Talut di kawasan permukiman, Perumahan Beringin Asri, Kelurahan Gondoriyo, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang longsor pagi tadi. Begini kondisinya terkini. [590] url asal
Talut di kawasan Perumahan Beringin Asri, Kelurahan Gondoriyo, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, longsor. Longsor yang cukup besar itu merobohkan gubuk dan menimpa motor warga. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
Pantauan detikJateng siang tadi, lokasi longsor di permukiman itu masih tampak berantakan. Saat itu warga bergotong royong memangkas pohon dan membersihkan sisa longsor.
Tampak gubuk hancur, menyisakan kayu serta atap seng. Salah satu warga sekaligus saksi mata kejadian, Subarjo (58), mengatakan longsor terjadi sekitar pukul 07.30 WIB pagi.
"Saya lagi mau ngantar putu (cucu), posisi ada hujan dikit, terus rasanya kayak ada gempa," kata Subarjo kepada detikJateng di Perumahan Beringin Asri, Kamis (6/2/2025).
Ternyata getaran itu karena ada batuan dan tanah di samping perumahan tersebut longsor.
"Longsornya itu batu-batu, tanah, kena rumah gubuk, nggak ada orangnya. Tapi ada motor di bawahnya," tuturnya.
"Itu longsornya jatuh dan jalan kira-kira 12 meteran, sampai mengenai ayunan. Melewati sampai tiga rumah," lanjutnya.
Longsor itu juga mengakibatkan kerusakan pada beberapa infrastruktur. Kabel-kabel hingga lampu jalanan juga terkena longsor yang terjadi begitu cepat.
"Pohon-pohonnya juga langsung tumbang. Kerugiannya ada gubuk, motor, sama ayunan. Lampu-lampu kena, mati juga, kabel juga kena," tuturnya.
Pemilik gubuk, Arif Puji (55) mengatakan saat itu dia berada di rumahnya di seberang gubuk tempatnya menyimpan perkakas dan kayu.
"Awalnya saya tidak tahu, tiba-tiba saja langsung fondasi yang bawah itu yang dari rumah Mas Hartanto (tetangga) mbledos. Mau tidak mau akhirnya yang fondasi atas ikutan juga," jelasnya.
"Longsornya kecepatan tinggi. Sepeda motor di bawah itu kena, tapi alhamdulillah terhadang kayu, jadi masih bisa dipakai motornya," imbuh dia.
Ketua RW 6 Perumahan Beringin Asri, Muhammad, mengatakan tanah longsor itu bukan yang pertama kali terjadi. Dia bilang sudah terjadi tiga kali longsor, dua di antaranya terjadi dalam seminggu ini.
"Di sini sudah (longsor) beberapa kali. Empat tahun kemarin ada longsor di RT 4 tapi di sebelah barat. Satu minggu yang lalu di sebelah barat juga terjadi longsor. Belum satu minggu longsor terjadi di sebelah timur," tuturnya.
Muhammad sudah menghubungi dinas-dinas terkait untuk penanganan bencana yang sering terjadi di wilayahnya. Warga RW 6 pun terus waspada lantaran perumahan mereka yang berada di dekat tebing.
"Penanganan sementara kami trucuk dulu, kami sudah menyiapkan bambu-bambu sembari menunggu bantuan dinas terkait. Kami telah mengajukan bantuan ke dinas-dinas terkait, terutama yang bertanggung jawab atas masalah kebencanaan," terangnya.
"Harapan kami inginnya ditalut ulang dengan diberi tulangan agar lebih kuat. Karena kan itu masih talut perumahan awal, tahun 1995 belum diperkuat dengan tulangan dan pengecoran," jelasnya.
Panjang tebing di RW 6 diperkirakan sekitar 125 meter. Muhammad mengimbau warga untuk tidak membiarkan anak-anak bermain di dekat tebing.