BANDUNG, KOMPAS.com - Universitas Pendidikan Indonesia melalui Program Studi Gizi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) menggelar edukasi penanganan gizi masyarakat dan tumbuh kembang anak.
Kegiatan edukasi ini diberikan kepada masyarakat guna mendukung pemerintah dalam meningkatkan pemahaman, pengetahuan, serta penanganan tentang pentingnya gizi, kesehatan, dan tumbuh kembang anak dari perspektif gizi dan psikologi.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan Prof Dr Didi Sukyadi menjelaskan bahwa program implementasi Tridharma UPI dilakukan dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat melalui kuliah kerja nyata (KKN), program penguatan profesional kependidikan (P3K), seminar kebutuhan gizi dan tumbuh kembang anak, serta pelatihan penyusunan menu dan pengolahan makanan yang sehat, bergizi, namun tetap terjangkau secara ekonomi.
"Kegiatan ini diselenggarakan mendukung program Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam rangka program penanganan gizi masyarakat, peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta tumbuh kembang anak untuk mewujudkan Indonesia Emas pada Tahun 2025," ucapnya dalam keterangannya, Senin (19/1/2025).
Ketua Program Studi Gizi Dr Syifa F Syihab menjelaskan bahwa edukasi kebutuhan gizi masyarakat serta optimalisasi tumbuh kembang anak dilakukan melalui kolaborasi holistik bersama Daycare dan PAUD di Kota Bandung.
"Pelatihan penyusunan menu dan pengolahan makanan yang terjangkau secara ekonomi diselenggarakan di Laboratorium Kulinari dan Dietetik FPOK UPI," ucapnya.
Materi edukasi terkait asupan kebutuhan gizi pada anak dan jenis makanan yang sesuai usia pertumbuhan dan perkembangan anak.
Psikolog anak, Listya Paramita, membahas perkembangan dan pertumbuhan anak serta gangguan makan pada anak.
Pengetahuan tentang psikologi anak dan gizi yang tepat memainkan peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memastikan perkembangan optimal anak-anak.
Program edukasi ini dirancang untuk memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana pendekatan gizi dan psikologi dapat diterapkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta anak-anak dalam rangka mendukung kesehatan fisik dan psikologis secara holistik.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) meminta agar peran pengasuhan orang tua dalam memberikan makanan sehat dan bergizi ... [237] url asal
Tentu penting peran pengasuhan orang tua agar makan makanan sehat bergizi juga dilakukan di rumah masing-masing
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) meminta agar peran pengasuhan orang tua dalam memberikan makanan sehat dan bergizi ditingkatkan seiring dengan implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Tentu penting peran pengasuhan orang tua agar makan makanan sehat bergizi juga dilakukan di rumah masing-masing," kata Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kementerian PPPA Pribudiarta Nur Sitepu saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Pribudiarta Nur Sitepu mengatakan Program MBG sangat baik untuk memastikan pemenuhan gizi yang diperlukan anak dalam masa tumbuh kembang mereka.
"Program ini sangat baik karena memastikan perbaikan gizi seimbang pada anak," kata Pribudarta.
Sasaran dari MBG adalah anak-anak usia sekolah, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga SMA, kemudian balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.
Tujuan program MBG adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia demi tercapainya target Indonesia Emas 2045.
Kementerian PPPA ikut mengawal pelaksanaan Program MBG karena target dalam program ini adalah para ibu dan anak-anak, yang merupakan fokus kerja-kerja Kementerian PPPA selama ini.
Sebelumnya pada Selasa (7/1) Menteri PPPA Arifah Fauzi dan jajaran Kementerian PPPA memantau langsung pelaksanaan Program MBG pada tiga sekolah di Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, yakni PAUD Al Marzuqiyah, SD Negeri 01 Susukan, dan SD Negeri 02 Susukan.
Kebutuhan nutrisi penting untuk diperhatikan, utamanya bagi anak dalam masa pertumbuhan. Ada berbagai jenis susu dengan fungsinya masing-masing. [553] url asal
Jakarta - Susu termasuk menu program makan bergizi gratis yang diberikan bagi anak-anak sekolah. Menurut dokter spesialis anak dr Ria Yoanita, SpA, gizi anak memang perlu diperhatikan bahkan sejak mulai dalam kandungan.
Seribu hari pertama sejak lahir menjadi golden period tumbuh kembang anak. Volume terbesar pertumbuhan otak anak hingga 80 persen terjadi di rentang waktu tersebut.
Sisanya, baru berjalan dan berkembang di usia dua tahun ke atas. "Sementara lima tahun ke atas otaknya sudah 100 persen, sama dengan usia kelompok dewasa," beber dr Ria dalam detikcom leaders forum Pentingnya susu dalam Program Makan Bergizi Gratis untuk Pemenuhan Nutrisi Menuju Generasi Emas 2045, Selasa (24/12/2024).
dr. Ria merinci manfaat susu terbagi berdasarkan jenisnya. Susu merupakan sumber kalsium yang sangat baik, berperan penting dalam mendukung kesehatan tulang dan gigi. Berdasarkan data DIAAS (Digestible Indispensable Amino Acid Score), penyerapan protein dari susu lebih optimal dibandingkan sumber protein lainnya, menjadikannya pilihan yang unggul untuk memenuhi kebutuhan protein harian.
Untuk anak-anak, susu fortifikasi memberikan manfaat tambahan dengan menyediakan nutrisi esensial yang tidak dapat dihasilkan sendiri oleh tubuh, seperti vitamin D, zat besi, dan beberapa mineral penting lainnya. Konsumsi susu fortifikasi dapat membantu mendukung tumbuh kembang anak secara optimal, terutama bagi mereka yang mungkin memiliki keterbatasan asupan gizi dari makanan sehari-hari.
"Termasuk vitamin D, vitamin C, kalsium, fortifikasi zat besi, dan mikronutrisi ini penting untuk didapatkan si kecil. Misalnya saat mengalami defisiensi mikronutrien ataupun untuk pencegahan anemia. Hal ini dikarenakan susu merupakan media untuk penyerapan nutrisi terbaik" bebernya.
Para orang tua diimbau untuk memperhatikan komponen atau kandungan susu bubuk terfortifikasi, sebelum memberikannya kepada anak. "Jadi harus dilihat juga bergantung dengan kondisi anaknya. Misalnya membutuhkan yang zat gizinya banyak, kalsiumnya banyak, atau lain-lainnya," lanjut dia.
Ia memberikan catatan, pemberian susu bubuk fortifikasi tidak lantas bisa menggantikan ASI. ASI disebutnya tetap wajib diberikan, terlebih hingga usia anak dua tahun.
Dalam kesempatan yang sama, Tim Pakar Badan Gizi Nasional (BGN) Bidang Susu, Prof. Dr Epi Taufik menyebut pemberian susu pada anak juga kaya manfaat. Hal ini sejalan dengan temuan pemberian susu gratis yang sudah lebih dulu dilakukan banyak negara maju dan berkembang.
"Di Iran, melakukan school meal itu susu bagian dari makan gratis, dan datanya di sana anemia ikut menurun. Kemudian, cognitive function, kemampuan berpikir otak anak naik, IQ-nya naik," beber dia.
"Jangan jauh-jauh, di Thailand, pemberian susu sudah dilakukan sejak 1992, raja yang lama memerintahkan anak TK, SD, diberikan susu saat makan siang. Bahkan, hal serupa sudah dilakukan sejak restorasi Meiji," pungkasnya.