Polisi mengungkap perampokan di Jimbaran yang mengakibatkan kematian Kartini (57) dan luka parah pada anaknya, Dika. Penyelidikan terus dilakukan. [947] url asal
Polisi menemukan titik terang perampok yang menyasar rumah Nomor 6 di Blok III Perumahan Kori Nuansa Barat, Kelurahan Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Perampok itu membunuh seorang penghuni rumah bernama Kartini (57), pukul 03.10 Wita, Minggu (23/2/2025). Anak Kartini, Dika (25), mengalami luka parah dianiaya pelaku.
Kapolsek Kuta Selatan, Kompol I Gusti Ngurah Yudistira, mengatakan polisi sudah memburu keberadaan pelaku sejak awal dilaporkan. Empat mobil polisi menyebar di sekitar permukiman itu seusai laporan diterima. Polisi juga sudah mendatangi rumah Kartini.
"Ya, masih kami selidiki. Sempat kami kirim empat armada (empat mobil polisi)," kata Yudistira ditemui detikBali.
Periksa Tetangga dan Kuli Bangunan
Seusai tiba di rumah Kartini, polisi langsung melakukan penyelidikan. Sejumlah saksi seperti tetangga Kartini dan kuli bangunan rekan seprofesi terduga perampok turut diperiksa.
Setelah meminta keterangan sejumlah saksi, ciri-ciri perampok itu menjadi bekal polisi memburunya. Hanya saja, Yudistira enggan membeberkan lebih jauh soal perburuan itu.
Terkait barang apa saja yang digasak perampok saat menyatroni rumah Kartini, Yudistira juga masih irit bicara. Motif belum dapat diketahui selama perampoknya belum tertangkap.
"Yang pasti, beberapa saksi sudah kami periksa. Tapi, kami belum dapat memastikan apa yang hilang. Motifnya juga masih kami dalami," kata Yudistira.
Tetangga Beberkan Ciri Fisik Perampok
Pak Jo (50), begitu nama panggilannya, adalah tetangga yang sempat dimintai tolong oleh anak Kartini, Dika. Setelah tahu tetangganya baru saja dirampok dan dianiaya, dia baru ingat ada proyek bangunan di belakang rumah Dika.
Jo teringat hal itu karena mendengar suara seperti orang melompat dan jatuh dari ketinggian. Lalu, Jo bergegas menuju lokasi proyek bangunan itu.
Awalnya, dirinya tidak mendapati seorang pun di lokasi proyek bangunan itu. Tak lama, dia melihat ada tiga kuli bangunan. Mulailah Jo bertanya apakah ada orang yang melompat dan lari melewati proyek bangunan itu.
"Lalu, (Jo melihat) ada yang duduk satu. Saya tanya, berapa orang (yang tinggal di proyek bangunan itu). Dijawab, tiga orang. Terus saya tanya ada suara teriakan, ngakunya dia dengar," kata Jo.
"Terus saya tanyain ada orang lari ke sini. Katanya, ada teman saya. Dia nggak ada, tapi tiba-tiba ada di sini. Dia ambil baju-bajunya, kata kuli bangunan yang di situ," imbuhnya.
Tampang Pelaku
Setelah tahu itu rekan kerja si perampok, Jo meminta kuli bangunan itu menghubunginya. Sempat dia melihat tampang si perampok itu dari profil foto WhatsApp di ponsel teman kuli bangunannya.
Warna kulit terang, rambut cepak biasa, postur tubuh agak kekar, dan tinggi badan sekitar 160 sentimeter. Jo mengaku diberi tahu Dika bahwa perampok itu kukunya panjang, memakai jaket warna hitam, dan celana pendek.
"Pakai jaket hitam, celana pendek, badan tegap agak berotot. Dia pendek, masih muda orangnya. Kukunya panjang, rambut, cepak biasa. Tinggi sekitar 160 sentimeter," ungkap Jo
Jo sempat meminta kuli bangunan itu menghubungi terduga perampok itu. Namun, tak digubris. Lalu, kuli bangunan itu kembali menghubungi temannya dengan pesan WhatsApp. Tak lama, dia mendapat balasan pesan Whatsapp dari temannya itu yang mengatakan dia pergi ke Ubud.
