DEPOK, KOMPAS.com - Situ Gugur, salah satu ruang air alami yang pernah ada di kawasan Pasir Putih dan Bedahan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, kini nyaris tak berbekas.

Padahal, menurut catatan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Jawa Barat, situ tersebut dulunya memiliki luas sekitar 8 hektar. Kini, area itu justru dipenuhi oleh bangunan permukiman yang sebagian besar tidak berizin.

Bagaimana Situ Gugur bisa hilang dan apa yang menjadi penyebab utamanya?

Pada Senin (5/5/2025), Wali Kota Depok Supian Suri meninjau langsung lokasi bekas Situ Gugur bersama anggota DPRD, camat, lurah, dan perwakilan warga.

Kunjungan ini menjadi langkah awal Pemkot Depok dalam upaya mengembalikan fungsi ekologis situ yang telah menghilang sejak puluhan tahun lalu.

Situ yang Gugur Sejak 1960-an

Supian Suri menjelaskan, menurut penuturan warga dan tokoh masyarakat sekitar, Situ Gugur mulai mengalami penyusutan bahkan hilang sepenuhnya sejak tahun 1966.

"Informasi orang-orang tua kita di sini tahun 1966 sudah gugur, tahun 1970 coba diperbaiki tapi akhirnya gugur lagi," ujar Supian Suri, dikutip dari situs resmi Pemkot Depok.

Kondisi ini mengindikasikan, bahwa proses degradasi situ sudah berlangsung lama, tanpa penanganan konkret dan berkelanjutan.

Dalam rentang waktu tersebut, lambat laun lahan yang dulunya berupa situ berubah fungsi menjadi lahan kering, hingga kemudian mulai diklaim, dijual, dan dibangun menjadi rumah tinggal.

Alih Fungsi Lahan dan Lemahnya Pengawasan

Salah satu penyebab utama hilangnya Situ Gugur adalah alih fungsi lahan secara bertahap.

Area yang dulunya balong (danau kecil) kini telah berubah menjadi kawasan permukiman. Bahkan, menurut Supian, terdapat rencana pengembangan perumahan baru di atas lahan eks-situ sebelum dihentikan oleh Satpol PP.

"Kondisinya hari ini bisa lihat ya, yang tadinya balong sekarang udah berencana jadi perumahan lagi. Kemarin teman-teman Satpol PP sudah menyetop, tidak ada lagi pembangunan lanjutan di sini,” kata Supian.

Alih fungsi ini diperparah dengan lemahnya pengawasan, tidak jelasnya status alas hak tanah, dan ketiadaan data resmi yang memperkuat posisi lahan sebagai milik negara atau aset daerah.

Akibatnya, lahan yang semestinya dilindungi justru dikuasai dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tak resmi.

Status Sertifikat Jadi Penghambat

Salah satu tantangan besar yang kini dihadapi Pemkot Depok adalah status kepemilikan lahan.

Banyak bidang tanah di eks-Situ Gugur telah bersertifikat atas nama warga. Namun, belum diketahui secara pasti bagaimana proses sertifikasi itu terjadi, mengingat catatan awal menyatakan bahwa lahan tersebut adalah situ.

"Faktanya alas haknya bukan enggak dimiliki warga lah intinya sih seperti itu, itu catatan yang ada di provinsi ini yang memang harus kita koordinasikan ke provinsi," ungkap Supian.

Meski tidak mudah, Supian menyatakan, bahwa setidaknya 1,5 hektar lahan akan diupayakan untuk dikembalikan fungsinya sebagai situ. Langkah ini menjadi tahap awal dalam restorasi ekologis wilayah tersebut.

"Buat saya yang paling prioritas adalah mengembalikan fungsi situ seberapa pun itu kita dapat untuk tahap awal itu prioritas kami,” ujar Supiah.

Hilangnya Situ Gugur di Pasir Putih dan Bedahan, Sawangan Depok memperingatkan tentang pentingnya kebijakan tata ruang yang tegas dan pengawasan ketat dari Pemeritah Kota,.

Selain itu, edukasi masyarakat juga penting dilakukan agar situ-situ lain di Kota Depok tidak mengalami nasib serupa.

