Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Banten akan melatih penjamah makanan untuk mengawasi Makan Bergizi Gratis (MBG). Penjamah yang terlatih akan menjaga kualitas makanan yang dihidangkan di sekolah.
"Kami akan kawal seoptimal mungkin MBG. Saat ini kami menjadi instruktur bagi penjamah makanannya. Ada delapan orang di kantor kami yang sudah dilatih untuk menjadi narasumber dalam menjamah makanan agar makanannya sesuai (standar)" kata Kepala BPOM Banten, Mojaza Sirait, kepada wartawan di Kantor Gubernur Banten, Kota Serang, Kamis (17/4/2025).
Selain itu, jika MBG sudah dijalankan di Banten, BPOM akan mengambil sampel makanan yang dihidangkan. Mojaza akan berkoordinasi dengan pihak lain untuk mengawal pelaksanaan MBG.
"Di tengah keterbatasan, kami akan melakukan sampling untuk memastikan kualitasnya terjamin. Intinya, kami akan berkoordinasi dan bekerja sama dengan lini sektor terkait, sesuai dengan kapasitas dan kemampuan terbaik untuk mengawal," ujarnya.
BPOM Banten juga menyampaikan tips untuk menilai apakah makanan aman untuk dimakan atau tidak. Ia menyebut makanan layak konsumsi bisa dinilai dengan pancaindra.
"Lihat bentuknya, bau, dan rasanya. Misalnya, ketika dilihat warnanya, biasanya beras putih, kalau warnanya agak cokelat, bisa jadi itu indikator tidak baik lagi. Aroma sayur, kan khas. Kalau aromanya basi atau asam, berarti sudah (tak usah dimakan). Itu trik paling sederhana," katanya.
BPOM belum menemukan makanan tak layak atau beracun selama uji coba program makan bergizi gratis.
"Sejauh ini, untuk di Banten tidak ada. Beberapa kali kami langsung diundang oleh BGN atau SPPG, dan hasilnya aman. Semoga terus seperti itu," katanya.
(aik/taa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Kepala SDN 2 Sandubaya terima laporan belatung dalam menu Makan Bergizi Gratis. Pihak sekolah dan SPPG akan evaluasi dan tindak lanjuti laporan tersebut. [491] url asal
Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Sandubaya, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), menerima laporan dari wali murid mengenai temuan belatung dalam menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagikan kepada siswa.
"Kami menerima laporan wali murid melalui WhatsApp grup sekolah berupa video yang dikirim oleh salah seorang wali murid, terkait penemuan adanya belatung di menu MBG yang diterima. Kebetulan, karena bulan Ramadan, makanan dibawa pulang oleh siswa," jelas Kepala SDN 2 Sandubaya Fathurrahman, saat dikonfirmasi detikBali, Kamis (13/3/2025).
Fathurrahman menyebut insiden ini terjadi pada Rabu (12/3), ketika salah satu siswa hendak menggunakan makanan tersebut untuk berbuka puasa.
"Penemuan belatung ini terjadi saat siswa kami hendak berbuka puasa. Kebetulan, menu yang diterima kemarin adalah burger. Kami baru menerima satu laporan terkait temuan ini," ujarnya.
Fathurrahman mengakui ini bukan pertama kalinya ada laporan terkait kondisi makanan MBG. Sebelumnya, pihak sekolah juga menemukan menu makanan yang sudah berjamur.
"Kemarin kami juga menemukan menu MBG yang berjamur. Saat itu, menunya adalah pizza. Namun, kami langsung mengamankannya untuk dilaporkan ke pihak penyedia," ungkapnya.
Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Dea Syifa Sandubaya, Muhammad Junaidi, mengatakan pihaknya segera mendatangi sekolah untuk mengkonfirmasi setelah menerima laporan tersebut.
"Kami langsung datang ke sekolah pagi ini untuk mengonfirmasi kebenaran laporan dan menanyakan siapa siswa serta wali murid yang melaporkan temuan ini. Kami ingin memastikan apakah benar makanan tersebut berasal dari kami atau tidak," kata Junaidi.
Junaidi menjelaskan makanan yang disediakan dalam program MBG disimpan di tempat steril dengan suhu dingin agar bisa bertahan hingga tiga hari.
"Ini sampel makanan yang kami berikan. Makanan ini bisa bertahan sampai tiga hari. Sementara, makanan yang ditemukan kemarin langsung disalurkan ke sekolah-sekolah," ujar Junaidi sambil menunjukkan sampel menu MBG berupa burger kepada detikBali.
Junaidi menegaskan pihak sekolah maupun wali murid bisa langsung berkoordinasi dengan SPPG jika menemukan ketidaksesuaian pada menu makanan.
"Dari kejadian ini, kami akan melakukan evaluasi. Jika ada makanan yang tidak layak, seperti buah yang rusak atau sayur yang busuk, wali murid bisa langsung melaporkannya kepada kami. Kami siap mengganti makanan yang bermasalah," imbuhnya.