"Temannya sempat WhatsApp (terduga) pelaku. Dibalas, katanya ke Ubud. (Kerja) di sini gaji kecil," kata Jo.
Kronologi Perampokan
Jo menjelaskan peristiwa berdarah itu berawal saat istri Jo sedang nongkrong seorang diri di teras rumahnya. Pukul 03.10 Wita, istri Jo mendengar ada suara gaduh di rumah Kartini dan Dika.
Kartini awalnya tidak menggubris. Dia hanya masih berpikir ada tetangganya di sebelah rumah Dika di sisi barat yang sedang cekcok. Kemudian, dia mendengar suara seperti ada benda dihantamkan ke benda lain.
Saat itu, istri Jo belum sadar jika tetangga sebelah rumahnya sedang dirampok. Barulah saat ada teriakan minta tolong, istrinya bereaksi dan membangunkannya.
"Kejadiannya jam 03.20 (Wita). Anaknya (Dika) baru minta tolong jam 4. Ada suara gaduh. Kayak orang berantem. Ada suara minta tolong. Baru istri saya lari panggil saya," kata Jo.
Saat itu, Dika berteriak minta tolong. Jo menuturkan Dika meminta bantuan dirinya untuk menolong ibunya yang sedang sekarat di atas meja.
"Sepertinya memang habis dirampok. Tapi saya nggak tahu apakah ada barang yang hilang. Si anaknya (Dika) nggak bisa ngomong, karena masih trauma," katanya.
Jo lalu bergegas mengeluarkan mobilnya dan membawa Kartini ke rumah sakit. Sayang, Kartini tewas sebelum sempat dievakuasi ke rumah sakit.
Dika juga menjadi korban penganiayaan oleh perampok itu meski tak sampai tewas. Dia juga dievakuasi ke RS Bali Jimbaran untuk menjalani perawatan medis di wajahnya.
"Anaknya ngaku dicekek. Mukanya bonyok. Mukanya memar semua," tuturnya.
Polisi meringkus 2 dari 3 pelaku perampokan di Perumahan De Naila, Desa Mojosarirejo, Driyorejo, Gresik. Satu pelaku masih buron dan masuk DPO. [482] url asal
Polisi meringkus dua dari tiga pelaku perampokan rumah lansia di Perumahan De Naila, Desa Mojosarirejo, Driyorejo, Gresik. Satu pelaku masih buron dan masuk Daftar Pencarian Orang (DPO).
Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Abid Uais Al-Qarni mengatakan ada tiga orang yang terlibat dalam perampokan rumah Paulina Siahaya (69), pada 6 Januari 2025 lalu. Kedua pelaku yang berhasil diamankan yakni MA (48) warga Kelurahan Kauman, Mojokerto dan KS (51) warga Wringinanom, Gresik.
"Sementara satu orang berinisial MY masih DPO. Saat ini petugas masih melakukan pengejaran," ujar Abid, Jumat (24/1/2024).
Abid menambahkan para pelaku bersekongkol untuk menggasak sejumlah barang berharga milik korban. Otak perampokan tersebut, yakni KS.
Foto: Jemmi Purwodianto
"Perampokan ini didasari rasa sakit hati dari tersangka KS. Pelaku KS ini pernah menggadaikan perhiasan kepada korban. Namun sampai jatuh tempo KS tidak mampu membayar saat ditagih korban," tambah Abid.
Karena hal tersebut, tersangka KS menghubungi MA dan KY untuk melakukan perampokan. Mulanya, KS mengajak satu tersangka lain untuk berkeliling ke sekitar TKP untuk memberitahu posisi rumah korban.
"Jadi tersangka KS ini tidak ikut masuk ke rumah korban. Tapi dia yang mengetahui kalau ada perhiasan di rumah korban dan memberitahui lokasi rumahnya. Eksekutornya MA dan KY," tandasnya.
Modus operandinya, tersangka mengaku kenal dengan anak korban yang bernama Viki. Korban yang berusia lanjut itu pun dengan mudah mempercayai hal tersebut dan mempersilahkan dua tersangka untuk masuk ke rumah.