DEPOK, KOMPAS.com - Sebanyak 100 unit rumah di Perumahan Al Fatih, Sawangan, Kota Depok, disegel sementara oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Depok.

Tindakan ini dilakukan menyusul dugaan pelanggaran perizinan oleh pihak pengembang yang disebut belum mengantongi Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Penyegelan mencakup 60 unit rumah yang telah berpenghuni dan 40 unit lainnya yang siap diserahterimakan kepada konsumen.

Menurut Kepala Bidang Penegakan Perda Satpol PP Kota Depok, Tono Hendratno Hasan, penyegelan dilakukan setelah pihak pengembang mengabaikan tiga surat peringatan (SP) yang telah dilayangkan oleh Pemerintah Kota Depok.

“Penyegelan ini bersifat sementara, jadi bukan langkah akhir, melainkan upaya mendorong pihak pengembang agar segera menyelesaikan proses perizinannya,” jelas Tono dalam keterangannya, Kamis (24/4/2025).

Penyebab Penyegelan

Penyebab utama penolakan izin ternyata lebih kompleks. Menurut pernyataan Tim Legal Perumahan Al Fatih, Prayanwar Wirama, lahan tempat perumahan tersebut berdiri diklaim sebagai bagian dari rencana pembangunan situ buatan oleh pemerintah.

“IMB belum ada, tapi bukan karena kami tidak mengurus. Sejak awal kami sudah ajukan izin, tapi ditolak karena lahan ini disebut akan dijadikan situ buatan. Tapi sejak perumahan dibangun, situ itu tidak pernah ada,” ujar Wirama saat dikonfirmasi, Kamis (24/4/2025).

Diketahui, klaim terhadap lahan tersebut berasal dari rencana lama yang tercatat sejak tahun 1938, dengan luas total mencapai delapan hektar.

Namun, hingga saat ini hanya lahan yang digunakan Perumahan Al Fatih yang disegel, menimbulkan pertanyaan mengenai konsistensi penerapan kebijakan di lapangan.

Pihak pengembang saat ini tengah menempuh jalur hukum melalui uji materi di Mahkamah Agung (MA) untuk mencari kejelasan status kepemilikan lahan serta legalitas pembangunan yang telah berjalan.

Sementara itu, warga yang telah menempati unit rumah di perumahan tersebut kini menghadapi ketidakpastian, di tengah polemik antara pengembang dan pemerintah.

Sinar Mas Land melalui PT Cisadane Perdana dan Vasanta Group melalui PT Vasanta Daria Development melakukan seremoni perjanjian kerja sama pembentukan perusahaan gabungan yakni PT Sinergi Sinar Vasanta. Kehadiran PT Sinergi Sinar Vasanta bertujuan untuk mengembangkan proyek residensial dan komersial seluas kurang lebih 28 hektare di Depok, Jawa Barat.

Adapun kerja sama tersebut diwakili oleh President Director PT Cisadane Perdana Sherly Najoan dan Director PT Vasanta Daria Development Erick Wihardja di Marketing Office, BSD City, beberapa waktu lalu.

Dalam kolaborasi ini, kedua perusahaan akan mengembangkan kawasan yang mencakup sekitar 2.000 unit rumah dan area komersial di lokasi strategis di kawasan Telaga Golf Sawangan, sebuah kawasan yang telah berkembang pesat dan dilengkapi berbagai fasilitas. Proyek terbaru ini ditargetkan untuk mulai dipasarkan pada kuartal ketiga tahun 2025 dengan tujuan memenuhi kebutuhan akan hunian dan ruang komersial di area tersebut.

"Kami melihat tingginya permintaan akan kawasan residensial yang dirancang dengan baik di Depok. Hunian ini akan menawarkan pengalaman hidup yang nyaman dalam kawasan yang terintegrasi di tengah lingkungan yang asri," kata Deputy Group CEO Strategic Development & Assets Sinar Mas Land Herry Hendarta.

