Program makan bergizi gratis (MBG) di Kota Semarang tetap berjalan selama bulan suci Ramadan. Namun, akan ada perubahan mekanisme distribusi makanan ke sekolah-sekolah selama Ramadan.
Hal ini dikatakan Kepala Satuan Pelaksana Program Pangan Gratis (SPPG) Ngaliyan, Julio Ustari Putra. Ia menyebut, ada perubahan menu dan mekanisme distribusi makanan bergizi gratis selama bulan Ramadan sesuai arahan pusat.
"Sesuai arahan pusat ada perubahan menu dan pengemasan. Kita diarahkan menggunakan goodie bag atau tote bag," kata Julio saat dihubungi detikJateng, Kamis (5/3/2025).
Nantinya, makanan yang selama ini disediakan dalam wadah stainless steel akan dibungkus dalam goodie bag yang kemudian harus dikembalikan ke SPPG. Pihaknya telah berkoordinasi dengan sekolah agar wali murid menyiapkan tempat makan bagi para siswa selama Ramadan.
"Selama Ramadan makanannya dimasukkan dalam goodie bag, nanti makanannya itu kemudian dipindahkan ke tempat mereka sendiri. Nanti goodie bag-nya tetap dikembalikan," jelasnya.
Selama Ramadan, kata Julio, menu yang disediakan pun lebih banyak berbentuk makanan kering agar tahan hingga waktu berbuka, seperti telur, kue kering, susu, dan kurma. Porsi makanan juga akan dibedakan sesuai kelompok usia siswa.
"Dari anak TK hingga kelas 3 SD itu porsinya lebih sedikit dibanding siswa kelas 4 SD sampai SMA, sesuai AKG (angka kebutuhan gizi). Nanti kalau kelas 4 SD sampai SMA ada tambahan misal jeruk atau salak, buah yang utuh," jelasnya.
Selain itu, tidak ada menu sayur berkuah seperti pada bulan-bulan sebelumnya. Sebagai pengganti sayur, akan disiapkan makanan dengan kandungan gizi serupa yang bersifat kering.
"Terus kita nggak pakai nasi. Paling untuk pengganti protein tadi telur sama susu. Terus ada buah-buahnya, kurma. Buahnya yang higienis, nggak kebuka atau dipotong. Ini kita carikan buah yang utuh," jelasnya.
Makanan itu pun akan dikirim ke sekolah dengan waktu pengantaran bervariasi, tergantung kesepakatan dengan pihak sekolah. Namun, ia mengungkapkan, rata-rata sekolah meminta makanan didistribusikan pukul 10.00 WIB.
"Paling banyak nanti didistribusikan jam 10.00 WIB, ada 10 sekolah. Karena kami totalnya ada 14 sekolah yang terlayani. Selain itu bervariasi, jam 08.00-12.00 WIB," jelasnya.
Julio turut berharap pihak sekolah dapat berperan aktif dalam memastikan makanan hanya dikonsumsi saat berbuka puasa untuk siswa muslim. Sementara untuk siswa non-muslim dapat langaung disantap atau dibawa pulang, tergantung regulasi sekolah.
"Kami berharap guru-guru bisa mengarahkan agar makanan ini benar-benar dikonsumsi saat berbuka, supaya tidak ada yang batal puasa karena memakannya lebih awal," tambahnya.
Dengan total 2.954 porsi makanan yang disiapkan setiap hari, ia memastikan program ini tetap berjalan lancar selama Ramadan. Pihak ya telah menyiapkan berbagai hak yang dibutuhkan mulai dari goodie bag hingga transportasi untuk pendistribusian.
"Siswa masuk tanggal 6. Kita sudah mempersiapkan goodie bag, alat plastik untuk bungkus kurma, mobil untuk distribusinya. Kalau untuk karyawan jumlahnya tetap, cuma disesuaikan yang sebelumnya nyuci stainless steel, jadi bagian pengepakan," jelasnya.
Program Makan Bergizi Gratis resmi bergulir pada Senin, 6 Januari 2025. Namun berbeda dengan yang digaungkan, tak semua sekolah mendapatkan susu.
Seperti diketahui, Program Makan Bergizi Gratis dicanangkan untuk memenuhi gizi para siswa dengan memberikan makanan sesuai gizi anak. Salah satu menu yang dikabarkan melengkapi program ini adalah susu.
Namun pada pelaksanaannya, tidak semua sekolah mendapatkan susu. Hal ini, menurut Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi, karena susu bukan menu yang wajib ada setiap hari dalam program tersebut.
"Susu kan tidak diwajibkan setiap hari, jadi itu tergantung daerahnya, tapi minimal kalau berdasarkan yang saya tanya tadi ke Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), mereka itu sekali seminggu susunya. Kalau SPPG (yang saya kunjungi tadi) dia bilang susu itu per hari Jumat, tapi yang di Cimahi yang kita kunjungi susunya di hari Senin," kata Hasan dilansir detikNews, Selasa (7/1/2025).
Alasan menu susu tidak diwajibkan setiap hari, kata Hasan, adalah karena suplai susu di daerah belum merata.
"Paling sedikit itu seminggu sekali, tidak wajib susu tuh bukan menu wajib, karena suplai susu kan belum merata di setiap daerah," ujarnya.
Dia mengaku belum tahu apakan nantinya akan jadi menu wajib jika persediaan sudah merata.
"Kita belum tau itu kan nanti berdasarkan ininya BGN ya, sekarang kan porsinya porsi makanan, porsi makanan itu yang dihitung kecukupan kalorinya, karbohidrat dan protein," ujarnya.
Menu Disesuaikan Setiap 20 Hari Sekali
Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengatakan menu Program Makan Bergizi Gratis akan disesuaikan setiap 20 hari sekali. Hal ini dilakukan untuk menghindari kebosanan menu yang disajikan.
"Berganti-ganti sampai 20 hari ya, 20 hari sekali baru ganti," kata dia usai meninjau proses MBG di SD Angkasa 5, Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur pada Senin (6/1/2025).
Budie Arie mengatakan rata-rata penerima manfaat program ini ada 3.000 orang dari setiap dapur. Maka total penerima manfaat MBG per hari ini ada sekitar 500 ribu orang.
"Hari ini kalau enggak salah ada 190 dapur dengan rata-rata 3.000 berarti 500.000 (penerima manfaat). Ini baru hari pertama kan, nanti kita coba sampai tiga bulan," jelasnya dikutip dari detikFinance.
Wilayah dan Menu Program Makan Bergizi Gratis
Saat ini, Program Makan Bergizi Gratis sudah diterapkan di 26 provinsi di antaranya Aceh, Bali, Banten, DIY, Jakarta, Gorontalo, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kepulauan Riau, Lampung, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, Papua Selatan, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.
Adapun deretan menu yang diberikan pada hari pertama Program Makan Bergizi Gratis adalah sebagai berikut:
Kota Bogor: Nasi, telur dadar, sayur, buah, dan tanpa susu.