Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana angkat bicara terkait dugaan keracunan makan bergizi gratis (MBG) yang dialami ratusan siswa di PALI. Dia menyebut hal itu lantaran masakan terlalu awal dimasak.
"Baik yang di Bandung, maupun di Tasik, maupun di PALI yang baru terjadi itu karena masakan terlalu awal dimasak dan tidak cepat untuk bisa di-delivery," kata Dadan dilansir detikNews, Selasa (6/5/2025).
Dia menyebut pihaknya telah memperbaiki prosedur menyikapi kasus ini. Termasuk dalam pemilihan bahan baku juga dilakukan lebih selektif.
"Karena ini terjadi di PALI di mana ikan diterima hari Jumat kemudian dimasukkan ke dalam freezer, kemudian pada saat dimasak dikeluarkan, kemudian diolah setengah matang, setelah diolah setengah matang masuk lagi ke dalam freezer, kemudian diolah," ujar Dadan.
"Dan setelah dites dalam keadaan baik, tapi terjadi di lapangan. Kami kemudian memutuskan pemilihan bahan baku harus lebih selektif, mungkin lebih fresh akan lebih baik," sambungnya.
Diberitakan sebelumnya, ratusan siswa di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan (Sumsel) diduga keracunan usai menyantap menu makan bergizi gratis (MBG), Senin (5/5/2025). Menyikapi hal tersebut, pihak penyedia menghentikan sementara waktu pembagian MBG ke para siswa.
"Dari pengelola katering untuk sementara waktu menyetop distribusi MBG," ujar Wakil Bupati PALI, Iwan Tuaji saat dikonfirmasi detikSumbagsel, Selasa (6/5/2025).
Menurut Iwan, proses penyediaan menu MBG perlu mendapat evaluasi mengingat pelaksananya sudah berjalan tiga bulan. Ditambah lagi, dengan adanya kasus keracunan terhadap ratusan siswa ini maka perlu dievaluasi lagi agar kejadian serupa tidak terulang.
"Mudah-mudahan cepat selesai hasil dan evaluasinya agar program MBG bisa berjalan seperti semula," ujarnya.
Iwan menyebut pihaknya masih menunggu hasil dari pemeriksaan laboratorium untuk memastikan kualitas menu MBG yang dibagikan ke para siswa.
"Kami masih menunggu hasil dari hasil laboratorium semoga cepat keluar dan mohon doanya," katanya.
Iwan menambahkan untuk saat ini masih ada 11 siswa yang dirawat di rumah sakit dari 173 siswa yang mengalami keracunan.
"Masih ada 11 orang yang masih menjalani perawatan di rumah sakit dari 170-an yang mengalami keracunan dan semoga hari ini segera pulih dan lekas pulang," pungkasnya.
Kadisdik Palembang menyebut program MBG dimulai lagi pada 14 April karena KBM baru efektif meski sekolah sudah lebih dulu masuk pada 9 April 2025. [420] url asal
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Palembang akan kembali berjalan, hari ini (14/4/2025). Program besutan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka itu sempat stop karena libur Ramadan dan Idulfitri.
Penyaluran MBG ini akan dibagikan serentak ke sejumlah sekolah yang sudah menerima MBG sejak 6 Januari lalu.
"MBG akan dimulai di sekolah kami, Senin (14/4/2025)," kata salah satu guru SDN 25 Palembang, Umi Nurhasanah, Minggu (13/4/2025).
Umi menjelaskan, saat Ramadan pembagian MBG masih berjalan, tapi menunya berupa takjil seperti kurma, biskuit, telur dan beberapa menu lainnya.
"Takjil saat Ramadan, anak-anak suka apalagi ada telur rebus dan biskuit," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Palembang Adrianus Amri mengatakan program MBG dimulai lagi pada 14 April karena Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM) baru efektif, meski beberapa sekolah sudah lebih dulu masuk pada 9 April 2025.
"Kembali berjalan 14 April dengan skema dan menu MBG sama, berjalan kembali normal," katanya.
