Jakarta -

Pemerintah Jawa Barat berencana untuk membangun 1.000 rumah panggung di kawasan Pondok Gede Permai (PGP), Bekasi, Jawa Barat yang terdampak banjir paling parah. Nantinya, pembangunan rumah panggung tersebut tentu hanya dilakukan bagi pemilik rumah yang bersedia.

Hal ini disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi usai melakukan pertemuan dengan Menteri Perumahan dan kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait. Nantinya pihak pemerintah akan menyiapkan bantuan Rp 150 juta untuk pembangunan per unit rumah.

"Jadi yang pertama tentunya rumah panggung dibangun bagi mereka yang keluarganya bersedia dibangunkan rumah panggung. Kan tidak mungkin rumah permanen yang sudah dua lantai dipaksa jadi rumah panggung. Nah kita yang bersedia, dan tentunya kan mengikuti harga yang kita miliki," katanya kepada wartawan di kantor Kementerian PKP, Jakarta, Rabu (12/3/2025).

Meski akan menyiapkan dana untuk pembangunan rumah, Dedi menyebutkan bisa saja nanti dana yang diberikan atau pembangunan rumah panggung bukan dari pemerintah melainkan melalui program corporate social responsibility (CSR) perusahaan.

"Nanti Pak Menteri (Maruarar Sirait) ini kan punya hubungan banyak nih ke dunia usaha, bukan hanya oleh pemprov nanti dibangunnya, bisa jadi banyak para pengusaha berpartisipasi, membangunkan rumah panggung bagi warga yang kemarin terendam banjir. Nah terutama warga-warga yang ekonomi menengah ke bawah," ungkapnya.

Ketika ditanya kapan rumah panggung mulai dibangun, Dedi tidak langsung menjawabnya. Menteri PKP Maruarar Sirait sebelumnya akan mengajak Pemerintah Jawa Barat untuk melihat rumah panggung di kawasan Muara Angke terlebih dahulu sebagai prototipe. Apabila cocok, maka pembangunan akan bisa dilakukan.

Untuk kunjungan ke Muara Angke sendiri, pria yang akrab disapa Ara ini mengatakan akan dilakukan usai Lebaran atau sekitar tanggal 18-20 April 2025. Adapun, konsep rumah panggung di sana dibuat oleh Universitas Pertahanan.

"Nah dari situ lah kita bicara kalau cocok di sana itu untuk di Jawa Barat, ya baru kita akan (bangun). Kan setiap daerah itu punya keunikan yang kita juga harus hormati. Jadi perencanaan itu ya nggak bisa grusuk-grusuk. Kita harus lihat, belajar, matang, baru jalan," ujar Ara.

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Jawa Barat akan menyiapkan dana untuk pembangunan rumah panggung. Pembangunan rumah panggung diutamakan pada daerah di pinggiran sungai dan yang sering terjadi banjir.

Wali Kota Bekasi Tri Adhianto merinci bahwa pihaknya menargetkan 1.000 rumah panggung dibangun di PGP. Hal itu karena daerah tersebut merupakan yang paling terdampak dari banjir.

"Prioritasnya di PGP, nanti kita lihat PGP, target kita adalah seribu rumah. Karena ini paling parah di seluruh kondisi yang ada, karena posisinya berada di posisi paling rendah di antara perumahan-perumahan yang terkena dampak banjir," kata Tri.

Tri mengatakan, nantinya, pembangunan rumah panggung di PGP diprioritaskan bagi rumah yang dengan tingkat kerusakan sedang hingga tinggi. Dia mengatakan ketinggian rumah panggung minimal 2,5 meter.

(abr/zlf)

Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Maruarar Sirait, Ara, memantau kondisi para pengungsi di kantor logistik dan peralatan BNPB, tepat di depan gerbang perumahan Pondok Gede Permai, Rabu petang.

Ara menyatakan rencana untuk merelokasi warga yang tinggal di bantaran kali dan sungai. Menurutnya, pemerintah harus lebih tegas memberlakukan peraturan agar bencana tidak terjadi berulang-ulang.

Ara lebih jauh menjelaskan, salah satu akar masalah terjadinya banjir di beberapa tempat adalah alih fungsi lahan yang tidak semestinya menjadi pemukiman atau bangunan lain.Ia mengaku akan mengajak dialog semua elemen masyarakat agar mereka mau direlokasi ke tempat yang baru.

BEKASI, KOMPAS.com - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mengimbau Wali Kota Bekasi Tri Adhianto dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mengajak warga Pondok Gede Permai (PGP), Jatiasih, Kota Bekasi, yang terdampak banjir untuk direlokasi.

“Untuk Wali Kota Bekasi dan Kepala BNPB bisa mengajak masyarakat yang terdampak banjir di sini berdialog tentang relokasi pada 1-2 hari ke depan,” kata Maruarar saat diwawancarai di Gedung Logistik dan Peralatan BNPB Pondok Gede, Rabu (5/3/2025).

Maruarar berujar, dirinya ingin proses relokasi korban banjir di PGP bisa berlangsung dengan tertib.

“Jadi pindah semuanya, diajak tanya baik-baik,” terang dia.

Maruarar mengaku sudah membahas tentang relokasi dengan Tri. Bahkan, mereka sudah menentukan tempat untuk relokasi.

Maruarar mengungkapkan, Pasar Bintara menjadi salah satu tempat yang akan digunakan untuk relokasi.

“Pasar Bintara tanahnya sudah ada dan milik kota. Nanti kalau cocok, itu akan kita bangunkan untuk relokasi supaya ada solusi banjir,” jelas dia.

