KULON PROGO, KOMPAS.com - Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Wonopeti di Padukuhan Wonopeti, Kalurahan Karangsewu, Kapanewon Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah melaksanakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) sejak 23 September 2024.

Program ini diikuti oleh ratusan pelajar dari kelas satu hingga enam setiap hari sekitar pukul 12.00 WIB.

Nilai asupan per paket mencapai Rp 15.000. Setiap siswa menerima makanan yang terdiri dari nasi, sayur, buah, lauk, dan minum susu, dengan menu yang berubah setiap hari.

Kepala SD Muhammadiyah 1 Wonopeti, Alip Mulyono, menjelaskan bahwa MBG merupakan uji coba yang dilakukan hingga Senin ini.

“Merupakan kerja sama pengurus pusat Muhammadiyah dengan Grab OVO. Pelaksanaan makan bersama ini terakhir hari ini, karena besok sudah libur,” ungkap Alip pada Senin (16/12/2024).

Setiap siswa menerima makanan gratis yang terdiri dari nasi, sayur, buah, lauk, dan minum susu, dengan menu yang berubah setiap hari.

Nilai asupan per paket mencapai Rp 15.000, dengan lauk yang bervariasi yakni ikan, daging, dan telur.

Program ini tidak hanya memberikan makanan gratis, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan gizi siswa.

Pengukuran gizi anak dilakukan melalui tinggi badan, lingkar lengan, dan berat badan, yang dilakukan sebelum program berjalan dan diukur secara bertahap setiap bulan.

Dalam pelaksanaannya, MBG diterapkan dengan dua cara, yaitu prasmanan dan dihidangkan menggunakan kontainer.

Alip menjelaskan bahwa setiap siswa diharuskan membawa piring, gelas, dan sendok atau garpu sendiri.

“Para siswa satu per satu mengambil makanan dan minuman, duduk, berdoa, makan bersama, dan kembali berdoa. Selanjutnya, mereka mencuci piring, gelas, dan sendok, tidak membawa perkakas kotor ke kelas atau rumah,” kata Alip.

Ia menambahkan bahwa kegiatan mencuci peralatan makan ini bertujuan untuk menanamkan karakter membantu orangtua di rumah.

“Mereka mencuci piring, gelas, dan sendok garpu sendiri. Ini merupakan bagian dari karakter membantu orangtua di rumah,” ujar Alip.

Sekolah ini berupaya menghadirkan pendidikan yang lebih komprehensif, dengan menekankan pada karakter sebagai soft skill.

“MBG memiliki nilai tambah. Paling sederhana, membantu orangtua merupakan bagian karakter yang ditanamkan di sekolah,” lanjut Alip.

Karakter membantu orangtua adalah salah satu dari 19 penilaian karakter yang ingin dicapai oleh sekolah, yang mencakup karakter shalat, puasa, literasi, dan belajar.

“Awalnya berat, karena dilakukan setiap hari, namun kebiasaan ini akhirnya menjadi karakter,” ungkap Alip.

Selain meningkatkan gizi, program ini juga bertujuan untuk menanamkan budi pekerti pada pelajar, meningkatkan ekonomi masyarakat, dan mengurangi pengeluaran keluarga.

“Ini juga merupakan penanaman karakter pada anak didik, seperti antre dan mencuci piring sendiri,” tambahnya.

Untuk memastikan gizi maksimal bagi anak, sekolah bekerja sama dengan UMKM berlisensi.

Proses pemilihan UMKM meliputi pendampingan badan gizi, penilaian, hingga terpilihnya UMKM yang memenuhi standar.

“Standar masak berdasarkan gizi nasional, menggunakan celemek dan sarung tangan, serta proses memasak harus diperiksa sebelum mendapatkan lisensi,” jelas Alip.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kulon Progo, Nur Wahyudi, menambahkan bahwa uji coba MBG telah berlangsung di tiga sekolah, termasuk SD Muhammadiyah 2 Wonopeti dan satu sekolah SD Negeri di Janten, Kapanewon Temon.

“Semua dilaksanakan di sekolah dasar,” kata Nur.

KULON PROGO, KOMPAS.com - Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Wonopeti di Padukuhan Wonopeti, Kalurahan Karangsewu, Kapanewon Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah melaksanakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) sejak 23 September 2024.

Program ini diikuti oleh ratusan pelajar dari kelas satu hingga enam setiap hari sekitar pukul 12.00 WIB.

Nilai asupan per paket mencapai Rp 15.000. Setiap siswa menerima makanan yang terdiri dari nasi, sayur, buah, lauk, dan minum susu, dengan menu yang berubah setiap hari.

Kepala SD Muhammadiyah 1 Wonopeti, Alip Mulyono, menjelaskan bahwa MBG merupakan uji coba yang dilakukan hingga Senin ini.

“Merupakan kerja sama pengurus pusat Muhammadiyah dengan Grab OVO. Pelaksanaan makan bersama ini terakhir hari ini, karena besok sudah libur,” ungkap Alip pada Senin (16/12/2024).

Setiap siswa menerima makanan gratis yang terdiri dari nasi, sayur, buah, lauk, dan minum susu, dengan menu yang berubah setiap hari.

Nilai asupan per paket mencapai Rp 15.000, dengan lauk yang bervariasi yakni ikan, daging, dan telur.

Program ini tidak hanya memberikan makanan gratis, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan gizi siswa.

Pengukuran gizi anak dilakukan melalui tinggi badan, lingkar lengan, dan berat badan, yang dilakukan sebelum program berjalan dan diukur secara bertahap setiap bulan.

Dalam pelaksanaannya, MBG diterapkan dengan dua cara, yaitu prasmanan dan dihidangkan menggunakan kontainer.

Alip menjelaskan bahwa setiap siswa diharuskan membawa piring, gelas, dan sendok atau garpu sendiri.

“Para siswa satu per satu mengambil makanan dan minuman, duduk, berdoa, makan bersama, dan kembali berdoa. Selanjutnya, mereka mencuci piring, gelas, dan sendok, tidak membawa perkakas kotor ke kelas atau rumah,” kata Alip.

Ia menambahkan bahwa kegiatan mencuci peralatan makan ini bertujuan untuk menanamkan karakter membantu orangtua di rumah.

“Mereka mencuci piring, gelas, dan sendok garpu sendiri. Ini merupakan bagian dari karakter membantu orangtua di rumah,” ujar Alip.

Sekolah ini berupaya menghadirkan pendidikan yang lebih komprehensif, dengan menekankan pada karakter sebagai soft skill.