Menteri PKP Maruarar Sirait akan bangun perumahan non-eksklusif sesuai arahan Presiden Prabowo. Perumahan akan mencakup beragam latar belakang penghuni. [607] url asal
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait akan membuat perumahan dengan berbagai macam latar belakang penghuni agar tidak bersifat eksklusif. Hal ini sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto yang tidak memperbolehkan adanya perumahan eksklusif.
"Saya dapat pesan tidak boleh lagi ada perumahan yang eksklusif dari Pak Prabowo. Jadi perumahan itu juga harus dari berbagai macam latar belakang," ujar pria yang akrab disapa Ara itu dalam Diskusi Tiga Juta Rumah di Auditorium PUPR, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (28/10/2024).
Ara mencontohkan perumahan yang tidak eksklusif, yakni bisa dari komposisi penghuni perumahan yang terdiri dari berbagai profesi. Ia pun akan menerapkannya pada perumahan yang bakal dibangun di atas tanah sumbangan miliknya di Tangerang.
Ara menyebutkan perumahan tersebut dapat diisi oleh Aparatur Sipil Negara (ASN), guru, dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
"Saya mulai dari diri sendiri sebagai menteri. (Tanggal) 10 November saya akan undang pengusaha. Saya berikan 2,5 hektare tanah saya di Tangerang. Dan yang membangun pengusaha yang lain, bangunannya dan juga isinya," ungkapnya.
"Mudah-mudahan 8 bulan lagi kita sudah bisa serahkan ke berapa ratus masyarakat di situ dan saya minta menjadi model. Nanti mungkin 10 persennya TNI berpenghasilan rendah, ASN berpenghasilan rendah, guru berpenghasilan rendah," tambah Ara.
Menurutnya, langkah tersebut merupakan awalan yang baik dalam membangun perumahan bagi masyarakat. Ia juga akan mengajar ahli komunitas dan pemberdaya komunitas untuk mewujudkan hal itu.
"Jadi ada ekosistem yang baik, ada berbagai macam suku agama yang ada di situ jadi tidak eksklusif. Jadi kita mau bikin (perumahan tidak eksklusif), ahli-ahli komunitas saya mau undang," imbuhnya.
"Jadi kita jangan hanya membangun fisiknya, tapi membangun ekosistemnya," sambungnya.
Untuk cara mencegah adanya perumahan eksklusif, Ara menjelaskan perlunya edukasi mengenai tujuan tidak dibolehkan hal tersebut. Ia mengatakan Indonesia merupakan negara dengan beragam latar belakang, sehingga perlu ditampakkan melalui perumahan.
"Kita mesti jelasin edukasi tujuannya apa. Orang-orang pintar bisa diedukasi, kan punya hati ya. Kenapa kalau nanti namanya eksklusif di Indonesia itu taman sari Indonesia itu berbeda agama, suku, etnis, itulah Indonesia kan begitu. Jadi kita justru harus punya filosofis itu yang kuat. Dan itu juga harus tampak dari perumahan-perumahan kita," katanya kepada awak media.
Selain menentukan komposisi profesi, ia juga mencontohkan cara agar ada keberagaman agama dalam suatu perumahan. Ia ingin perumahan membangun tempat ibadah untuk semua agama.
"Misalnya, saya akan coba minta tempat ibadah bagi semua umat beragama, saya mulai dari situ ya. Perumahan-perumahan itu ya kalau bisa ada masjidnya, ada gereja, ada pura, ada vihara. Jadi itu cara untuk suatu hal yang baik jadi nggak eksklusif," pungkasnya.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
Menteri PKP Maruarar Sirait sumbangkan 2,5 hektare tanah di Tangerang untuk pembangunan perumahan. Groundbreaking dijadwalkan 10 November 2024. [446] url asal
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait akan menyumbangkan 2,5 hektare tanah miliknya di Tangerang. Tanah tersebut akan dibangun perumahan oleh pengembang Agung Sedayu.
Pria yang akrab disapa Ara itu mengumumkan akan mengundang pengusaha untuk menghadiri groundbreaking pembangunan perumahan pada tanggal 10 November 2024 mendatang.
"Saya mulai dari diri sendiri sebagai menteri 10 November saya akan undang pengusaha. Saya berikan 2,5 hektare tanah saya di Tangerang. Dan yang membangun pengusaha yang lain, bangunannya dan juga isinya," ujar Ara dalam paparan di Diskusi Tiga Juta Rumah di Auditorium PUPR, Senin (28/10/2024).
Hal itu dilakukannya sebagai contoh kontribusi dalam pembangunan 3 juta rumah. Ia mengajak semua pihak untuk ikut gotong royong membangun rumah untuk rakyat.
Rencananya, tanah sumbangan tersebut akan dibangun rumah untuk rakyat selama delapan bulan. Ia pun membangun rumah untuk diberikan secara gratis kepada ratusan masyarakat berpenghasilan rendah.
"Mudah-mudahan 8 bulan lagi kita sudah bisa serahkan ke berapa ratusan masyarakat di situ dan saya minta menjadi model. Nanti mungkin 10 persennya TNI berpenghasilan rendah, ASN berpenghasilan rendah, guru berpenghasilan rendah," jelasnya.
Melalui sumbangannya, ia mencontohkan model kontribusi, yakni menyumbangkan tanah sementara pembangunan dari perusahaan swasta lainnya. Hal ini bisa menjadi salah satu skema Corporate Social Responsibility (CSR).
"Nanti saya perlu sekali di sini ada kerja sama CSR, modelnya macam-macam. Nanti ada tanah dari bank atau sitaan dari siapa, yang bangun bisa kita. Kalau model di Tangerang, tanahnya dari swasta yang bangun swasta, kemudian diserahkan gratis kepada rakyat," tuturnya.
Usai paparannya, ia mengungkapkan kepada awak media bahwa tanah sumbangannya akan dibangun dan diisi oleh perusahaan pengembang swasta, yakni Agung Sedayu.
"Skemanya macam-macam, ada yang saya buat tanggal 10 November groundbreaking di Tangerang, tanahnya milik perusahaan (Maruarar). Nanti yang bangun perusahaan lain, Agung Sedayu sama isinya," pungkasnya.