BEKASI, KOMPAS.com - Seorang pria paruh baya diduga memalak kuli bangunan yang tengah bekerja di Perumahan Griya Srimahi Indah (GSI), Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Aksi itu terekam dalam sebuah video berdurasi 6 menit 50 detik. Berdasarkan video tersebut, pria yang mengaku sebagai "putra daerah" itu terlihat mengenakan kaos bertuliskan "security".
Pria berambut putih itu tampak mengintimidasi dan meminta uang kepada korban yang tengah merenovasi salah satu unit rumah subsidi.
Korban memenuhi permintaan pria tersebut. Akan tetapi, pria itu justru emosi setelah menerima uang pemberian korban.
"Kalau enggak ikhlas, enggak usah, cuma jangan ikut campur kerjaan di sini. Ini untuk putra daerah," kata pria tersebut kepada korban, dikutip Kompas.com, Rabu (16/4/2025).
Selanjutnya, pria itu mengingatkan korban bahwa terdapat peraturan "putra daerah" yang mengatur pekerjaan di kawasan perumahan hanya boleh dilakukan oleh warga setempat.
Bahkan, pria itu mengatakan, tidak ada aturan yang melarang hal itu.
"Eh sekarang peraturan putra daerah, otonomi daerah. Pekerjaan enggak ada undang-undang. Orang sini butuh makan lah," kata pria tersebut seraya emosi.
"Ya saya juga butuh makan," jawab kuli bangunan.
Cekcok keduanya pun berlanjut. Bahkan, pria tersebut meminta korban agar angkat kaki mencari pekerjaan di tempat lain.
"Ya elu kerja di tempat lain," imbuh dia.
Kapolsek Tambun Selatan Kompol Wuryanti mengaku telah menangkap pria yang mengaku sebagai "putra daerah" itu di rumahnya di Desa Srimahi pada Rabu sekitar pukul 10.00 WIB.
Berdasarkan hasil interogasi polisi, diketahui pelaku bernama Boin yang sehari-sehari bekerja sebagai sekuriti Perumahan GSI. Sedangkan korban berinisial L.
"Pelaku orang kampung situ, terus kerjanya di situ," kata Wuryanti kepada Kompas.com.
Peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (15/4/2025). Dari pemeriksaan sementara, korban sempat memberikan uang sebesar Rp 100.000 kepada pelaku.
Namun, pelaku langsung mengembalikan uang tersebut ketika mengetahui korban merekam aksinya.
"Kalau pengakuannya korban dikasih Rp 100.000, begitu tahu divideokan, duitnya dikembalikan, tapi kan duit itu sudah diterima, terus ada kata kata 'ikhlas enggak lu?'," imbuh dia.
Saat ini, polisi masih memeriksa pelaku untuk mengetahui motif di balik aksi dugaan pemalakan tersebut.