Jakarta (ANTARA) - Pengelola dapur yang menyediakan makan bergizi gratis (MBG) di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sujimin atau akrab disapa Jimmy Hantu, mengungkapkan pembayaran pelaksanaan program yang diinisiasi Presiden RI Prabowo Subianto itu berjalan aman dan lancar.
Berdasarkan keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu, dia mengatakan bahwa mekanisme pembayaran yang diterapkan Badan Gizi Nasional (BGN) berjalan baik dan menjadi semangat tersendiri bagi pengelola di lapangan.
"Tahap pertama saya dag dig dug der, kenapa? Wah, dibayarnya kapan? Enggak ngerti saya, belum dikasih tahu pokoknya nanti di-reimburse. Oke, eh ternyata tiga minggu kemudian dibayar," ujar Jimmy dalam unggahan video di Instagram Badan Gizi Nasional @badangizinasional.ri.
Dia mengatakan bahwa kepastian pembayaran ini membuat operasional yayasannya menjadi jauh lebih tenang dan terstruktur.
Jimmy, yang juga pendiri Yayasan Mutiara Keraton Solo, sebagai yayasan yang menaungi dapur itu, mengaku sempat mengalami kelebihan bayar akibat turunnya harga bahan baku karena semua proses koreksi dilakukan secara transparan dan profesional.
"Saya malah saat ini punya utang ke BGN karena kelebihan bayar, bukan BGN yang utang ke saya. Ini membuktikan betapa ketatnya pengawasan dan betapa seriusnya program ini dijalankan," katanya.
Menurut Jimmy, program MBG tidak hanya soal memberikan makanan bergizi kepada anak-anak, tetapi juga mendorong pemberdayaan masyarakat lokal.
Selain melibatkan produk tani lokal, program ini juga melatih masyarakat untuk mengelola pangan secara higienis dan berkelanjutan. Program ini dinilai membawa dampak positif yang luas.
"Ini pintu masuk Indonesia emas. Ingat, BGN ini mendidik anak dari kecil, mendidik keluarga, mendidik juga dalam lingkungan sosial dalam sekolahannya, maka teman-teman guru nasional ayo bersama-sama, pintu masuk jangan kita hilangkan, kenapa? Kita persiapkan Indonesia emas," ujarnya.
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2025