Aksi yang dilakukan saat siang bolong itu pun berjalan mulus. MA dan KY menyekap Paulina Siahaya hingga tak berdaya. Lalu mengacak-acak seisi rumah dan membawa kabur sejumlah barang berharga. 25 gram emas, 2 HP dan uang tunai Rp 500 ribu.
KS dan MA kini sudah dibekuk dan ditahan di Rutan Mapolres Gresik. Sementara KY masih dalam pengejaran.
"Tersangka dikenakan Pasal 363 KUHP tentang Pencurian dengan Pemberatan. Ancaman hukuman maksimal 9 tahun penjara," tutupnya.
Sementara itu, tersangka KS mengakui semua perbuatannya. Awalnya ia menggadaikan perhiasan senilai Rp 5,8 juta kepada korban. Namun tidak bisa menebusnya kembali. Ia lantas merencanakan perampokan tersebut.
Pengejaran komplotan pelaku perampokan di Perumahan De Naila, Driyorejo Gresik membuahkan hasil. Komplotan perampok yang sempat menyekap lansia berusia 69 tahun itu akhirnya diringkus.
"Sudah kita amankan," kata Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Abid Uais Al-Qarni kepada detikJatim, Selasa (21/1/2024).
Para kompotan itu diamankan setelah polisi mendapat informasi keberadaan para pelaku. Meski demikian, Abid masih belum membeberkan siapa saja para pelaku tersebut.
"Ini masih dilakukan pemeriksaan lebih dalam. Nanti kita rilis setelah semua pemeriksaan selesai," katanya singkat.
Sementara Kapolres Gresik AKBP Rovan Richard Mahenu mengatakan pihaknya akan terus berkomitmen untuk meringkus semua pelaku tindak kejahatan. Hal itu untuk mewujudkan terciptanya situasi yang aman dan kondusif.
"Komitmen Polres Gresik untuk menangkap semua pelaku tindak pidana di wilkum Gresik agar Gresik selalu aman dan nyaman bagi semua orang," kata Rovan.
Rovan juga menegaskan untuk para pelaku kejahatan untuk tidak bermain di Kota Pudak. Ia tidak akan segan untuk menindak tegas kepada para pelaku kejahatan yang beraksi di wilayah hukum Polres Gresik.
"Kita sudah menabuh genderang perang untuk para pelaku kejahatan. Jangan coba-coba melakukan aksi kejahatan, atau kita tindak tegas," tegasnya.
Sebelumnya, Sebuah rumah di Blok B No 51, RT 7 Perumahaan De Naila Village, Driyorejo Gresik menjadi sasaran perampokan. Diketahui rumah tersebut milik Paulina Siahaya (69) warga Asal Manukan Lor, Tandes Surabaya.
Selain disekap di dalam kamar mandi, sejumlah barang berharga seperti perhiasan, uang dan Handphone raib dibawa kabur perampok.
"Ada perhiasan emas 25 gram, dua handphone, dan uang sebesar Rp 500 ribu," kata Kapolsek Driyorejo Kompol Musihram kepada detikJatim, Senin (6/1/2024).
Musihram menjelaskan saat perampokan terjadi, korban berada di rumah seorang diri. Dalam kondisi hujan lebat, datang dua orang pria sedang bertamu.
"Korban mempersilahkan kedua orang tersebut untuk masuk ke ruang tamu selanjutnya kedua orang tersebut untuk duduk di ruang tamu," tambahnya.
Tak berselang lama, kedua pelaku pun menanyakan saudara laki-lakinya yang bernama Viktor atau Viki. Korban yang tak menaruh curiga, langsung membuatkan minum di dapur.
"Sesaat di dapur tersebut salah satu pelaku menarik dan membawa korban ke kamar tidur selanjutnya diikat mulut, tangan dan kakinya," tutur Musihram.
Setelah mengikat korban, pelaku kemudian memasukkannya ke dalam kamar mandi. Beruntung pintu kamar mandi tersebut tidak dikunci.
"Setelah pelaku pergi, korban berusaha melepas ikatan di bagian kakinya. Kemudian korban keluar dan meminta tolong kepada tetangga yang berada di depan rumahnya," tambah Musihram.