lima lokasi di Kota Palembang selama dua hari.
"Materi yang disampaikan para narasumber bertujuan agar para peserta dapat melaksanakan tugas sebagai pejuang pembangunan gizi anak-anak bangsa. Oleh karena itu, para pekerja SPPG perlu dibekali pengetahuan," ujarnya.
Menurut dia, kegiatan itu sekaligus menjadi upaya BGN mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kejadian lauk yang tidak terjaga dengan baik, berbau, dan hal-hal lainnya.
"Penanganan daging ayam, ikan, sayur-sayuran, dan buah-buahan harus sesuai SOP. Mudah-mudahan dengan bimtek ini tidak ada lagi kasus-kasus jika bekerja sesuai SOP," katanya.
Sony mengatakan sebanyak 67 SPPG yang sudah berdiri di Sumsel pada Januari-Mei 2025 akan terus diawasi oleh pihak-pihak terkait, mulai dari ahli gizi yang memantau kandungan gizi pada makanan, asisten lapangan yang memonitor kegiatan harian di dapur dan lainnya.
"Termasuk inspektorat pemantauan dan pengawasan dari BGN untuk memastikan bahan makanan, pengolahan makanan, dan proses lainnya berjalan dengan baik dan sesuai SOP. Bahkan, sebelum SPPG didirikan, kita juga akan memastikan air yang dipakai apakah itu dari sumur atau PDAM sesuai ketentuan, ada uji laboratorium yang dilakukan," kata dia.
Sebanyak 3.300 pekerja dari 67 SPPG di Sumsel mengikuti bimtek untuk penyediaan MBG. Mereka mendapat arahan terkait kesehatan, keamanan, dan higienitas makanan. [631] url asal
Sebanyak 3.300 pekerja dari 67 satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) di Sumatera Selatan, mengikuti bimbingan teknis (bimtek) untuk penyediaan makan bergizi gratis (MBG). Mereka mendapat arahan terkait kesehatan, keamanan, dan higienitas makanan ketika proses pengolahan di SPPG.
Direktur Deputi Dialur Wilayah II Badan Gizi Nasional Brigjen Pol Sony Sanjaya mengatakan bimtek penjamah makanan program MBG untuk menyosialisasikan standar operasional prosedur (SOP) yang harus dilakukan para pekerja di dapur.
"Bimtek ini sangat penting dilakukan untuk menyampaikan SOP yang harus dilakukan SPPG. Baik dalam penyiapan bahan makanan, penyimpanan, pengolahan hingga di antar ke sekolah. Bimtek di Sumsel kita lakukan untuk 67 SPPG atau untuk 3.300 orang yang bertugas di dapur untuk tahap awal ini," ujar Sony, Sabtu (17/5/2025).
Dalam kegiatan itu, para narasumber yang dihadirkan berasal dari Dinas Pendidikan, persatuan ahli gizi Indonesia (Persagi), akademisi, BPOM, himpunan ahli kesehatan lingkungan Indonesia (HAKLI), dan dinas ketenagakerjaan. Kegiatan untuk 67 SPPG itu digelar di 5 lokasi di Kota Palembang selama 2 hari.
"Materi yang disampaikan pata narasumber bertujuan agar mereka dapat melaksanakan tugas sebagai pejuang pembangunan gizi anak-anak bangsa. Sehingga mereka perlu dibekali pengetahuan," ungkapnya.
Bimtek itu sekaligus menjadi upaya BGN mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Pihaknya tak ingin kecolongan kejadian keracunan makanan seperti yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
"Kita tak ingin lagi ada kejadian lauk yang tidak terjaga dengan baik, berbau dan hal-hal lainnya. Penanganan ayam, daging, ikan, sayur-sayuran, dan buah-buahan harus sesuai SOP. Mudah-mudahan dengan bimtek ini kejadian-kejadian yang tidak diinginkan tersebut bisa kita zero-kan. Insyaallah tidak ada lagi kasus-kasus jika bekerja sesuai SOP," katanya.
Katanya, 67 SPPG yang sudah berdiri di Sumsel sejak Januari-Mei akan terus diawasi oleh pihak-pihak terkait. Mulai dari ahli gizi yang memantau kandungan gizi pada makanan, asisten lapangan yang memonitor kegiatan harian di dapur dan lainnya.
"Termasuk inspektorat pemantauan dan pengawasan dari BGN untuk memastikan bahan makanan, pengolahan makanan, dan proses lain-lainnya berjalan dengan baik dan sesuai SOP. Bahkan, sebelum SPPG didirikan, kita juga akan memastikan air yang dipakai apakah itu dari sumur atau PDAM sesuai ketentuan, ada uji laboratorium yang dilakukan," terangnya.
Dia menambahkan, terhadap kasus siswa diduga keracunan yang terjadi beberapa waktu terakhir, tindakan terhadap SPPG dilakukan bertahap. Diawali dengan teguran hingga penindakan.
"Itu (kasus-kasus) terus kita evaluasi, sehingga ada perbaikan-perbaikan untuk ke depannya," ujarnya..
Sementara Sekretaris Dinas Pendidikan Sumsel Awaludin mengatakan bimtek yang digelar untuk meningkatkan kualitas MBG di Sumsel. Terlebih MBG akan diterapkan kepada seluruh siswa di Sumsel secara bertahap.
"Kita terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi MBG. Tiap sekolah juga ikut membantu pendistribusian ke kelas, mengumpulkan ompreng dan lainnya. Kita juga mengevaluasi jika ada keterlambatan pengantaran. Komunikasi terus kita lalukan agar program berjalan sesuai harapan," terangnya.