Diakui Amri, pelaksanaan MBG di Palembang memang belum bisa menyentuh seluruh sekolah. Salah satu alasannya karena ketersediaan dapur MBG yang belum banyak tersedia.
"Untuk target itu 300 sekolah tapi yang baru terlaksana di 85 titik," katanya.
Sementara itu, Ketua DPD Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia, Sumatera Selatan (PPJI Sumsel) sekaligus penanggung jawab dapur umum MBG di Palembang, Evie Hadenli mengatakan rencana penambahan titik dapur sudah ada. Bahkan tidak hanya di Palembang.
Namun, untuk penyaluran masih dalam proses dan pembagian MBG di sejumlah sekolah butuh persiapan matang dan harus mengikuti teknis yang telah ditetapkan Badan Gizi Nasional (BGN).
"Perlahan, bisa dibagikan (untuk semua sekolah). Sekarang fokus yang sudah terdata dulu," pungkasnya.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bakal tetap berjalan selama bulan puasa tahun ini. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan mekanisme pembagian MBG akan sedikit berbeda daripada hari-hari biasanya.
Menu Makan Gratis bakal diberikan untuk bisa dimakan saat para siswa buka puasa usai pulang sekolah. Makanan yang disediakan bisa dibawa pulang.
"Mekanismenya berbeda seperti hari biasa di mana kita akan berikan makan bergizi itu untuk dibawa pulang. Jadi untuk yang puasa bisa dimakan saat buka. Untuk yang tidak puasa bisa dimakan sembunyi di sekolah atau di rumah," ungkap Dadan di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (24/2/2025).
"Jadi bentuk makanannya, bentuk makanan yang tahan lama," katanya menambahkan.
Kemungkinan menunya adalah susu, telur rebus, kurma, kue kering fortifikasi, buah, dan lain-lain sebagainya. Sesekali juga akan disediakan bubur kacang ataupun kolak yang memiliki protein, karbohidrat, dan serat yang sama seperti menu makan siang.
"Contohnya susu telur rebus, kurma, kemudian kue kering fortifikasi, buah, dan lain-lain. Mungkin juga sesekali ada bubur kacang hijau, atau kolak. Intinya yang jelas sumber komposisi gizinya tetap, di mana di situ ada protein, karbohidrat, dan ada serat," papar Dadan.
Nantinya para siswa akan disediakan kantong untuk membawa makanan dari sekolah ke rumah. Nah setiap hari, kantong itu akan dikembalikan ke sekolah.
"Nanti anak-anak diberi makanan yang dibawa dengan kantong untuk dimakan di rumah. Kemudian, esoknya kantongnya harus dibawa kembali ditukar dengan kantong yang ada isinya, sehingga tidak menimbulkan sampah dan melatih juga anak-anak supaya disiplin," pungkas Dadan.
Pemerintah uji coba program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk ibu hamil, menyusui, dan balita di Desa Sarang Mekar, dengan distribusi langsung ke rumah warga. [747] url asal
Para ibu hamil, ibu menyusui, balita, dan lansia mendapatkan ujicoba program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintah, di Desa Sarang Mekar, Kecamatan Ciparay, Selasa (18/2/2025). Mereka mendapatkan menu makanan bergizi ditambah dengan bantuan telur.
Pembagian makanan tersebut dilakukan secara langsung oleh Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga atau Kepala Badan Kependudukan (Mendukbangga) atau Kepala Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Wihaji. Pembagian makanan disalurkan langsung ke rumah-rumah warga.
Kemudian beberapa warga yang belum menerima MBG langsung diberikan di kantor desa. Beberapa ibu hamil dan menyusui nampak antusias dengan pemberian makanan tersebut.
Wihaji mengatakan, memang program MBG tersebut saat ini masih fokus pada anak-anak di sekolah. Namun menurutnya ujicoba untuk ibu hamil dan menyusui harus dilakukan.
