Ketua DPP PDI Perjuangan, Said Abdullah, menjelaskan alasan adanya Satgas Cakra Buana di kediaman Sekjen Hasto Kristiyanto saat penggeledahan. Said menyebut kehadiran Satgas Cakra Buana bukan untuk menghalang-halangi proses penyidikan.

"Nggak, Satgas Cakrabuana itu bukan untuk menghalang-halangi, merintangi peradilan bisa kena obstruction of justice," kata Said kepada wartawan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (8/1/2025).

Ia menegaskan kehadiran Cakra Buana hanya untuk melakukan penjagaan terhadap Hasto. "Itu untuk menjaga Pak Hasto saja," katanya.

Seperti diketahui, Rumah Hasto yang digeledah KPK berada di kawasan Bekasi Timur, Kota Bekasi. Saat penggeledahan berlangsung, rumah dua lantai berwarna putih milik Hasto itu dijaga oleh tim pengamanan Cakra Buana PDIP.

Jubir KPK, Tessa Mahardika, menjelaskan penjagaan tersebut bukanlah sebuah masalah asalkan tidak ada upaya penghalangan atas kegiatan penggeledahan yang dilakukan. Dia mengatakan, jika saat penggeledahan ada upaya menghalangi, barulah dapat diproses secara hukum.

"Siapa pun bisa menjaga selama tidak melakukan kegiatan yang berpotensi menghalang-halangi prosesnya karena, bila memang ada upaya-upaya untuk menghalangi prosesnya, bisa dikenakan Pasal 21 karena menghalangi penyidikan," kata Tessa kepada wartawan di gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Selasa (7/1/2025).

Kemudian dia juga menyampaikan memiliki keyakinan jika pihak yang menjaga di rumah Hasto bersikap kooperatif. Dia menyebut kehadiran tim Cakra Buana guna mengamankan proses penggeledahan.

"Saya meyakini pihak-pihak yang saat ini ada di lokasi merupakan pihak-pihak yang taat hukum dan membantu proses agar tidak rusuh, tidak chaos di sana, dan tidak mengganggu proses penggeledahan di sana," kata Tessa.

Simak Video: Kata KPK soal Satgas PDIP Jaga Rumah Hasto saat Penggeledahan

[Gambas:Video 20detik]

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Usulkan di sini

Seekor harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) dilaporkan terjebak dalam kandang besi milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar) di Kabupaten Solok. BKSDA Sumbar sedang mengevakuasi harimau itu.

"Iyah (harimau diamankan). Kita sedang proses evakuasi. Semoga semua lancar," kata Kepala BKSDA Sumbar, Lugi Hartanto kepada detikSumut, Kamis (14/11/2024).

Lugi mengatakan, harimau Sumatera itu tertangkap di Jorong Lubuk Selasih, Nagari Batang Barus, Kabupaten Solok. Setelah harimau yang belum diketahui jenis kelaminnya itu keluar dari kawasan beberapa waktu ke belakang ini.

"Memang kita jebak, karena sering keluar kawasan. Dan dia kita amankan barusan. Tapi kita belum bisa pastikan harimau ini jantan atau betina. Nanti kita informasikan lebih lanjut," ungkapnya.

Terpisah, Kapolsek Gunung Talang, AKP Defrianto menyebut harimau tersebut diamankan tadi pagi sekira pukul 08.00 WIB. Sementara harimau tersebut masuk perangkap yang sudah dipasang BKSDA Sumbar sejak 30 Oktober 2024 lalu.

"Harimau itu kita amankan tadi pagi sekira pukul 08.00 WIB. Dia masuk ke perangkat milik BKSDA Sumbar," kata AKP Defrianto kepada detikSumut.

Defrianto mengatakan, saat ini pihak BKSDA Sumbar bersama pihak terkait sedang menunggu kedatangan dokter hewan untuk membantu proses evakuasi harimau tersebut.

"Kita sedang menunggu dokter hewan untuk membius harimau tersebut. Agar selanjutnya harimau itu bisa dibawa ke pusat rehabilitasi harimau di Dharmasraya. Untuk proses ini saat ini sedang berlangsung," ujarnya.

Defrianto juga mengaku harimau tersebut sudah hampir 2 bulan belakangan ini masuk ke permukiman masyarakat. Sehingga aktivitasnya membuat resah masyarakat sekitar.

"Harimau ini sudah 2 bulan ke belakang masuk permungkiman. Sehingga pihak terkait juga sudah melakukan penghalauan sebelum harimau ini masuk perangkap BKSDA tadi," tutup Kapolsek.

Video: Penampakan Harimau yang Kerap Masuk Permukiman Warga di Solok

Video: Penampakan Harimau yang Kerap Masuk Permukiman Warga di Solok