TRENGGALEK, KOMPAS.com - Banjir merendam sejumlah wilayah di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Banjir menggenangi jalur utama dan permukiman warga.
Banjir itu terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah Kabupaten Trenggalek sejak Minggu (15/12/2024) sore hingga malam.
Di Kelurahan Kelutan, Kecamatan Trenggalek, banjir merendam wilayah tersebut dengan ketinggian air mencapai sekitar 1 meter hingga 1,5 meter.
"Di dalam rumah sekitar 1 meter, kalau di luar yaitu di jalan 1,5 meter," kata Feri Budi Santoso (37) di lokasi banjir, Senin (16/12/2024).
"Ada beberapa sekolahan di Kelutan ini tergenang banjir dan diliburkan," sambung Feri.
Di wilayah tersebut, banjir mulai menggenang perlahan sejak sekitar Minggu malam pukul 22.00 WIB. Puncaknya, air menggenang hingga masuk rumah sekitar pukul 00.00 WIB, Senin (16/12/2024) dini hari.
"Banjir perlahan menggenang jalan, kemudian air masuk rumah sampai satu meter lebih," terang Feri Budi.
Rumah warga yang terdampak banjir, menyelamatkan barang berharga serta perlengkapan elektronik di tempat yang lebih tinggi. Sedangkan, perabotan dibiarkan terendam karena masih bisa dibersihkan.
"Kami baru bisa bersihkan rumah kalau sudah surut, kalau air masih menggenang kami hanya memantau situasi. Dan ini surutnya cenderung lambat," terang Feri.
Banjir yang menggenang Kelurahan Kelutan dan sekitarnya tersebut diduga akibat tanggul yang berada di Dusun Dukuh jebol karena tidak mampu menahan luapan air sungai Ngasinan.
"Banjir terjadi kali ini, karena tanggul di Dusun Dukuh Jebol," ujar Feri.
Setiap hujan deras dan apabila Sungai Ngasinan meluap, wilayah tersebut seringkali banjir. Namun, setelah adanya Bendungan Tugu, Trenggalek, sudah banyak berkurang.
"Semoga bendungan Bagong di Kecamatan Bendungan segera jadi. Sehingga bisa mengendalikan banjir yang sering menggenang wilayah ini," terang Feri.
Banjir yang menerjang wilayah Kelurahan Kelutan, juga menggenangi jalur utama menuju wilayah perkotaan. Jalan nasional tersebut terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 80 hingga 90 sentimeter, sepanjang sekitar 200 meter.
"Air menggenang dua sisi jalur Jalan Soekarno-Hatta Kelutan, dan tidak bisa dilintasi," terang Feri.
Akibatnya, jalur utama menuju wilayah perkotaan tersebut putus total tidak bisa dilintasi kendaraan. Sehingga untuk menuju wilayah kota jalur dialihkan melewati Kecamatan Karangan.
"Karena tidak bisa dilewati, ya harus memutar dengan jarak lebih jauh, lewat Kecamatan Karangan," terang Feri.
Sejumlah pemotor yang nekat menerobos jalur banyak yang mati mesin, dan harus didorong.