"Iya tahapan berikutnya saat ini disimulasikan juga untuk ibu hamil, ibu menyusui, balita," ujar Wihaji, kepada awak media, Selasa (18/2/2025).
Wihaji menjelaskan, anak-anak penerus bangsa akan lahir dari ibu yang tengah mengandung dan menyusui saat ini. Sehingga dari segi makanan juga perlu diperhatikan.
"Mohon maaf, ibu hamil diurus, ibu menyusui dan balita diurus. Makanya negara hadir, memberikan asupan gizi, harapannya nanti akan lahir generasi-generasi yang hebat untuk masa depan bangsa. Intinya itu," katanya.
Menurutnya pembagian MBG bagi ibu hamil dan menyusui harus disalurkan langsung ke setiap rumah warga. Pasalnya mereka tidak memungkinkan untuk berkumpul setiap hari dalam satu tempat.
"Kalau anak-anak sekolah kan kumpul jadi satu, kita membantunya enak di sekolah langsung kita dropping. Tapi kalau Ibu Hamil, menyusui, tidak mungkin setiap hari ngumpulin ibu hamil," jelasnya.
Wihaji mengaku, saat ini telah mempunyai tim pendamping keluarga untuk pendistribusian MBG ke setiap rumah. Kata dia, setiap daerah warus mampu mendata ibu hamil dan menyusui dengan baik.
"Ini masih simulasi-simulasi, nanti akan se-Indonesia, cuma pelan-pelan," ucapnya.
Pihaknya menyebutkan pendistribusian secara langsung ke ibu hamil dan menyusui supaya tepat sasaran. Sehingga makanan tersebut tidak dimakan oleh orang lain.
"Misalnya, jangan sampai dimakan oleh bapaknya. Jangan sampai dimakan oleh suaminya. Karena itu khusus penerima manfaatnya adalah ibu hamil ataupun ibu menyusui," bebernya.
Wihaji mengungkapkan, menu yang digunakan untuk ibu hamil dan menyusui berbeda dengan anak-anak di sekolah. Menurutnya menu tersebut disesuaikan dengan klasifikasi penerima manfaatnya.
"Menunya nanti disesuaikan, jadi ibu hamil sudah diukur, ibu menyusui juga beda, balita juga beda. Kan gak mungkin balita 3 tahun dikasih yang keras-keras gitu, sudah nanti ada rumusnya, karbohidratnya, karena itu disiapkan ahli gizinya," kata Wihaji.
Sementara itu, Deputi Bidang Promosi dan Kerja Sama Badan Gizi Nasional (BGN) Nyoto Suwigyo menyebutkan, ibu hamil dan menyusui merupakan target dari program MBG. Kemudian pendistribusiannya pun dilakukan dengan cara yang berbeda-beda.
"Kami menugaskan disini ada tim kami dari Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia. Dia adalah Kepala SPPG, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi. Dia adalah pegawai Badan Gizi Nasional yang kita tugaskan untuk memastikan data yang diserahkan oleh BKKBN kepada kami untuk dicek secara langsung di lapangan, dibantu Pak Dandim," kata Nyoto.
Nyoto mengaku saat ini dalam dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kecamatan Ciparay menyediakan sekitar 3500 porsi makanan. Jumlah tersebut disebar ke 14 sekolah yang ada di wilayah tersebut.
"Dari dapur itu 3.500 porsi. Kemudian kebetulan di sini dapat 14 sekolah, 14 sekolah itu sudah 3.300 porsi. Nah sisanya itu digunakan untuk saat ini, karena ini masih awal, kita targetkan sekitar 200an dulu," bebernya.
Dia menambahkan rencananya program tersebut akan dilaksanakan pada bulan April, Agustus, hingga akhir tahun 2025 mendatang. Makanya saat inu melakukan ujicoba terlebih dahulu di wilayah tersebut.
"Rencananya bulan April nanti sekian juta, bulan Agustus sekian juta, akhir tahun selesai. Kira-kira harapan Pak Presiden gitu, karena itu kita diperintah Presiden," pungkasnya.