"Berada di lokasi yang dikelilingi ruang hijau serta danau alami, proyek ini menghadirkan kenyamanan hunian bernuansa hijau, sekaligus tetap terkoneksi dengan gaya hidup modern. Kami berharap hunian yang kami bangun nantinya akan menjadi pilihan ideal bagi para profesional, keluarga muda, maupun sebagai aset investasi," sambungnya.

Sementara itu, Group CEO Vasanta Group Denny Asalim mengatakan pihaknya menyambut baik kerja sama tersebut. Pihaknya optimistis kerja sama tersebut dapat memberikan nilai tambah bagi properti di Depok.

"Kami sangat bangga dapat berkolaborasi dengan Sinar Mas Land, salah satu pengembang terkemuka di Indonesia yang telah sukses menghadirkan beragam produk properti unggulan. Dengan pengalaman luas dari Sinar Mas Land dan inovasi dari Vasanta Group, kami optimistis kerja sama ini dapat memberikan nilai tambah bagi produk properti di Depok, serta memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan sektor properti di Indonesia," ujar Denny.

Kawasan residensial dan komersial terbaru ini memiliki lokasi premium dan strategis dengan dua akses jalan utama, yakni Jalan Bojongsari dan Jalan Muchtar. Selain itu, kawasan tersebut terletak di antara dua ruas tol yakni Jalan Tol JORR 2 (Serpong-Cinere) dan Jalan Tol Desari (Depok-Antasari) yang akan semakin memudahkan mobilitas penghuni untuk menuju Jakarta, BSD City, Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan kawasan lainnya di Jabodetabek.

Keunggulan proyek ini semakin diperkuat dengan berbagai fasilitas pendukung yakni fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit Medis Aspen yang terakreditasi internasional dari Australia, Rumah Sakit Brawijaya dan RSUD Depok.

Sementara fasilitas pendidikan kawasan ini dekat dengan sekolah bertaraf internasional, kampus ternama seperti Universitas Indonesia, Universitas Pancasila dan Universitas Gunadarma. Kawasan ini juga berdekatan dengan The Park Sawangan Mall, serta gerai dan toko dari merek-merek terkemuka seperti Mitra 10, Hokben, Burger King, Vilo Gelato, dan Starbucks.

Kolaborasi antara Sinar Mas Land dan Vasanta Group dalam proyek ini mencerminkan komitmen kedua perusahaan dalam menghadirkan kawasan hunian berkualitas tinggi yang mengedepankan keseimbangan antara kenyamanan hidup modern dan keberlanjutan lingkungan. Dengan konsep perumahan yang inovatif dan fasilitas lengkap, proyek ini diharapkan menjadi pilihan utama bagi masyarakat yang mencari hunian premium di Depok.

Banjir kembali merendam Perumahan Asri Sawangan, Depok, Jawa Barat (Jabar) kemarin malam. Tinggi banjir sempat mencapai 80cm.

Pantauan detikcom di lokasi, Minggu (9/3/2025) pukul 11.00 WIB, terlihat banjir sudah surut. Tampak kondisi jalanan di lokasi berlumpur dan menyisakan genangan-genangan.

Ada warga yang tengah membersihkan rumahnya usai diterjang banjir. Tampak di lokasi sepi karena sebagian warga masih mengungsi.

Dari video yang beredar di media sosial warga menggunakan perahu untuk evakuasi. Kapolsek Bojongsari Kompol Fauzan mengatakan tadi malam warga berhasil dievakuasi.

Warga menempati lokasi pengungsian di Musala As-Salam dan rumah warga yang lebih aman.

"Perumahan Sawangan Asri Kecamatan Sawangan air sudah mulai surut ketinggian kurang lebih 80 cm untuk warga sudah berhasil dievakuasi dengan selamat untuk lokasi sementara di Musala As-Salam dan di rumah warga yang lebih aman," kata dia saat dihubungi wartawan.

Banjir 1,5 Meter pada 4 Maret

Banjir sempat merendam Perumahan Asri Sawangan, Depok, Jawa Barat, Selasa (4/3) usai hujan deras. Tinggi air di wilayah tersebut mencapai 1,5 meter. Sebanyak 40 keluarga terkena dampak, dan keluarga tetap bertahan di rumah. Per pukul 13.59 WIB banjir sudah mulai surut.

