Presiden Prabowo Subianto ternyata masih memepet yayasan raja minyak AS Rockefeller Foundation untuk mendukung program makan bergizi gratis meski APBN 2025 diklaim cukup.

Ini diungkap langsung oleh Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut mengaku intens bertemu Rockefeller Foundation.

Luhut mengaku sudah bertemu dua kali dengan pihak yayasan tersebut, baik di Bali maupun Jakarta.

"Mereka (Rockefeller Foundation) juga bertemu Presiden (Prabowo Subianto). Jadi, kita akan bicara lebih lanjut tentang ini (dukungan program MBG)," ungkapnya dalam Bloomberg Technoz Economic Outlook 2025 di Soehanna Hall, Jakarta Selatan, Kamis (20/2).

Menurutnya, Yayasan Rockefeller antusias untuk mendukung pelaksanaan makan bergizi gratis di Indonesia. Luhut juga mengklaim yayasan milik raja minyak AS itu memberi tahu bahwa program serupa sudah ada di 130 negara.

Luhut menegaskan MBG penting untuk mengatasi masalah stunting hingga kemiskinan. Terlebih, ada 74 ribu desa di Indonesia yang akan terlibat dalam program prioritas Prabowo tersebut.

Akan tetapi, Luhut tak membeberkan secara rinci bantuan apa yang bakal diminta dari Rockefeller Foundation. Ia hanya menegaskan pemerintah butuh pengelolaan yang baik dari makan bergizi gratis.

"Pendanaan (makan bergizi gratis) bukan masalah, saya rasa anggaran dari APBN kita sudah cukup," klaim Luhut.

Anggaran yang diberikan untuk MBG dan operasional Badan Gizi Nasional pada tahap pertama adalah Rp71 triliun. Namun, mereka masih butuh suntikan Rp100 triliun agar penerima makan bergizi gratis bisa mencapai 82,9 juta orang di 2025.

Terlepas dari itu, Rockefeller yang tengah dipepet Prabowo dan Luhut merupakan salah satu dinasti paling tajir di dunia. Kekayaan keluarga ini dimulai saat John D. Rockefeller mendirikan perusahaan kilang minyak Standard Oil yang mendominasi bisnis perminyakan dunia.

Sedangkan Rockefeller Foundation eksis sejak 1913. Lembaga filantropi itu didirikan langsung oleh Rockefeller dan putranya Rockefeller Jr.