Maruarar mengatakan akan melakukan relokasi seperti yang pernah dilakukannya di Flores Timur sekitar 2-3 bulan lalu.

“Ini kan kejadiannya udah sering berulang sehingga saya meminta direlokasi seperti di Flores Timur dengan mengajak masyarakat berdialog,” ujar dia.

Saat di Flores Timur, Maruarar juga memisahkan kelompok relokasi antara bapak-bapak, ibu-ibu, dan anak-anak.

“Karena itu kan memindahkan, bukan hanya tempat tinggal, melainkan kehidupan,” ucap Maruarar.

Bekasi -

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait atau Ara memberikan banyak bantuan untuk warga terdampak banjir di Perum Pondok Gede Permai (PGP), Kota Bekasi. Bantuan yang diberikan adalah popok hingga pakaian dalam.

"Pertama, tadi saya berbicara dengan Bapak-Ibu saya. Saya juga berbicara dengan Menteri PU. Tadi kurang lebih 2 jam saya di sini. Saya menemukan beberapa fakta bahwa kebutuhan masyarakat pasti sekarang adalah yang cepat itu bantuan makanan, minuman, dan obat-obatan, madu," ungkap Ara kepada wartawan di pengungsian warga, kantor BNPB Jatiasih, Kota Bekasi, Rabu (5/3/2025).

"Tadi pampers banyak yang perlu. Pakaian dalam juga banyak. Pakaian dalam buat perempuan dan laki-laki. Sudah cukup banyak yang tadi beberapa hari nggak ganti pakaian. Jadi kita tadi untung bawanya cukup banyak jadi kebagian," sambung Ara.

Selain itu, Ara memberikan madu hingga minyak telon untuk bayi. Dia menyebutkan barang-barang yang dia berikan kepada para pengungsi merupakan yang sangat dibutuhkan.

"Kemudian juga tadi yang terpakai banyak itu teman-teman saudara-saudara kita di sini madu. Mereka senang pakai madu. Terus tadi minyak kaya putih. Ada minyak kayak minyak telon gitu ya buat bayinya. Jadi itu terpakai banget tadi. Mungkin saran saya kalau teman-teman nanti yang datang ke sini itu kebutuhan riil lah. Karena malam-malam di sini kan cukup dingin dan sebagainya," kata Ara.

(maa/maa)

BEKASI, KOMPAS.com - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait atau Ara meninjau korban yang terdampak banjir di Pondok Gede Permai, Jatiasih, Bekasi, Rabu (3/5/2025).

Pantauan Kompas.com sekitar pukul 18.00 WIB, Ara tiba di Kantor BNPB Pondok Gede, Kota Bekasi. Kedatangannya disambut oleh Wali Kota Bekasi Tri Adhianto.

Saat tiba, Ara langsung masuk ke salah satu tenda pengungsi banjir yang berwarna jingga. Ia memberi semangat kepada para pengungsi banjir.

“Semangat ya,” kata Ara sambil berjabat tangan dengan salah satu pengungsi perempuan di lokasi, Rabu.

Setelah itu, ia lanjut bertanya dengan pengungsi lain terkait kebutuhan yang diperlukan.

“Apa yang dibutuhkan saat ini, Bu?” tanya Ara.

“Butuh peralatan bersih-bersih dan air bersih,” kata salah satu pengungsi perempuan.

Usai bertanya-tanya dengan pengungsi, Ara dan Tri melakukan rapat koordinasi di depan pintu masuk Kantor BNPB Pondok Gede.

Mereka melakukan rapat koordinasi sambil duduk di bangku yang sudah disiapkan.

Namun, saat di tengah-tengah rapat, Ara tampak mengangkat telepon dari ponselnya. Setelah beberapa menit kemudian, ponsel tersebut dipindahkan ke Tri dan melanjutkan percakapan dengan sosok tak diketahui melalui ponsel Ara.

Saat telepon sudah ditutup, Ara dan Tri turun langsung membagikan bantuan kepada korban terdampak banjir. Adapun, bantuan tersebut meliputi sabun cuci piring, minuman sari kacang hijau, dan pembalut.

BEKASI - Banjir yang melanda Perumahan Pondok Gede Permai , Jati Asih, Bekasi, Jawa Barat mencapai ketinggian hingga empat meter. Hal itu membuat petugas gabungan membutuhkan perahu karet untuk mengevakuasi warga.

Berdasarkan pantauan SindoNews di lapangan, Selasa (4/3/2025), petugas yang terdiri dari TNI-Polri hingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan proses evakuasi, dengan mengutamakan anak-anak, perempuan, dan lansia.

Terlihat, ketinggian air yang mencapai empat meter itu, membuat warga tidak bisa meninggalkan rumah mereka tanpa bantuan perahu karet dari petugas gabungan.





Para ibu menggendong bayi mereka, sambil membawa beberapa tas berisi perlengkapan dan kebutuhan anaknya, serta sejumlah pakaian ganti. Tidak sedikit dari anak-anak itu menangis histeris ketika turun dari perahu karet.



Berdasarkan informasi yang diterima, warga memanfaatkan lantai dua rumah mereka untuk bertahan dari rendaman air, hingga petugas berhasil melakukan evakuasi.

Adapun Perumahan Pondok Gede Permai, terendam banjir akibat luapan kali Bekasi, yang sudah tidak bisa menahan air kiriman dari Bogor akibat hujan deres terus menerus sejak dua hari lalu.