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Usulkan di sini

Banjir merendam Perumahan Asri Sawangan, Depok, Jawa Barat pagi ini. Tinggi air di wilayah tersebut mencapai 1,5 meter.

Pantauan detikcom di Perumahan Asri Sawangan, Depok, Selasa (4/3/2025), banjir sudah mulai terlihat sejak dari gapura perumahan. Anak-anak terlihat berenang di lokasi banjir.

Sebanyak 40 kartu keluarga (KK) terdampak. Tampak warga sudah mengosongkan rumahnya karena terendam banjir.

Pihak kepolisian, Dinas PUPR dan pejabat setempat terlihat tengah mengevakuasi warga. Lurah Sawangan Baru, Firman mengatakan banjir terjadi sejak pukul 01.00 WIB.

"Ini laporan informasi memang banjir sudah terjadi dari malam hari ya. Air naik dari jam 01.00 WIB. Kemudian terkait dampak banjir memang dari kemarin sudah banjir di sini, hari kedua nih," kata Firman.

Dia mengatakan banjir disebabkan luapan Kali Pesanggrahan. Sebanyak 40 keluarga terdampak akibat banjir ini.

"Memang kalau yang sekarang dampaknya di luapan Kali Pesanggrahan ya. Untuk yang terdampak sekarang ada 40 KK, 45 KK," ucapnya.

Firman menjelaskan warga sudah dievakuasi sejak dini tadi. Saat ini tersisa 5 keluarga yang akan dievakuasi.

"Kalau diungsikan sendiri kan dari semalam sudah dievakuasi ya, penanganan evakuasi. Sekarang tinggal hampir 5-4 kakak yang masih tersisa, yang masih standby di rumah," tuturnya.

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Usulkan di sini

JAKARTA, KOMPAS.com - PT MC Urban Development Indonesia (MCUDI), anak perusahaan dari Mitsubishi Corporation, bekerja sama dengan Vasanta Group merilis Myztro, di Shila at Sawangan, Depok, Jawa Barat.

Shila at Sawangan merupakan pengembangan kota terintegrasi yang menghimpun berbagai fasilitas unggulan seperti rumah sakit, kuliner, toko bangunan, dan lain sebagainya.

Myztro yang berada di kluster Riverie menawarkan dua tipe hunian tepi danau, yaitu tipe M6 unit satu lantai dengan ukuran lahan 6x10 dan tipe M5 yang merupakan hunian dua lantai dengan ukuran lahan 5x10.

Berada di Lokasi strategis, kawasan ini bisa diakses melalui pintu Tol Pamulang dan pintu Tol Sawangan yang mempermudah akses bagi para pekerja.

Presiden Direktur MCUDI Kenji Ono mengatakan Myztro adalah salah satu proyek unggulan Mitsubishi yang berkolaborasi dengan Vasanta Group.

"Kami senang dapat menyediakan kesempatan untuk keluarga muda agar dapat memiliki rumah pertama mereka dengan terjangkau namun tetap mewah di tepi danau," ujar Kenji, Minggu (17/11/2024).

Kawasan ini akan dilengkapi dengan sejumlah fasilitas olahraga, seperti jogging track, sports club, functional training area, basketball court 3 on 3, dan juga sarana olahraga air seperti kayak by the lake.

Chief Executive Officer (CEO) Vasanta Group Denny Asalim menambahkan, hunian ini dirancang untuk keluarga muda yang ingin memiliki gaya hidup praktis dan efisien dengan harga terjangkau.

“Ini adalah kesempatan bagi para keluarga muda untuk memiliki hunian tepi danau di jantung kawasan Shila at Sawangan dengan harga mulai dari Rp 700 jutaan,” ucap Denny.

Di tengah harga tanah yang terus menanjak di wilayah Jabodetabek, Denny menambahkan, Myztro bisa menjadi pilihan tepat bagi para generasi muda untuk memiliki rumah impian pertamanya.

Myztro di kawasan SHILA at Sawangan juga dikelilingi bentang alam yang indah, termasuk danau seluas 26 hektar dan pemandangan Gunung Salak, serta 55 persen kawasan didedikasikan untuk area hijau.