Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan atau Zulhas menyebut, Pemerintah akan merumuskan aturan terkait tugas-tugas kementerian dan ... [314] url asal
Tadi kita sepakat akan dirumuskan nanti bareng-bareng apakah dalam bentuk Inpres atau Perpres, sehingga semua pihak bisa melakukan tugasnya sesuai yang sudah diatur oleh aturan ini,
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan atau Zulhas menyebut, Pemerintah akan merumuskan aturan terkait tugas-tugas kementerian dan lembaga dalam pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) dalam bentuk Instruksi Presiden (Inpres) ataupun Peraturan Presiden (Perpres).
"Tadi kita sepakat akan dirumuskan nanti bareng-bareng apakah dalam bentuk Inpres atau Perpres, sehingga semua pihak bisa melakukan tugasnya sesuai yang sudah diatur oleh aturan ini," kata Zulhas dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.
Menurut Zulhas, aturan-aturan ini sangat diperlukan agar kementerian dan lembaga mengetahui tugasnya masing-masing, sehingga tidak saling berbenturan.
Tugas-tugas tersebut, nantinya akan diteruskan kepada para pemerintah daerah, khususnya dalam hal pendistribusian.
Selain itu, aturan-aturan tersebut juga akan merinci secara detail terkait teknis dari pelaksanaan MBG.
"Nanti Inpres yang diperlukan untuk mengatur masing-masing lembaga itu apa tugasnya. Karena kalau nggak diatur, ragu-ragu masing-masing, misalnya nanti ada distribusi antara daerah," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindaya menyatakan bahwa anggaran operasional untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) sepenuhnya ditanggung oleh Pemerintah Pusat.
"Intinya, makan bergizi cukup dari pemerintah pusat. Pemda siapkan anggaran jika ada anggaran. Jika tidak ada, tidak usah memaksakan," katanya di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (28/2).
Menurut Dadan, ada tiga peran penting pemerintah daerah dalam mendukung program MBG. Pertama, menyiapkan infrastruktur penunjang program.
Kedua, membina dan memperkuat rantai pasok lokal, termasuk mendukung petani, peternak, dan nelayan agar kebutuhan pangan bergizi di daerah dapat terpenuhi.
Ketiga, berkolaborasi dengan Badan Gizi Nasional untuk melakukan pendampingan dalam penyaluran makanan bergizi, terutama bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita.
Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan menanggapi keluhan pemilik kantin bahwa pendapatan mereka mulai turun sejak makan bergizi gratis bergulir. [519] url asal
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, merespons keluhan ibu kantin dengan hadirnya makan bergizi gratis (MBG). Zulhas, sapaannya, mengatakan bahwa program MBG baru digulirkan beberapa hari. Untuk itu, dirinya ingin melihat terlebih dahulu ke depan akan seperti apa.
"Kan baru berapa bulan, beberapa hari. Nanti kita lihat baru beberapa hari, yak," kata Zulhas ditemui di Diamond Convention Hall, Solo, Rabu (15/1/2025).
Sejauh ini, kata Zulhas, anggaran dari pemerintah untuk MBG baru dianggarkan Rp 71 triliun. Dirinya memastikan dengan anggaran tersebut bisa digunakan hingga akhir 2025.
"Ya kan baru (berjalan MBG, red) memang anggaran baru Rp 71 triliun itu akan memberikan manfaat kira-kira sampai 17 juta sampai akhir tahun jadi kemarin banyak motong sampai Juni, nggak, sampai akhir tahun 17 juta (sasaran)," jelasnya.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan, bila memungkinkan dan APBN masih ada, Presiden Prabowo Subianto akan menambah anggaran.
"Nah kemungkinan nanti kalau pemerintah longgar, Bapak Presiden, kalau longgar APBN-nya akan dilihat dulu, kalau longgar. Kalau bisa ditambah Rp 140 triliun maka pengguna manfaat bisa 80 juta lebih," pungkasnya.
Keluhan Ibu Kantin
Diberitakan sebelumnya, program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sudah bergulir lima hari ini berimbas pada pedagang di kantin sekolah. Beberapa pedagang kantin sambat mengalami penurunan penghasilan.
Pantauan detikJateng di SMPN 12 Semarang, Kelurahan Srondol Wetan, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, ada sekitar tujuh pedagang di kantin sekolah. Suasana kantin itu tampak sepi.
Para siswa terlihat makan siang dengan menu makanan dari program MBG. Salah satu pedagang, Rofiana (42), mengaku telah mengalami penurunan omzet selama program MBG berjalan lima hari ini.
"Ada penurunan omzet, nasi-nasi itu sisa. Biasanya ada 35 stok nasi itu habis, sekarang sisa. Kalau minum biasa, tetap habis," kata Rofiana saat ditemui detikJateng di SMPN 12 Semarang, Jumat (10/1).
Selain di Semarang, keluhan juga disuarakan Nari (54), ibu kantin di Kecamatan Purwokerto Timur, Cilacap. Nari yang mengelola kantin di SD Negeri 1 Kranji mengaku rekanannya UMKM makanan basah meliburkan diri usai makan bergizi gratis digulirkan.
"Yang basah-basah itu titipan semua. Saya tidak ngeliburin, dia yang ngeliburin sendiri, sudah takut dahulu ada program makan gratis. Takutnya tidak laku, apa-apa mahal jadi istirahat dahulu. Setiap hari mereka nitip ke sini terus," kata dia kepada wartawan, Senin (6/1).