Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengungkap syarat agar pengajuan kredit perumahan rakyat (KPR) bagi pekerja sektor informal, seperti pengemudi ojek online (ojol) hingga tukang cukur bisa tembus.

Nixon mengakui bank memang kesulitan memberikan kredit rumah untuk pekerja informal karena persoalan jaminan. Berbeda dengan pekerja formal seperti karyawan swasta yang bisa dicek melalui slip gaji.

Meski demikian, BTN bekerja sama dengan perusahaan ojek online untuk mengatasi hal tersebut. Salah satu caranya adalah menarik saldo dari dompet digital abang ojol setiap hari.

"Kalau kayak supir ojek online, saya sebut merek deh depannya G, kita ada kerja sama dia potong harian, nah itu bisa ada dokumen kan. Jadi, bisa juga (mengajukan kredit)," kata Nixon setelah rapat dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (8/1).

BTN juga melakukan pendekatan ke komunitas pekerja informal. Salah satunya, komunitas tukang cukur Asal Garut atau Asgar. Pihak bank mengandalkan komunitas itu untuk mengecek kemampuan calon pemohon KPR.

"Mereka (komunitas) verifikasinya orang ini baik ndak, bener dagang ndak, dagang baik-baik, bukan penipu," ujarnya.

Nixon mengatakan BTN tengah mengkaji skema penilaian bagi para pekerja informal yang tak terikat perusahaan ataupun komunitas demi memperluas cakupan KPR. Salah satu cara yang dikaji adalah calon pemohon KPR harus menabung rutin dalam 3-6 bulan.

"Memang kita lagi buat, udah deh dia menabung 3-6 bulan, dari itu saja dokumennya. Kalau track record nabungnya bagus, ya kita kasih," tutur Nixon.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menargetkan pembangunan 3 juta rumah untuk rakyat. Dia menugaskan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait untuk membuat berbagai skema.

Beberapa cara yang telah disampaikan Maruarar hingga saat ini adalah membangun hunian vertikal di dekat jalur kereta api, membangun hunian vertikal di bekas tanah koruptor, hingga kerja sama pembangunan perumahan dengan Qatar.